Kiara berlari kearah deburan ombak, langkahnya sudah pasti, ia ingin hidupnya terhenti, karena sudah tak kuasa lagi menahan beban hidup yang sekian lama menghimpitnya.

Sang iblis penggoda hati, tertawa dengan pongahnya "satu lagi pengikutku akan datang...hahaha...hahaha...selamat datang wahai hamba nafsu...hahaha....hahaha."

Kiara terus melangkah dengan tatapan kosong. Air mata jatuh membasahi pipinya, isaknya terdengar bersahut-sahutan dengan debur ombak. Langkah kakinya semakin menjauh, tubuh mungilnya nyaris terseret gelombang, saat sebuah tangan menariknya dengan kuat.

Kiaraaaa !!!, Kiaraaa !!, sadar kamu !!, istighfar !!

Rudi yang sedari tadi mengawasi tingkahnya yang ganjil, berhasil menarik tangan mungil Kiara yang hampir hilang ditelan gelombang.

Kiara meronta, tubuhnya menolak diselamatkan, hingga Rudi terpaksa mendaratkan telapak tangannya di pipi Kiara.

Plak..

Kiara diam, matanya menatap tajam kearah Rudi. Tatapannya penuh kebencian dan amarah. Lalu dengan kekuatan entah dari mana, Jari-jemarinya yang dihiasi kuku runcing siap mencakar wajah Rudi, untunglah Rudi dengan sigap menahan serangan yang datang dengan tiba-tiba.

******

Tubuh Kiara telah berhenti meronta, saat Rudi membopongnya ke tepian dan membaringkannya di pasir pantai.

"Apa yang kamu lakukan Kiara ?, kamu kenapa ?. Kenapa kamu sampai senekat itu ?. Kamu bisa mati Kiara ?," ujar Rudi sambil menatap wajah Kiara.

Kiara tak bergeming. Tubuhnya masih dikuasai nafsu, amarah, dendam dan keputus asaan.
Rudi sadar akan hal itu, perlahan ia mulai membacakan beberapa ayat suci dan memohon pertolongan kepada Allah, agar perempuan yang sangat ia cintai terbebas dari belenggu setan yang terkutuk.

*******

Tubuh Kiara terlihat lemah ketika Rudi memapahnya dan mengantarnya pulang. Kiara tidak diantarkan ke rumahnya, tapi ke rumah orang tuanya, karena Rudi takut Kiara akan berbuat nekat lagi.

*******

Disaat hatinya sudah tenang, Rudi memberanikan diri bertanya, apa yang menjadi penyebab Kiara berbuat nekat. Kiara menangis dan mulai menceritakan prahara hidup yang menimpanya.

"Aku malu mas sama kamu."
"Dulu aku menolak kamu, karena mas Anton jauh lebih segala-galanya dari kamu. Tapi ternyata itu bukan jaminan buat kebahagiaan. Mas Anton pergi dengan wanita lain, dan ia sudah mentalak aku mas...huhuhu...huhuhu."

Rudi menarik nafas dalam-dalam, ditatapnya wajah Kiara yang kini mulai menangis lagi. Disapunya air mata kiara dengan jarinya.

"Kiara..aku gak pernah marah sama kamu, aku mencintai kamu dengan tulus. Saat kamu memilih Anton, aku sudah rela, aku cuma ingin kamu bahagia, itu saja."

Rudi mengambil tissu, dan diberikannya pada Kiara.

"Hapus air mata kamu Kiara. Tak pantas kamu menangisi orang yang tidak menghargai kamu. Ingat Kiara !!, seberat apapun masalahmu, jangan pernah melakukan hal bodoh lagi."

Kiara mengangguk dan mulai menyadari kekeliruannya.

********

Dalam Kondisi Apapun, Allah Selalu bersama kita.

“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS.Al-Hadid:4)

Ayat singkat itu adalah salah satu dari ayat-ayat Al-Qur’an yang memberikan kunci dalam menghadapi permasalahan apapun yang sedang kita hadapi.

Saat kita berbicara, Allah mendengar. Saat kita diam, Allah melihat. Saat kita berpikir, Allah tau. Kala kita sendiri, sesungguhnya Allah selalu ada bersama kita.

Allah itu selalu ada buat kita. Disituasi apapun yang kita hadapi. Ketika kita di dzolimi, dalam kesulitan, kebingungan, putus asa, Allah selalu datang memberikan pertolongan, harapan dan jalan keluar. Pintu maafnyapun selalu terbuka bagi kita.

Karena Allah selalu bersama hamba-Nya dimanapun dan dalam kondisi apapun. Jika prinsip ini tertanam kuat dalam diri kita, maka kita akan kuat menghadapi semua masalah.