HAI AGAN DAN SISTA



Mengalami kekerasan dalam rumah tangga dapat menimbulkan trauma tersendiri bagi para korban. Ada yang jadi takut terhadap laki-laki, ada yang enggan menikah kembali, ada yang depresi dan bunuh diri, ada pula yang malah bangkit dan melakukan tindakan "balas dendam".

Nah, kali ini ane akan bercerita tentang seorang nenek berusia 63 tahun asal Israel. Di usianya yang sudah kepala enam, tapi dirinya tampak sangat kuat dengan tubuh kekar penuh otot.

Apa yang sudah terjadi pada nenek tersebut? Untuk apa ia merubah postur tubuhnya seperti itu? Untuk tahu jawabannya, simak threadini sampai habis.

Kajja!





Perkenalkan, namanya Claudine Shoval. Namun, orang-orang lebih mengenalnya sebagai Iron Lady. Tahun ini, ia memasuki usia 64 tahun. Namun, sama sekali tak tampak gurat renta layaknya lansia wanita biasa pada dirinya. Ia tampak sehat. Ia tampak bugar. Ia tampak kuat.

Sekarang, ibu dari empat orang anak dan nenek dari dua cucu ini, begitu dielukan dan disegani. Ia adalah juara binaraga wanita Israel dan mempertahankan gelar itu selama 8 tahun berturut-turut. Tak hanya itu, ia juga berhasil menoreh prestasi di kejuaraan Inggris dan Rusia. Prestasi yang luar biasa untuk seorang wanita tua bukan?



Banyak orang yang kagum atas kekuatan nenek yang satu ini. Bagaimana tidak? Ia bahkan bisa menarik satu truk hanya menggunakan tali tambang. Namun, sudahkah kamu kagum dengan kekuatan mentalnya? Ia tidak akan menjadi seperti sekarang, jika ia memiliki mental yang lemah. Sebab dahulu, Claudine bukanlah wanita perkasa.

Claudine pernah menikah. Bahkan 24 tahun lamanya. Dari pernikahan itulah, empat orang buah hati lahir dari rahimnya. Namun, pernikahan Claudine tak sebahagia yang awalnya ia kira. Suaminya berbeda. Ia adalah monster. Emosinya tak terkendali. Sehingga Claudine-lah yang menjadi sasarannya.

"Jika kau tak melakukan apa yang kupinta, kubunuh kau!" Claudine menirukan ucapan mantan suaminya dalam suatu wawancara.

Wanita mana yang tidak takut bila sudah diancam seperti itu, yakan? Apalagi ini oleh suami sendiri. Hal itu tentu lebih berbahaya lagi. Karena kebanyakan suami merasa sudah memiliki istrinya sepenuhnya, sehingga ia bebas untuk melakukan apa saja. Memukul, menghina, dan bahkan membunuhnya.



Hal itulah yang terjadi pada Claudine selama 24 tahun pernikahan. Kala itu ia sama sekali tak bisa melawan. Ia lemah dengan tubuhnya yang kurus. Karena tidak ada perlawanan itulah, makanya mantan suami Claudine semakin liar untuk menyakitinya.

Claudine sempat putus asa dengan hidupnya. Ia tidak sanggup menghadapi kekerasan rumah tangga yang dipukulkan suaminya. Namun, bayangan keempat anaknya tiba-tiba muncul di benaknya. Ia berpikir, apa jadinya anak-anak jika dirinya tiada? Lagi, Claudine mencoba bertahan demi kebaikan buah hatinya.

Namun, seberapa betul kuatnya seseorang bertahan, jika setiap hari menelan pahitnya pernikahan, pasti akan jenuh juga bukan? Maka setelah berpikir panjang, Claudine pun mengambil keputusan besar itu. Ia menyudahi pernikahannya. Ia meninggalkan suaminya dan membawa keempat anak mereka pergi.

Usianya 50 tahun ketika bercerai. Di usia itu pula, ia memulai awal hidup baru. Ketika orang lain mulai mendatangi gym ketika berumur 20 tahun. Maka tidak dengan Claudine. Wanita itu mengambil jalan yang beresiko. Di usia kepala lima, ia pun memulai kehidupan barunya.



Claudine berolahraga setiap hari. Ia menjalankan diet sehat. Menjauhi makanan manis dan memperbanyak menyantap sayur dan protein. Ia membentuk tubuh kurusnya menjadi lebih berisi. Ia mengubah tubuh lemahnya menjadi sangat kuat dengan urat dan otot-otot yang bertonjolan.

Ya, itulah Claudine sekarang. Ia sangat kuat. Jika ada laki-laki yang mencoba untuk menamparnya seperti dulu, maka tak segan-segan Claudine akan membantingnya ke lantai.

"Dulu aku lemah. Sekarang aku kuat dan bisa melakukan apa saja."

Claudine belajar dari pengalamannya, bahwa begitu banyak wanita di luar sana yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Mereka juga memilih bertahan demi anak-anaknya. Untuk itulah, Claudine bergabung menjadi relawan polisi. Ia ikut menyingkap kasus kekerasan dalam rumah tangga, dan memberi motivasi kepada para wanita yang menjadi korban.

Itulah Claudine, wanita dengan seribu kesakitan yang menjelma menjadi Iron Lady yang tak terkalahkan.

***



Ada banyak yang bisa kita pelajari dari kisah Claudine. Pertama, sebagai wanita, seseorang harus berani mengambil keputusan. Seperti Claudine yang memutuskan untuk mengakhiri pernikahannya dan memulai hidup baru.

Ya, bercerai memang tidak baik. Namun, jika pernikahanmu tak lagi berlandaskan cinta dan kasih sayang, hormat dan pengertian, malah berbumbu kekerasan. Ya, apa gunanya di pertahankan? Jaga dirimu dan mentalmu! Kamu berhak bahagia!

Demi kebaikan anak-anak? Ayolah! Tidak ada anak yang mentalnya baik-baik saja jika tinggal bersama orang tua yang tidak harmonis. Apalagi jika anak tersebut melihat sang ayah menyiksa ibunya. Bisa-bisa dendam pun menyelimuti hati anak itu kelak.

Selanjutnya, sebagai laki-laki, hendaknya jadilah laki-laki yang respectful. Menikahi seorang wanita, bukan berarti kita memiliki wanita itu seutuhnya. Wanita berhak atas diri dan ketenangan mentalnya sendiri. Wanita berhak atas perlindungan suami, bukannya malah menyakiti. So, jika kamu benar-benar tak lagi menyukai istrimu, tinggalkan!

Pernikahan memang mengandung asam dan garam, pahit dan manis. Semuanya harus dilalui oleh suami dan istri agar pernikahan tersebut terus bertahan. Namun, jika sudah berbasis kekerasan fisik dan mental, sebaiknya salah satu dari pasangan mengambil keputusan besar. Tinggalkan, dan mulai kehidupan baru!

Xoxo

Sekian



A thread by: serbaserbi.com
Gambar: Google image
Sumber: 1, 2, 3



Gomawoyo