Masih inget mantan? Masih kangen? Masih belum moveon?
Rasanya gimana saat inget mantan? Senyum-senyum sendiri atau malah sebel setengah mati?
Ah, silahkan agan sista jawab sendiri-sendiri. Mau jawab di kolom komentar atau jawab di hati. Terserah aku tak mau mengekang kebebasanmu karena lepas dari bayang-bayang mantan itu susah, euh.
Setelah mempunyai hubungan yang baru salah gak sih jika menanyakan masalah mantan ke doi?
Gak salah menurut ane, selagi tujuannya untuk mencari tahu kesalahan di masa lalu dan mengambilnya sebagai pelajaran agar tidak terjadi kesalahan yang sama. Akan tetapi jika keinginan tahuan itu hanya untuk membandingkan mantan dengan kekasih yang sekarang, sebaiknya itu jangan dilakukan. Ini menurut ane loh ya.
Kemarin ane lemparkan pertanyaan ini ke publik fb. Ngakak habis baca komenan dari ketan, setan, gore(ngan) kangen, crepy, pingin bully, list pacar doi sekarang lebih jelekkan, scroll diam-diam, liat mantan online kagak tapi takut mau nyapa.
Ah, serba-serbi soal mantan itu pokonya bikin nganu. Selalu menarik untuk dibicarakan. Sebagai tema tulisan, lagu, bahkan konten video. Sedang rame juga di sebelah *mantan challenge*
Nah, ngomong-ngomong soal mantan, ane jadi keingetan nih sama puisi ini.
Quote:
SAAT SEORANG MANTAN MENELEFON
Karya: Norman Adi Satria
Saat seorang mantan menelefon,
bilang menyesal dan masih sayang,
kukatakan padanya:
aku juga
aku juga menyesal dan masih sayang
tapi bukan kepadamu
melainkan pada seseorang
yang tak mungkin lagi
menelefon atau kutelefon.
Kamu tahu siapa orangnya.
Seseorang yang dulu selalu kamu cemburui.
Ya, dia. Siapa lagi?
Kamu masih beruntung,
aku masih mau mengangkat telefonmu
dan tidak mengataimu anjing.
Padahal kamu dulu anjing banget lho.
Sudah ya, aku sibuk.
Lho, kenapa tiba-tiba menangis?
Menangisi mantan itu bodoh tahu!
Aku sering melakukannya
dan lihat, sekarang aku jadi apa?
Iya sih penyair, tapi puisinya? Itu-itu aja!
Tentang dia lagi, dia lagi, dia lagi.
Sudah ya, bye.
Jakarta, 24 Februari 2019
Norman Adi Satria
sumber
Gokil banget kan gansis?
Nah terakhir ane ingin nitip surat buat mantan, semoga tak keberatan ya.
Quote:
Untukmu
yang pernah buat hatiku hancur
Dear mantan ....
Sore ini langit terlihat sangat bersih, setelah hujan deras mengguyur bumi. Tak ada lagi awan mendung, hanya langit kebiruan serta awan putih menggantung. Indah. Meski demikian, hujan menyisakan genangan di jalanan, becek dan berlubang, seperti bongkahan luka di hamparan hatiku.
Luka ini telah sembuh sejak lama, hanya saja gerimis menjelang senja mengingatkanku padamu. Ditambah pertemuan tanpa sengaja kemarin lusa di sebuah pusat perbelanjaan. Kau sendirian tanpa istrimu, begitu pun aku. Aku bukanlah seorang pecundang, hingga aku tak menghindar saat kita berpapasan. Saya, hello mengalir begitu saja.
Aku masih ingat kata-katamu kemarin. "Kau terlihat lebih cantik sekarang," katamu memujiku. Tersanjung? Pastilah kau berpikir demikian. Iya, bukan? Hal inilah yang membuatku ingin mengungkapkan apa yang tersimpan dalam relung hati terdalam.
Kesedihan saat kepergianmu, membuka kisah cinta selanjutnya. Belajar dari rasa sakit, aku mendapat kekuatan untuk bangkit dan membuka mata hati menerima dan merasakan ketulusan cinta yang lain.
Dear mantan ....
Ada rasa sesal kenapa dulu ku tenggelam dalam perasaan begitu dalam. Padahal tak seharusnya begitu, sementara kau bukan kekasih halalku.
Dear mantan ....
Dari semua yang terjadi tetap ada hal yang patut disyukuri. Karenamu, aku menemukan cinta sebenarnya dan memahami karakter lelaki. Pria yang serius mencintai tak butuh waktu lama menggandeng mesra dalam dekapan dosa. Ia segera mengajukan tanya pada Tuhannya, antara lanjut atau berpisah sebelum cinta tumbuh merekah. Menemukan jawaban dalam Istighoroh di sepertiga malam. Perbedaan sikap signifikan antara kau dan dia (kekasihku sekarang) denganmu, membuatku cepat mengambil keputusan untuk mengiyakan ajakannya menuju pelaminan.
Ya, Pria itu yang kini ada di sampingku adalah sahabatmu. Kedatangannya dulu, tanpa cahaya yang menyilaukan mata, tetapi ketulusan sikap membuat hati nyaman dan terpikat. Seseorang yang tak pernah terlihat, karena pandangan mata ini selalu tertuju padamu. Sosok pria berwajah manis itu tampak memesona saat meraih tanganku dan menopang tubuh ini hingga tak sempat terjatuh saat kau hempas ke jurang kehampaan.
Kepergianmu pernah kutangisi tetapi lini kusyukuri. Maaf jika ini terdengar sadis, tetapi inilah yang kurasakan. Aku bersyukur hubungan kita tak berlangsung lama, semua hanya sekelumit kisah asmara masa muda. Pujian serata rayuanmu kemarin membuatku semakin yakin. Kau memang sosok pria yang kurang baik. Kasihan istrimu, seandainya ia tahu kau masih sempat merayu mantanmu, tentu ia akan sedih dan cemburu.
Surat ini adalah sebuah pemberitahuan bahwa aku tak selugu dulu, yang mudah terjebak pada rayuan murahan. Sebagi sahabat aku mengingatkan, janganlah suka menyakiti dan merendahkan perempuan, karena kau terlahir dari seorang perempuan.
Sekian dan wasalam.
Jangan lagi mengganggu
di duta atau pun maya
Aku yang sekarang
Terima kasih agan sista sudah msmpir dan baca.
Gitu doang threadnya?
Ya emang gitu aja, cuman lagi pingin nulis gak pake mikir cuma mengingat dan merasakan.
Bagaimana pun, mantan adalah masa lalu.
Seburuk-buruknya masa lalu tak bisa lepas dari kehidupan kita sekarang. Ambil pelajaran dari masa itu agar tida terulang kesalahan yang sama.
So, jadilah kita yang lebih baik dari kemarin.
Terima kasih.
Opini pribadi
Ruji, 5 Desember 2020