
Ibumu, ibumu, ibumu. Tak salah ibumu disebutkan Rasulullah tiga kali sebagai orang yang wajib dihormati. Jasa ibu mulai dari mengandung, melahirkan, dan menyusui, tidak akan terbalas dengan apapun. Bahkan ibu akan rela melakukan apa saja untuk melindungi anak-anaknya. Maka pantaslah ibu menjadi pintu surga.
Aku masih ingat, kejadian enam tahun lalu. Di mana ketika itu, hanya ibu yang menyemangati dan membelaku di saat aku sedang berada di jurang kehancuran. Semua saudara mengucilkan, ayah pun agak marah padaku. Hidup rasanya sudah tidak berguna. Hampa. Semangat hidup pun hampir meredup. Namun, ibu terus saja menyemangatiku.
Walau hatiku dulu mengharu biru, tapi bagiku itulah kenangan terindah. Di mana ibu selalu ada menemani, mendekap, dan menguatkanku ketika berada di fase terbawah. Ibu bagai payung, yang melindungiku dari hujan dan teriknya panas matahari. Ribuan atau bahkan milyaran ucapan terima kasih pun tidak cukup untuk ibu. Terima kasih, pintu surgaku.

Maaf, bu. Bukannya membalas jasa, aku malah lebih sering menyusahkan ibu. Namun, tidak pernah kudengar sekalipun keluh kesah yang terlontar dari lisanmu. Ah, aku memang bukan anak yang baik. Ibu selalu saja menolongku, tidak memandang usiaku yang sudah cukup dewasa.

Jika diberi waktu sehari penuh bersamamu, ingin rasanya ku jadikan ibu ratu, yang hanya cukup perintah saja. Biar aku yang mengerjakan semua pekerjaan ibu. Kurela menjadi dayangmu, Ibu. Akan kumasakkan apapun untuk ibu dan kita akan pergi seharian, jika ibu bosan berada di rumah.
Pokoknya hal yang membuatmu senang, akan kulakukan untuk pintu surgaku.

Quote:Dear, Pintu Surgaku
Aku harap ibu selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Sehat dan kuat terus ya, Bu. Aku tahu hari ibu bukan hanya satu hari, tapi setiap saat. Namun, tidak ada salahnya aku ungkapkan semua kesalahanku padamu hari ini, Bu.
Maaf, maafkan anakmu ini yang tidak bisa membanggakan seperti anakmu yang lain. Selalu saja aku melakukan kesalahan yang berulang-ulang. Baru saja meminta maaf, lalu beberapa saat kemudian melakukan kesalahan lainnya. Aku terlalu ceroboh, Bu.
Mungkin milyaran kali meminta maaf, tidak akan cukup menebus semua kesalahanku. Namun, bukankah lebih baik meminta maaf, daripada tidak mengakui kesalahan?
Sekali lagi MAAFKAN, Anakmu ini, Bu. Ridho anakmu ceroboh ini.
Dari anakmu yang sering menyusahkan.
Aku harap ibu selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Sehat dan kuat terus ya, Bu. Aku tahu hari ibu bukan hanya satu hari, tapi setiap saat. Namun, tidak ada salahnya aku ungkapkan semua kesalahanku padamu hari ini, Bu.
Maaf, maafkan anakmu ini yang tidak bisa membanggakan seperti anakmu yang lain. Selalu saja aku melakukan kesalahan yang berulang-ulang. Baru saja meminta maaf, lalu beberapa saat kemudian melakukan kesalahan lainnya. Aku terlalu ceroboh, Bu.
Mungkin milyaran kali meminta maaf, tidak akan cukup menebus semua kesalahanku. Namun, bukankah lebih baik meminta maaf, daripada tidak mengakui kesalahan?
Sekali lagi MAAFKAN, Anakmu ini, Bu. Ridho anakmu ceroboh ini.
Dari anakmu yang sering menyusahkan.
Pintu Surgaku