• Beranda
  • ...
  • Sista
  • Ibu, Bidadari tak Bersayap, Namun Berhati Malaikat

suciasdhan
TS
suciasdhan
Ibu, Bidadari tak Bersayap, Namun Berhati Malaikat




Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dear, Mimih ....

Ucapan adalah doa. Dan kalimat itu memang benar adanya. Mimih pernah berucap bahwa Mimih tidak akan pulang menghadap-Nya sebelum bisa melihat cucu dariku.






Sumber: Youtube Channel BackstreetBoysVEVO

Show me the meaning of being lonely
Is this the feeling I need to walk with?
Tell me why I can't be there where you are
There's something missing in my heart (Show Me The Meaning of Being Lonely by Backstreet Boys)


Penggalan lirik lagu di atas paling mewakili perasaanku, ketika menerima kabar duka itu. 01 Juli 2020 adalah hari yang sangat menohok batinku dan sungguh mengaduk-aduk perasaan. Rasa sedih yang teramat sangat, hancur, juga tak percaya bercampur jadi satu. Lututku terasa lemas mendengar kabar menyakitkan itu. Hari itu, engkau telah benar-benar pergi, berpulang pada-Nya, meninggalkan banyak kenangan manis yang tak terhingga, ketika Mimih masih ada di antara kami. Mimih, duniaku seakan-akan runtuh. Hari itu, kami menyadari, bahwa kami, anak-anak, para menantu, dan semua cucumu, tak akan lagi bisa menyaksikan senyum lembut dan tatapan hangat darimu. Indera pendengaran kami tak akan lagi menangkap nasihat-nasihatmu yang penuh kasih. Mimih, sungguh aku akan sangat merindukan semua itu.

Mimih, aku tak menyangka, Idul Fitri bulan Mei 2020 kemarin adalah lebaran terakhir yang kami lewatkan bersamamu. Satu bulan sebelum hari raya, Kakakku mengabarkan bahwa engkau jatuh dari depan gerbang rumah, ketika hendak berjalan ke luar untuk berjemur di bawah sinar matahari pagi. Satu hal yang rutin selalu Mimih lakukan setiap hari. Malahan, aku, suami, dan putraku sempat menengok.

Mimih pada waktu itu hanya tersenyum manis dan berkata bahwa dirinya baik-baik saja sembari berbaring di atas kasur. Padahal, kami benar-benar sangat khawatir, karena mengingat usia engkau yang sudah tak lagi muda. Aku masih ingat permintaanmu pada waktu itu. Engkau menginginkan lebaran tahun ini semua anak, cucu, juga menantumu untuk berkumpul, tak ada satu pun yang boleh absen.

Alhamdulillah, benar saja pada hari lebaran itu, engkau tampak segar bugar. Wajahmu terlihat berseri-seri melihat kami semua berkumpul, momen yang sangat jarang terjadi karena kesibukan masing-masing. Binar indah terpancar dari kedua matamu, menyaksikan tingkah dan canda tawa cucu-cucumu. Namun, sayangnya, kita tak sempat berfoto bersama keluarga besar. Mimih, hanya ada satu kenangan fotomu bersama ketiga putri kesayangan. Kami semua mengira, Mimih akan kembali fit seperti sediakala. Namun, sayangnya, bulan-bulan berikutnya usai lebaran, kondisimu malah semakin menurun. Sama sekali tak bisa beranjak dari atas pembaringan. Tubuh ringkihmu semakin kurus kering saja. Kondisimu pada waktu itu benar-benar memprihatinkan, membuat kami tak kuasa berurai air mata setiap kali menatapmu.



Mimih, bila engkau bertanya tentang kenangan paling berkesan yang aku lewati bersamamu, sebenarnya aku sungguh merasa bingung. Sebab, semua hal yang kulewati bersamamu, adalah kenangan yang sangat indah dan tak mungkin aku lupa. Namun, pada bulan Agustus 2019 engkau minta untuk menginap di kontrakan yang kutempati bersama keluarga kecilku. Senang rasanya mendengar hal itu. Maka, aku pun memboyong Mimih dari rumah Kakak ke kontrakan kami.

Maafkan aku, Mimih, bila selama menginap di sini, engkau merasa tak nyaman dengan kondisi kontrakan kami yang sempit. Pada waktu itu, aku merasa sangat senang bisa mengajakmu jalan-jalan ke Ciwalini, salah satu pemandian air hangat yang berada di Ciwidey. Bahagia rasanya, menyaksikan tawa lebarmu, mengamati tingkah putraku yang Mimih bilang lagi lucu-lucunya dan menggemaskan. Mimih, bagiku, kenangan inilah yang paling berkesan dan membekas, karena raut wajahmu terlihat sangat bahagia. Engkau banyak berceloteh riang juga bercanda bersama putraku.



Mimih, bila saja Allah bisa mengabulkan permintaanku, untuk satu hari saja menghabiskan waktu bersamamu, aku ingin mengajakmu kembali bermain ke tempat-tempat wisata di sekitar sini yang belum pernah engkau lihat. Ingin bercerita tentang tempat-tempat wisata itu, dan melihat lagi binar indah juga tawa bahagiamu ketika aku ajak jalan-jalan ke tempat yang belum pernah Mimih kunjungi. Lalu, kita makan singkong rebus, ubi rebus, dan kacang rebus kesukaanmu. Semua makanan yang Mimih inginkan di detik-detik sebelum engkau mengembuskan napas terakhir. Semua makanan favoritmu itu sering kau ucapkan dengan terbata di sela-sela aku menyuapimu dengan bubur bayi, karena hanya itu yang bisa engkau terima dan masuk ke dalam mulutmu.

Mimih, masih terngiang-ngiang, nasihat darimu satu minggu sebelum engkau berpulang. Masih terasa hangat dan lembut belaian tanganmu di kedua pipiku. Kala itu, engkau berkata,"Nak, kamu harus bisa menitipkan diri pada suamimu juga keluarga dia, sebab sekarang, ayah ibu dia adalah orang tua kamu juga. Jadilah istri yang baik dan berbakti pada suamimu, karena kini, kamu adalah seutuhnya tanggung jawab dia. Jagalah anakmu baik-baik, cucu yang paling Mimih sayang. Urus dan didik dia dengan baik agar kelak menjadi sosok yang bermanfaat untuk semua orang."

Mimih, ada satu hal yang belum sempat aku ceritakan padamu. Engkau memang tahu, sejak SMA aku sangat suka membaca dan menulis. Namun, pada waktu itu aku belum berani menunjukkan karya-karyaku itu padamu. Engkau memang sempat bilang, ingin melihat dan membaca tulisanku itu dalam bentuk cetak. Alhamdulillah, pada tahun 2017, keinginanmu itu baru bisa aku wujudkan. Tetapi, lagi-lagi aku masih belum percaya diri untuk menunjukkan cerpen perdanaku padamu.

Mimih, pada hari bertambahnya umurku kemarin, sebenarnya ada satu hal lagi yang sangat ingin aku tunjukkan padamu. Sebuah antologi yang aku persembahkan untukmu yang ditulis bersama komunitas P2M (Perempuan-Perempuan Menulis) pada momen Hari Ibu tiga tahun yang lalu. Namun, terlambat, engkau keburu dipanggil menghadap-Nya. Aku ingin membacakan puisi dan cerpen yang kutulis di buku itu, sembari bergelayutan manja di pelukanmu. Semoga engkau suka dengan tulisanku yang masih belum sempurna ini.

Spoiler for Antologi Miracle of Mom:


Mimih, walau aku tahu kasih sayangmu tak mengharap balas, namun, izinkan aku mengurai kata maaf. Maafkan putrimu ini yang belum bisa membalas semua hal terbaik yang engkau berikan padaku. Maafkan putrimu yang belum sempat bisa membahagiakan hidupmu. Maafkan putrimu yang selalu merepotkanmu, ketika engkau masih ada. Maafkan putrimu yang belum bisa menjadi sosok kebanggaan.

Mimih, terima kasih telah menjadi Ibu yang terbaik untukku, hingga aku menjadi diriku yang sekarang ini. Semoga di alam keabadian sana engkau ditempatkan di tempat terindah di sisi-Nya dan berkumpul bersama almarhum ayah juga almarhum kakak, putramu yang nomor 10. Mimih, rinduku padamu yang kurasakan di setiap helaan napas, sungguh tak berujung. Dan, bila Mimih bertemu mereka di alam sana, sampaikan bahwa aku rindu mereka juga.

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ciwidey, 15 Desember 2020
With Love and Hugs
Putri bungsumu yang selalu kau anggap masih kecil

@suciasdhan

Sumber:
Dokumen pribadi

Ibu Ratu yang tak bermahkota

Youtube Channel BackstreetBoysVEVO



Diubah oleh suciasdhan 15-12-2020 23:45
betiatinaevihan92riwidy
riwidy dan 45 lainnya memberi reputasi
46
5.7K
92
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sista
Sista
icon
3.9KThread7.4KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.