Wanita paling kokoh yang kutahu hanyalah ibu. Ibu yang biasa kupanggil emak ini, bagiku wanita yang luar biasa. Di usia yang tidak lagi muda, kerut yang ada di mana-mana, tapi ingatannya masih sangat tajam.

Cukup banyak kenangan indah bersamanya. Hingga detik ini, yang membuatku sangat bersyukur, ia masih saja mewarnai hari-hariku. Usianya yang sudah kepala delapan, aku masih dapat membersamainya. Semoga ia panjang umur dan sehat selalu.

Emak, wanita yang melahirkan kami tujuh bersaudara, sangat kuat dalam mengasuh kami. Dahulu, emak tidak hanya mengasuh kami, tetapi emak juga membantu bapak bertani.

Bapak adalah anak tunggal, ibu kusebut wanita kokoh, karena saat bapak sakit, emaklah yang merawat hingga kepergiannya. Setelah bapak tiada, emak jugalah yang merawat nenek dengan sabar.

Saat nenek dari bapak sakit, emaklah yang merawatnya sendiri, karena memang emak adalah menantu satu-satunya. Meski nenek sering memarahi emak, tapi emak tetap kuat dan sabar. Emak hanya memaklumi bahwa nenek sudah tua, dan ada penyakit pikunnya orang tua. Hanya itu yang dikatakannya, emak tetap berlaku dan bersikap baik. Bagiku apa yang dilakukan emak itu sungguh luar biasa.

Emak memang wanita kokoh tidak tertandingi baik hati maupun raganya. Syukur selalu kupanjatkan, aku masih bisa menjaganya dan mendampinginya di usia senjanya.


Kenangan bersama emak yang indah tidak terlupakan, saat emak mendampingiku wisuda dan saat aku hendak melepas masa lajang. Emak mendekap erat tubuhku, berbisik di telingaku dan bisikannya itu adalah do'a-do'a kebaikan untukku. Selain itu, nasihat emak di telinga ini saat itu masih saja terngiang.



Emak sangat suka ketika diajak jalan-jalan, jika suatu hari aku ada kesempatan full bersamanya, aku akan mengajaknya berlibur, berjalan-jalan kemanapun emak mau. Aku akan menuruti semua yang diingininya, selain wisata, aku akan mengajaknya wisata kuliner, karena itu yang disukanya.











Semoga Allah selalu memberkahi kebersamaan kita, aamiin.