Yukk Simakk...

Hallo agan semua kali ini kita bakalan bahas sesuatu yang aneh banget. Beberapa tahun yang lalu, prospek agama yang menyembah Kecerdasan Buatan akan tampak tidak masuk akal karena tidak mungkin secara teknologi dan tidak dapat diterima secara sosial. Tema mesin sebagai tuhan telah muncul dalam fiksi ilmiah seperti dalam cerita pendek Isaac Asimov, Reason and The Last Question, yang telah menjadi metafora arus utama yang dibuktikan oleh semakin banyak ilmuwan yang secara terbuka menggambarkan kemajuan teknologi dalam agama. Termasuk peneliti dan profesor terkenal seperti Ray Kurzweil, Hugo de Garis, Hans Peter Moravec dan Allen Newell. Kalau penesaran sama agama yang satu ini langsung saja kita bahas.

 

Anthony Levandowski, salah satu pendiri Otto, Waymo dan dikenal sebagai perintis kendaraan otonom sebelumnya dari Google dan Uber, baru-baru ini memulai agamanya sendiri yang disetujui IRS, Way of the Future (WOTF), yang didedikasikan untuk penyembahan Kecerdasan Buatan.

WOTF memiliki fokus pada penyembahan, realisasi, dan penerimaan ketuhanan berdasarkan AI yang dikembangkan dan dibuat melalui perangkat keras dan perangkat lunak komputer. Levandowski bahkan akan menyediakan dana untuk penciptaan dewa seperti dewa itu sendiri dan mengharapkan bahwa teknologi akan melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk menjaga planet daripada yang dilakukan manusia saat ini.

Dalam masa pemerintahan WOTF, peran tempat ibadah mereka adalah untuk memuluskan kenaikan tak terelakkan dari dewa mesin, baik secara budaya maupun teknologi. Dalam peraturannya, WOTF menjelaskan bahwa mereka akan melakukan program penelitian, termasuk mempelajari bagaimana mesin menunjukkan fungsi kognitif seperti belajar dan memecahkan masalah serta mempersepsikan lingkungannya.

 

Untuk sebagian besar, sentimen tekno-religius yang berkembang telah diringkas menjadi perasaan atau intuisi yang sebagian besar dapat didasarkan pada kesamaan antara janji-janji agama dan janji-janji teknologi. Pembentukan tempat ibadah Levandowski's Way of the Future menandai evolusi sentimen tekno-religius dari gerakan marjinal ke sistem kepercayaan yang dilembagakan, yang merupakan lompatan besar dan signifikan yang tidak dapat disangkal.

Gereja Levandowski siap memasuki dunia teknologi yang telah diambil alih oleh perdebatan yang membahas tentang janji dan bahaya AI. Beberapa pemikir, seperti Kevin Kelly di Backchannel awal tahun ini, berpendapat bahwa AI tidak akan mengembangkan kekuatan manusia super dalam waktu dekat, dan tidak ada singularitas yang terlihat.

 

Seperti agama lain, WOTF pada akhirnya akan memiliki Injil yang disebut The Manual. Seperti yang dilaporkan oleh Backchannel pada laporan pertama pada bulan September, meskipun tempat ibadah mereka tersebut didirikan pada tahun 2015. Dokumen IRS menunjukkan bahwa WOTF tetap tidak aktif sepanjang tahun 2015 dan 2016 tidak memiliki pendapatan, pengeluaran, kegiatan atau aset.

Menurut peraturan WOTF, Levandowski akan memegang kendali penuh atas agama yang menjabat sebagai Dekan sampai kematian atau pengunduran dirinya. Seorang penasihat mungkin diminta untuk memberikan perannya jika hukuman kejahatan diajukan atau orang tersebut dinyatakan tidak waras. Levandowski mempertahankan keputusan terakhir dalam pemecatan dan perekrutan dan dia tidak dapat dicopot sebagai Dean untuk alasan apapun.

Sumber referensi : Pribadi & Disini
Sumber gambar : Google Image