Emang rumah lo beton ya? Lalu ada plafon? Pantes ada kelelawar. Kelelawar kan paling betah tinggal di plafon.

Kelelawar, hewan malam yang kadang dijadikan peribahasa bagi orang yang jarang tidur, mata kekelawar. Yang lebih gede lagi, kalong. Kelakukannya kaya kalong. Maksudnya bila malam keluar rumah. Bila siang tidur seharian.

Tapi pernahkah kita terpikir kalau di atas plafon rumah kita ada kelelawar yang bersarang? Tiba-tiba saja di lantai ada debu tipis berwarna hitam. Padahal setiap hari lantai tersebut kita sapu.

Gejala semacam ini adalah tanda awal adanya kelelawar yang bersarang di atas plafon. Kotoran kelelawar begitu kering berubah menjadi debu. Dan bila sudah banyak, karena kecilnya debu tersebut akan masuk ke sela-sela plafon dan jatuh ke lantai.

Sedikit demi sedikit lama-lama akan jadi bukit. Begitulah mungkin ungkapan yang tepat. Tapi ini bukit betulan, bukit kotoran kelelawar.

Sementara daya tahan plafon yang hanya diperkuat oleh paku kecil, suatu saat akan terkelupas. Dan bila tidak diperhatikan suatu saat akan jatuh. Nah! Kalau jatuhnya pas menimpa anak kita yang sedang bermain. Alangkah mengerikannya.

Bahan plafon yang terbuat dari triplek kayu mungkin tidak akan seberat plafon yang terbuat dari asbes. Asbesnya sendiri sebelum ada kotoran kekelawarnya sudah begitu berat. Apalagi ditambah kotoran kelelawar.

Penting bagi kita yang memiliki rumah di mana setiap kamarnya memiliki plafon. Mencermati adanya tanda-tanda kekelawar apakah sudah bersarang apa tidak sangat penting.

Untuk mengetahui apakah di atas plafon rumah ada kekelawar sebenarnya cukup mudah. Bagi mereka yang penciumannya masih peka pasti dapat mencium aroma kotoran kekelawar. Kotoran tersebut memang berbau khas.

Kalau penciumannya rada terganggu, bisa pada saat selepas senja biasanya kelelawar akan keluar dari angin-angin rumah. Kelelawar akan keluar pada waktu malam dan begitu selesai makan kelelawar akan pulang ke plafon tersebut sambil mengunyah makanan yang didapat.

Sebenarnya jika ingin mengambil manfaat dari kotoran kelelawar tersebut bisa dengan mengumpulkannya.

Kotoran kelelawar yang selama ini dianggap hanya sebagai sampah (guano) ternyata di Amerika dan Jepang, kotoran kelelawar sangat banyak manfaatnya, terutama untuk bahan baku produk kecantikan atau kosmetik. Kotoran kelelawar juga bisa menjadi bahan baku pupuk.

Kepala Dinas Peternakan Jatim, Maskur setiap tahun ekspor kotoran kelelawar ke Amerika dan Jepang rata-rata mencapai 1.332 ton pada tahun 2015.

Hayuk siapa yang ingin menjadi pemasok kotoran kelelawar, cukup sediakan plafon rumah dalam kondisi kotor. Niscaya kelelawar akan bersarang. Lumayanlah daripada pelihara burung walet.

Di lapak online kotoran kelelawar dibandrol Rp 30.000 sampai Rp 50.000 lumayanlah buat tambahan penghasilan. Jika ingin sih. Jika tidak, ya sebaiknya perhatikan kondisi plafon rumah kita. Jika ada kemungkinan kelelawar telah bersarang. Tinggal usir saja.

Cara mengusirnya ya pasti dengan manual, bisa digunakan jaring ikan yang diletakkan pada jalan masuk kelelawar tersebut. Satu persatu kelelawar akan terjaring, sementara sisanya akan takut mendekat dan pergi menjauhi rumah kita.