mamaproduktifAvatar border
TS
mamaproduktif
Dibalik Kisah Romantis Syekh Ali Jaber Bersama Sang Istri
Dibalik Kisah Romantis Syeikh Ali Jaber Bersama Sang Istri


sumber

Jika berbicara tentang syeikh Ali Jaber mesti semua orang tahu bahwa beliau adalah seorang pendakwah.

Pendakwah yang rela mengabdikan hidupnya karena cinta pada Indonesia.
Betapa tidak?

Ulama yang mempunyai nama asli Ali Saleh Mohammed Ali Jaber ini sebelumnya adalah warga negara Arab Saudi yang lahir di Kota Madinah dari kecil sekolah hingga kuliah dan dibesarkan pun di kota tersebut.

Namun, pada tahun 2008 beliau mulai berdakwah di Indonesia hingga akhirnya naturalisasi kewarganegaraan pada tahun 2012.

Singkat cerita, syekh yang meninggal di usia 44 tahun ini mempunyai istri yang berasal dari Lombok dan keduanya memiliki tiga orang anak kelahiran Lombok pula.

Syekh Ali begitu menghargai sang istri Umi Nadia. Hal itu terbukti pada saat acara podcast dengan the father of YouTube yaitu Dedy Corbuzier 3 bulan lalu 16 September 2020.

sumber

Beliau menjawab dengan tenang ketika sang istri sedang cemburu tepatnya saat membuka handphone sang syeikh ada foto jamaah wanita.

Kurang lebih begini percakapannya : “Kok foto sama perempuan ini?” tanya istri syeh Ali Jaber suatu malam ketika membuka Hp sang suami tercinta.
Syeh Ali Jaber tidak marah, tidak menganggap istrinya tak sopan telah berani membuka-buka Hp nya. Bahkan setelah mendengarkan istrinya marah-marah, dengan tenang syeh bertanya, “sudah sayang?”
“udah.” Jawab istrinya manja.
“terus apa, maunya apa?” tanya syeh pada istrinya.
“hapus foto.” Jawab istrinya tegas.
“ya, kamu hapus saja sendiri.”kata syeh Ali Jaber tetap dengan tenang.
“Sudah hapus, sudah tenang? Ada lagi?”
“gak usah pakai Handphone lagi!”
“siap... matiin aja handphone, buang aja.” Syeh ali Jaber dengan yakin mengabulkan permintaan istrinya dan memilih untuk tidak pegang Handphone selama dua tahun.

Begitu kurang lebih potongan cerita syeh Ali jaber pada acara podcast di channel Deddy Corbuzier beberapa bulan lalu.

Lalu apa yang bisa kita ambil pelajaran dari kisah syeh Ali jaber ketika dimarahi istrinya karena ada foto jamaah perempuan di Handphone-nya?

Syeh Ali jaber mengajarkan pada kita semua bahwa setiap rumah tangga pasti ada masalah baik masalah besar maupun masalah kecil. Besar kecilnya masalah itu bukan terletak pada jenis masalahnya tapi pada cara bagaimana menyelesaikan masalah itu dengan baik.

Seberapapun besarnya masalah jika cara penyelesaiannya tepat maka akan terasa kecil dan cepat mendapatkan solusi.

Tapi sebaliknya, masalah yang kecil bisa berubah menjadi besar karena cara penyelesaiannya salah, tidak fokus pada mencari solusi tapi justru semakin menambah masalah.

Bayangkan jika syeh Ali Jaber tersinggung dengan istrinya yang buka handphone beliau, lalu marah-marah dan melempar handphone itu ke wajah istrinya.

Bayangkan seandainya beliau berprinsip bahwa istri harus menghormati suaminya, tidak boleh protes apalagi dalam kondisi suaminya baru pulang dari bepergian.

Atau bayangkan jika syeh Ali Jaber merasa istrinya cemburu bukan pada tempatnya dan menganggapnya istri yang posesive sedangkan satu sisi beliau adalah pendakwah yang tidak mungkin lepas dari para ‘penggemar’ perempuan khususnya emak-emak.

Tentu kejadian di atas bisa menjadi masalah yang besar jika sang suami bukan sosok seperti syekh Ali Jaber. Seorang suami yang fokus mencari solusi ketika menemukan masalah.

Seorang kepala rumah tangga yang sangat menyayangi istrinya dan tidak menganggap istrinya sebagai wanita lemah yang harus selalu diam, menurut dan tidak boleh protes sama sekali.

Seorang imam yang lebih memilih mengalah demi keadaan yang lebih tentram dibanding mementingkan ego-nya sebagai lelaki kuat yang terkenal, yang bisa menghidupi keluarganya dengan baik dan yang sebenarnya mungkin bisa dengan mudah mencari wanita lain untuk dijadikan istri kedua, ketiga atau bahkan keempatnya.

Tapi beliau memilih untuk berdamai dengan keadaan dan memahami apa yang dirasakan oleh istrinya itu tak lain karena besarnya cinta sang istri pada beliau.

Padahal di sisi lain, kesaksian dari Muhammad Agung Izzul Haq yang beberapa kali membersamai syekh berdakwah pada program Damai Indonesiaku, mengisahkan bahwa setiap kali para jamaah khususnya jamaah perempuan teriak-teriak memanggil nama syekh Ali Jaber, beliau dengan tenang tetap meresponnya dengan ramah tapi tidak pernah lupa memberi isyarat dengan tangan agar jamaah perempuan tetap menjaga jarak.
“Agar tidak menimbulkan fitnah.” Katanya menirukan kalimat dari sang ustadz.

Kisah tersebut seakan-akan mewakili perasaan semua para istri, juga berharap agar para suami bersikap lemah lembut, santun dan menghargai para istri dan masih banyak lagi akhlak baik beliau yang patut kita teladani.



Selamat jalan syekh. insyaAllah husnul khotimah. Allahummagfirlahu warhamhu wa'afihi wafuanhu.

Quote:



Penulis: @mamaproduktif
Opini pribadi
Referensi dari berbagai sumber
sumber
Diubah oleh mamaproduktif 14-01-2021 13:51
one slashersAvatar border
kaskus.noviaAvatar border
ketanggung1706Avatar border
ketanggung1706 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
3K
40
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Wedding & Family
Wedding & Family
icon
8.8KThread9.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.