• Beranda
  • ...
  • Buku
  • [COC] SITTI NURBAJA, Benarkah Dipaksa Menikah? Siapa Dia Sebenarnya?

Mahbubah127
TS
Mahbubah127
[COC] SITTI NURBAJA, Benarkah Dipaksa Menikah? Siapa Dia Sebenarnya?
Assalamualaikum Agan Sista pecinta buku.



Saya kali ini akan sedikit mengulas buku lawas berjudul Siti Nurbaya.

Quote:


Siapa sih yang gak familiar dengan nama satu itu? Namanya sering disebut orang-orang. Terutama jika bersinggungan dengan perjodohan atau budaya yang bersifat jadul.

Padahal, Gansist tau gak? Bahwa stereotip yang dilekatkan orang padanya itu banyak yang salah kaprah. Dikit-dikit bilang, "Gak mau ah, kayak Siti Nurbaya. Atau, kaya jaman Siti Nurbaya aja."

Seolah-olah Siti Nurbaya itu ikon perjodohan yang sangat dipaksakan. Seorang gadis kampung yang jauh dari pendidikan dan hidup penuh derita.

Lah yang bener gimana? Yup, jika kita mau sedikit meluangkan waktu dan membaca buku ini sebentar saja maka akan kita temui kenyataan yang berbanding terbalik dengan stigma yang sering dilontarkan masyakat pada umumnya.

Saya jadi ingat pelajaran bahasa Indonesia oleh guru saya waktu sekolah dulu. Beliau berkali-kali menegaskan bahwa Siti Nurbaya ini sebenarnya tidak dipaksa kimpoi melainkan terpaksa kimpoi.

Lalu apa bedanya dipaksa dengan terpaksa? Ya jelas berbeda. Dipaksa itu adalah kemauan orang lain agar seseorang menuruti kehendaknya. Kalau terpaksa itu kemauan dari diri sendiri yang didasari oleh keadaan yang sangat penting atau darurat.

Nah, dari penjelasan di atas kira-kira Agan Sista  sudah bisa mengambil benang merahnya belum? Atau masih penasaran dengan isinya?

Namanya review tetap saja kita tidak dibenarkan menjabarkan keseluruhan isi ya Gansist. Namun, saya akan memberi ulasan sedikit sesuai dengan kode etik review.

Quote:


Di dalamnya menceritakan tentang kisah cinta seorang gadis bernama Siti Nurbaya dan kekasihnya Samsul Bahri. Settingnya diambil pada jaman penjajahan Belanda. Lokasi cerita adalah Padang Sumatera Barat.

Siti Nurbaya adalah seorang anak tunggal dari seorang petinggi daerah atau jika jaman sekarang adalah setara lurah atau mungkin camat. Sedangkan Samsul Bahri adalah anak seorang sahabat Sutan Mahmud (Ayah Siti). Keduanya sudah bersahabat sejak bayi sehingga sudah seperti saudara kandung. Seperti halnya Siti, Samsul Bahri juga anak tunggal.

Kebersamaan yang terbina sejak bayi menumbuhkan benih-benih cinta di hati keduanya seiring waktu. Apalagi keduanya sama-sama cantik, tampan, terpelajar, dan sama-sama dari keluarga terhormat.

Namun, keduanya harus berpisah sebab Samsul Bahri harus pergi sekolah ke Jakarta untuk mengenyam pendidikan kedokteran yang tidak tersedia di kampung halamannya.

Selama kepergian Samsul ke Jakarta, sesuatu terjadi pada keluarga Siti Nurbaya. Sutan Mahmud terlilit hutang kepada Datuk Maringgih yang mana diketahui dia adalah seorang saudagar kaya raya yang umurnya telah renta dengan istri yang banyak.

Namun, Datuk Maringgih adalah orang yang pelit, curang, dan serakah. Bahkan kepada dirinya dan istri-istrinya pun demikian pelit. Dia hanya ingin menumpuk harta dan bersenang-senang melalui istri-istrinya.

Sifat culas itu dia gunakan untuk menjerat Sutan Mahmud agar bisa mendapatkan putrinya yaitu Siti Nurbaya sebagai istri. Maka dibuatlah perjanjian hutang itu dengan syarat, hutang akan lunas jika Sutan Mahmud mau menyerahkan Siti Nurbaya.

Sutan Mahmud keberatan. Dia tidak ingin menyerahkan putrinya pada orang macam Datuk Maringgih. Memikirkan hal ini membuat Sutan Mahmud sakit-sakitan. Semakin hari kesehatannya semakin melemah.

Melihat hal itu ibalah hati Siti Nurbaya. Ia mau menyanggupi penawaran dari Datuk Maringgih. Dia tak tega menyaksikan ayahnya menderita. Sementara semakin hari beban hutang semakin bertambah.

Dengan pernikahan itu apakah Siti Nurbaya bahagia? Yang jelas ada banyak lika-liku yang dilaminya. Lalu bagaimana hubungannya dengan Samsul Bahri? Semua jawaban ada di buku ini.

***

Dalam buku ini terdapat juga adegan mesra, tetapi tidak kebablasan. Saya rasa masih dalam batas yang wajar sebagai bumbu cerita bergenre roman.

Jadi tidak melulu membahas kesedihan dan penindasan. Masih banyak plot-plot yang sengaja tidak saya ungkap di sini agar tidak dianggap spoiler. Bahkan ending dari cerita ini pun sangat tidak terduga.

Ada bagian di mana Samsul Bahri pulang dengan nama berbeda.

Roman ini memang dibuat jaman bahuela. Namun, cerita di dalamnya tidak kalah dengan novel-novel jaman sekarang.

Bahasa yang indah khas melayu menjadi kan ceritanya mengalir seolah-olah nyata.

Kita juga menjadi banyak belajar adat istiadat dan pemandangan kota Padang di masa lalu sekaligus belajar sastra pada jaman itu.

Nah selamat membaca Gansist. Terima kasih atas atensinya. Salam.

Penulis : Mahbubah
Sumber opini : Pribadi
Sumber Gambar : Pribadi

Probolinggo 2 Desember 2020
sunshii32tien212700jokoariyanto
jokoariyanto dan 12 lainnya memberi reputasi
13
2.5K
82
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
Buku
icon
7.7KThread4KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.