broker.budak
TS
broker.budak
Denny Siregar: Anies Baswedan Gubernur Tidak Berguna


Bukan Anies Baswedan kalau enggak aneh kebijakan-kebijakannya. Ada saja yang bikin kita ketawa. Bukan karena orangnya lucu, tapi kebijakannya itu lho suka enggak masuk akal. Ada kebijakan yang aneh, seperti menutup kali item di Jakarta Pusat dengan waring supaya tidak bau katanya.

Nilai proyek waring itu Rp 580 juta, dipakai cuma selama 4 bulan. Bau di kalinya? Tetap menyengat. Tidak ada perubahan. Lha, terus buat apa buang-buang uang Rp 580 juta kalau begitu? Entahlah.

Ada lagi patung bambu getah getih dengan biaya total Rp 550 juta. Tidak sampai setahun, patung itu dibongkar karena sudah lapuk. Ya wajarlah, patung bambu kena hujan kena panas pasti akan lapuk.

Yang bikin ketawa itu, masak begitu saja tidak tahu? Masak harus hilang uang Rp 550 juta hanya supaya tahu bambu itu akan lapuk kalau ditaruh di luar?

Sekarang ada yang aneh lagi kebijakan Anies Baswedan. Ngecat genteng warga yang tinggal di Flyover Tapal Kuda Lenteng Agung. Belum jelas sih berapa biayanya, kalau enggak ratusan juta, biasanya nilainya bisa miliar rupiah.

Masalahnya, apa sih guna genteng warga dicat seperti itu? Supaya cantik? Supaya dikagumi orang? Supaya dipuja-puji? Anies apa enggak tahu, selama pandemi ini ekonomi DKI Jakarta anjlok sampai minus 8,22 persen?


Banyak orang kecil teriak usaha mereka harus tutup karena yang konsumsi sedikit. Orang-orang yang punya pendapatan harian seperti driver online harus megap-megap napasnya karena konsumen mereka berkurang banyak?

Pabrik juga banyak yang mengurangi produksinya karena pembelian melambat, sehingga mereka juga mengurangi jumlah karyawan. Pengangguran di Jakarta naik sebesar 4,41 persen. Dan Jakarta dinobatkan oleh Badan Pusat Statistik sebagai provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia.

Skala prioritas. Itulah yang dilupakan Anies Baswedan. Anies tidak punya empati apa yang paling dibutuhkan warganya sekarang ini.

Anies lupa dengan data-data itu? Lha, sudah jelas kita dalam masalah besar karena pandemi ini, ekonomi tidak berputar, masyarakat kecil banyak yang mengangggur dan lapar, lalu bagaimana mereka bisa menikmati genteng warna-warni yang kamu bangga-banggakan itu?

Apa orang bisa dikasih makan genteng berwarna? Atau cuma dihibur dengan kata-kata, "Bagus ya gentengnya, harusnya kalian bangga punya Gubernur yang bisa ngecat gentengnya jadi berwarna."

Kalau cuma ngecat genteng warna-warni, enggak usah jadi Gubernur DKI, deh Anies. Tuh di Malang, di Kampung Jodipan, tempat mereka sudah lama dicat warna-warni. Mereka juga dulu mengecat daerahnya dengan warna-warni bukan untuk gagah-gagahan atau untuk bagus-bagusan, tapi untuk menjadikan daerah mereka daerah pariwisata.

Dengan begitu ekonomi warga sekitar meningkat karena banyak orang berkunjung ke sana. Jadi, mereka mengecat dinding dan gentengnya itu punya tujuan. Tujuannya adalah ekonomi.

Lha ini genteng di Jakarta dicat warna-warni tujuannya apa? Cuma pengin dipuja-puji? Apa bermanfaat buat warga sekitar secara ekonomi? Atau untuk warga Jakarta secara keseluruhan? Enggak ada kan. Apalagi buang-buang duit ini dilakukan waktu pandemi, pada saat orang butuh uang.

Apa yang dilakukan Anies Baswedan dengan pemborosan uang itu menyakitkan hati banyak orang. Tapi memang ciri khas pemimpin daerah yang tidak bisa kerja adalah dia selalu mencoba mengalihkan perhatian warga dengan hal-hal yang tidak berguna.

Ada yang pakai agama, ada yang pakai citra, dan ada juga yang model Anies itu, supaya dibicarakan orang. Paling gampang memang membuat sesuatu yang bisa dilihat daripada hasil kerja yang bisa dirasakan tapi enggak bisa dipandang.

Sebenarnya tidak ada masalah sih Anies mau ngecat seluruh genteng warga Jakarta dengan warna-warni. Masalahnya adalah urgensi atau skala prioritas. Kalau dilaksanakan pada saat semua sudah beres, tidak ada pandemi, ekonomi kita berputar sehat, dan Jakarta kelebihan duit misalnya, tidak akan ada yang protes, asyik-asyik saja.

Kadang memang kita butuh keindahan, meski juga tidak berguna. Skala prioritas. Itulah yang dilupakan Anies Baswedan. Anies tidak punya empati apa yang paling dibutuhkan warganya sekarang ini.

Atau mungkin juga Anies tidak lupa, cuma dia lagi terkenang masa kanak-kanaknya waktu TK, belajar di ruang warna-warni sambil nyanyi, "Makan apa, makan apa, makan apa sekarang, sekarang makan apa, makan apa sekarang?" Jangan sampai ada yang jawab, "Makan uang Formula E, makan uang Formula E sekarang."

https://www.tagar.id/denny-siregar-a...-tidak-berguna

Vulgar sekaleeemoticon-Ngakak
LZSbatakolonjongkimha420
kimha420 dan 54 lainnya memberi reputasi
51
18.3K
314
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.