• Beranda
  • ...
  • Manado
  • [COC Reg. Manado] Evolusi Angkutan Umum Di Manado

mr.zen204...Avatar border
TS
mr.zen204...
[COC Reg. Manado] Evolusi Angkutan Umum Di Manado
Jenis mobil angkutan kota (angkot) di Kota Manado mengikuti trend dari Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia. Riwayat perjalanannya, dari bemo ke ‘ST20'.


Oto Becak, Oto Kacili

Kase Lari Sambilan Puluh

Banyak Orang Suka Pa Ngana

Ngana Bilang Ngoni Jo dulu


Lagu ini populer di kalangan orang-orang Minahasa sampai tahun 1990-an. Tapi mungkin ia sudah ada sejak tahun 1960-an. Rupanya ia menggambarkan  kehidupan masyarakat Manado masa itu. Tentang  teknologi kendaraan umum. “Oto becak, oto kacili” hendak mau menyebut jenis angkutan umum  populer di kota Manado dan kota-kota lain di Indonesia masa itu. Namanya bemo atau becak motor.

Spoiler for manado jadul:


Bemo adalah kendaraan beroda tiga dengan mesin sepeda motor sebagai angkutan dalam kota yang umum di Indonesia tahun 1960-an. “Luar Jawa seperti Medan, Ujung Pandang dan Menado, ia menjadi dasar untuk angkutan umum berjurusan tetap,”  tulis Prisma edisi April 1981.

Waktu tahun 60-an, torang ja nae bemo. Dari terminal di Pasar Delapan, iko jalan Samrat kong ke terminal Pasar Sembilan. Kalo mo trus, ka terminal sekitar Jarod, dekat pasar 45 sekarang. Depe ongkos Rp. 50,” kata Novline Rewah yang melewati masa kanak-kanak dan remaja di Kota Manado.


“Bemo rupanya lebih populer digunakan sebagai angkutan umum di kota-kota,”  tulis  Widyapura, Volume 3-4  tahun 1985.


Bemo bertahan sampai tahun 1970-an. Sebuah foto hitam-putih yang menunjukkan kota Manado tahun 70-an merekam bemo yang sedang melaju di jalanan. Foto itu juga menggambarkan jalanan kota Manado yang masih lengang.

Spoiler for manado jadul lagi:


Di Jakarta, kiprah awal bemo berhubungan dengan perhelatan beberapa kegiatan bertaraf internasional. Soekarno menyiapkan bemo sebagai angkutan umum untuk masyarakat Jakarta.  “1500 Bemo pertama diperkenalkan di Jakarta. Jakarta selama tahun 1960-1964 adalah kota yang sibuk. Selain Asian Games pada tahun 1962, terdapat Ganefo pada tahun 1963,” tulis Farabi Fakih dalam Membayangkan Ibukota Jakarta di bawah Soekarno, terbit tahun 2005.


Bemo diproduksi oleh Daihtsu, Jepang pertama kali tahun 1957. Nama lahirnya bukan bemo, melainkan Midget. Nama ‘bemo’ adalah pemberian orang Indonesia, yang artinya becak motor.


“Model tersebut pertama kali diperkenalkan di Negeri Sakura pada 1957. Sementara di Indonesia baru digunakan lima tahun kemudian, atau pada 1962 menjelang ASEAN Games,” tulis Ghulam Muhammad Nayazri "Ada Bemo di Pameran Tokyo Motor Show 2017" termuat pada Kompas.


Tahun 1980-an awal, di Manado mulai masuk kendaraan roda empat yang diproduksi oleh Suzuki. Suzuki Carry ST20, yang kemudian populer orang Manado menyebutnya “ST20”.  


Mobil ini mulai diproduksi di Jepang pada tahun 1976. Masuk ke Indonesia mulai tahun 1978. “Proses produksi mobil ini pada awalnya hanya dilakukan di Iewat prefektur Shizouka Jepang. Namun karena aturan pajak kendaraan bermotor di Indonesia tahun 1973, jadilah mobil ini juga dirakit di Indonesia,” tulis Charis Alfan dalam artikelnya berjudul Suzuki Carry Truntung ST20 termuat dalam mobilmotorlama.


Dari pabriknya di Jepang, tulis Alfan, mobil jenis ini diproduksi dalam bentuk pick up. “Namun karena masa produksinya bertepatan dengan masa jayanya industri karoseri, muncul juga Suzuki Truntung dengan bodi minibus,” tulis Alfan.


Dalam bentuk minibus untuk angkot, ‘ST20 dapat memuat 7 penumpang. Enam penumpang di bagian belakang yang duduk menghadap ke depan, masing-masing tiga kursi kiri dan kanan, dan satu penumpang di depan bersama sopir. Karena desain awalnya pick up, maka antara sopir dan penumpang di belakang  terdapat pembatas.


Sepanjang tahun 1980-an, angkutan kota (angkot) bernama ‘ST20’ ini melayani orang-orang Manado berpergian di dalam kota. Ke pasar, mengantar murid-murid ke sekolah, dan ke kantor bagi para pegawai. Ongkos sekali jalan per satu penumpang Rp. 100. Itu berlaku untuk jarak jauh-dekat.


Seperti nasib bemo ketika ‘ST20’ mulai populer, ketika mobil angkot dengan jenis dan tipe yang lebih mutakhir memenuhi jalanan kota Manado, mobil dengan mesin LJ50 2 stroke 539cc ini juga mulai terpinggir.


‘ST20’ mungkin dapat dipamerkan dalam pergelaran Manado Fiesta 2018, sebagai angkot klasik, penuh sejarah dan kenangan tentunya bagi masyarakat Kota Manado atau siapapun yang pernah berkunjung ke sini. 


Oh ya, trend  ‘ST20’ di tahun 80-an itu memunculkan satu ungkapan yang ‘viral’ dalam bahasa hari-hari orang-orang Minahasa pada umumnya: ‘kaca bok’. Ini menunjuk kaca di pinggir kanan dan kiri pintu masuk belakang yang khas.”Kaca bok’, adalah frasa dalam bahasa Manado, kata bok artinya ‘tikungan’ tapi untuk menyebut kaca ia berarti ‘melengkung’.


Ungkapan ‘kaca bok’ ini kemudian menginspirasi kelompok penyanyi Pangkers membuat lagu berjudul “Oto Kaca Bok”. Lagu ini menggambarkan Kota Manado yang mulai padat dengan kendaraan. Para sopir yang mengejar setoran untuk eknar. Syairnya juga menyebut trayek angkot di masa itu. Ini syair lagunya:

Spoiler for nih evolusinyaa:


Dulu depe nama pasar 45

Kalo sekarang so jadi pusat kota

Tu oto-oto model kaca bok

Samua baku cako di sana

Dorang baku rebe cari panumpang

Mo dusu jang sampe dia ba tombo

Tako pe eknar, si tuang oto

Dasar mikrolet kaca bok

Jurusan Karombasan Sario Wanea

Lewat jalan Samratulangi

Kalo mo pi Tuminting deng Wawonasa

Pasti lewat kuala jengki

Banjer deng ke Paal Dua

Lewat Yos Sudarso, Kalo Teling 14 Februari

Seluruh tulisan di thread ini diambil dari sini



ElviHusnaAvatar border
adolfsbasthianAvatar border
jokoariyantoAvatar border
jokoariyanto dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.1K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Manado
ManadoKASKUS Official
279Thread385Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.