Manajemen rumah sakit kesehatan, dan keselamatan kerja (k3) sangat mudah dipahami.

Saat kebakaran modal utama yang harus dilakukan supaya selamat dari kebakaran adalah komunikasi.

"SOPnya berbunyi siapa saja yang melihat pertama kali api yang tidak dikehendaki artinya ada kebakaran maka yang dilakukan adalah teriak code red,code red, code red," jelas Sulistyani saat menjelaskan manajemen kebakaran di rumah sakit, melalui pertemuan virtual.

Lulusan Universitas Airlangga sebagai sarjana kesehatan masyarakat, Sulistyani menjelaskan code red adalah sebagian dari bunyi SOP, lalu hendaklah orang yang melihat api menyebutkan area yang terbakar.

Tak hanya berhenti setelah memberikan informasi kebakaran, orang yang melihat api diharapkan mengambil apar (alat pemadam kebakaran) yang ada di sekitar papan tanggap darurat.

"Ambil apar bawa ke lokasi kebakaran, cabut pin pengaman, arahkan ke sumber api, semprot tekan handlenya dengan kuat semprot apinya," lanjutnya menjelaskan secara virtual.

Mudahnya memadamkan api sehingga tidak perlu panik, jika prosedur dilakukan dengan benar maka selesai sudah kebakaran setelah api padam.

"Api yang awal biasanya dipadamkan dengan satu apar kecil aja sudah bisa selesai," ucap Ibu dua anak ini.

"Kemudian yang ke dua apabila ada temennya yang teriak code red, code red maka yang mendengar otomatis berfungsi bertugas sebagai tim komunikasi, tim komunikasi akan menghubungi bagian paga, penjagaan nomornya 3048 (setiap rumah sakit memiliki nomor komunikasinya sendiri)," tambahnya.

Semua harus terhubung dan harus siap siaga apabila terjadi kebakaran sehingga bantuan bisa segera berdatangan dari seluruh bagian keselamatan di rumah sakit.

Telfon ke bagian bengkel listri saat terjadi kebakaran tak boleh terlupakan, lalu setelah melakukan kontak dengan semua bagian keselamatan saatnya melakukan evakuasi pasien.

Ibu yang bercita-cita membangun rumah ini menjelaskan, evakuasi pasien dilakukan apabila kebakaran masih terjadi atau kebakaran yang tidak kunjung padam dengan apar kecil.