i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Menanti Kiprah Pasukan Khusus TNI Buru Ali Kalora cs


Menanti Kiprah Pasukan Khusus TNI Buru Ali Kalora cs

Jakarta - Sepak terjang kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Sulawesi Tengah (Sulteng) licin bagai belut. Pasukan khusus TNI telah diterjunkan untuk memburu teroris pimpinan Ali Kalora itu. Akankah Ali Kalora cs tertangkap?
Awalnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutuk pembunuhan sadis yang menewaskan empat orang di Sigi, Sulawesi Tengah, pada Jumat (27/11) sekitar pukul 10.00 Wita.

Empat anggota keluarga itu ditemukan tewas mengenaskan di sekitar rumahnya. Mereka diduga dibantai oleh kelompok Ali Kalora.

Kapolri Jenderal Idham Azis kemudian diperintahkan Jokowi mengusut tuntas jaringan pelakunya.

Selain itu, ada perintah kepada Panglima TNI. "Saya juga sudah memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI untuk meningkatkan kewaspadaan," tambahnya.

Bagi Jokowi, peristiwa keji ini adalah tragedi kemanusiaan. Dia mengucapkan dukacita kepada keluarga korban. Dia menegaskan tidak ada tempat untuk terorisme di Indonesia.

Menindaklanjuti perintah Jokowi, TNI telah memberangkatkan pasukan khusus ke Sulteng. Pasukan tersebut dikirimkan dalam misi memperkuat pasukan Satgas Tinombala, yang merupakan gabungan TNI-Polri, yang telah ada.


Sat Gultor 81 TNI AD

30 Personel Pasukan Khusus TNI Dikirim ke Poso

Tentara Nasional Indonesia (TNI) memberangkatkan pasukan khusus untuk memburu kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Sulawesi Tengah (Sulteng). Pasukan diterbangkan menggunakan pesawat TNI AU dari Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Puspen TNI dalam keterangannya, Selasa (1/12/2020), menerangkan pasukan tersebut dikirimkan dalam misi memperkuat pasukan yang sudah ada di Poso, Sulteng.

TNI akan menindak tegas pelaku pembunuhan warga sipil di Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, pada Jumat (27/11). Pengerahan pasukan ini dilakukan untuk menumpas kelompok MIT.

"TNI akan menindak tegas atas pelaku pembunuhan yang dilakukan oleh MIT," tegas Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Panglima TNI mengharapkan doa seluruh bangsa Indonesia agar operasi ini bisa berjalan dengan lancar. Dia juga berharap masyarakat mendukung operasi menangkap kelompok MIT pimpinan Ali Kaloraini.

"Dengan dukungan operasi tersebut, saya yakin kelompok MIT yang melakukan kejahatan atas penduduk yang tidak berdosa segera tertangkap," ungkapnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Didik Suparnoto mengatakan pasukan TNI dari Jakarta sudah tiba. Ada sebanyak 30 orang yang dikirim ke Poso.


Sat Bravo 90 TNI AU

Jejak Ali Kalora Diburu di 3 Titik Pegunungan

Kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) terus dikejar tim gabungan TNI dan Polri di pegunungan di Sulawesi Tengah (Sulteng).

"Seperti kemarin tim masih melakukan pengejaran. Jadi kita sama-sama doakan untuk hal tersebut karena memang permasalahan yang seperti kemarin saya sampaikan bahwa rentang wilayahnya memang mereka selama ini dari Poso, kemudian Parimo (Parigi Moutong), kemudian Sigi di pegunungan di atas 2.500 mdpl," kata Karo Penmas Humas Polri, Brigjen Awi Setiyono, Selasa (1/12/2020).

Saat ini jumlah pasukan yang dikerahkan juga semakin banyak. Pasukan khusus TNI yang dikirim dari Jakarta ikut memburu kelompok yang dipimpin Ali Kalora tersebut.


Den Jaka TNI AL

"Mulai dari kemarin saya sampaikan Satgas Tinombala, Densus 88 Antiteror Polri, Satbrimob Polda Sulawesi Tengah dibantu oleh TNI. TNI juga ada disana. Bahkan hari ini ada informasi tambahan dari TNI AD dan Marinir Angkatan Laut sebanyak 30 orang baru tiba digeser dari Poso," kata dia.

Selain operasi penegakan hukum, penanganan situasi di Sulteng juga melibatkan pihak lain termasuk tokoh agama. Karo SDM Polda Sulteng pun memberi pemulihan kondisi psikis warga yang jadi korban kelompok teroris.

Moeldoko Ungkap Kendala Tangkap Ali Kalora cs

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan kendala menangkap kelompok teroris Ali Kalora cs.

Moeldoko, yang pernah menjabat Panglima TNI, mengatakan wilayah kekuasaan MIT pimpinan Ali Kalora adalah medan yang berbukit-bukit. Ditambah lagi, vegetasi yang masih lebat.

"Intinya bahwa saya tahu persis medan di sana, medannya, gunungnya berlapis-lapis, itu sangat luas. Hutannya masih cukup lebat dan masyarakat itu tinggal cukup berjauhan sehingga untuk menjaga rasa aman mereka tidak mudah," ujar Moeldoko di gedung Bina Graha, Jakarta Pusat, Selasa (1/12/2020).

Aparat yang tergabung lewat Satgas Tinombala sebenarnya sudah berhasil melawan Santoso--pemimpin MIT sebelum Ali Kalora--hingga tewas. Rupanya, MIT tetap masih melancarkan sejumlah teror saat berganti komando ke Ali Kalora.

"Kalau kita gambarkan di sini mungkin kok susah amat sih nggak bisa diberesin. Tapi kalau teman-teman melihat medannya di sana yang gunungnya itu berlapis-lapis seperti itu memang tidak mudah, apalagi mereka dalam jumlah yang kecil," ujar Moeldoko.

Moeldoko menambahkan hambatan lainnya adalah kelompok Ali Kalora bisa membaur dengan masyarakat. Mereka juga tergabung dalam kelompok kecil dan sudah menguasai 'daerah operasi'-nya.

Anggota kelompok Ali Kalora tercatat tinggal 11 orang.

"(Anggota) Ali Kalora ada 11 orang, termasuk Ali Kalora," ujar Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Didik Suparnoto saat dihubungi, Selasa (1/12/2020).

Didik mengatakan kelompok Ali Kalora diperkirakan memiliki 2 senjata api. Rinciannya, 1 senjata laras panjang dan 1 laras pendek.

Sementara itu, pemasok amunisi ke kelompok Ali Kalora masih diselidiki. Didik menuturkan kelompok Ali Kalora berada di kawasan Gunung Biru.
sumber

*********
Sebenarnya, semenjak Revisi UU nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme disahkan menjadi Undang-Undang, payung hukum penanganan tindak terorisme makin kuat, jelas, dan pasti. Dan TNI pada akhirnya bisa dilibatkan secara penuh dalam pemberantasan terorisme ini.

Setelah sekian lama revisi UU itu mandeg sejak tahun 2016, pada akhirnya rakyat bisa menilai, mana pihak yang sengaja menunda dan tidak setuju dengan berbagai macam alasan, mana yang setuju dengan alasan kepentingan bangsa yang lebih besar.

Dan berbicara mengenai terorisme, selalu ada pihak yang bermain aman, memakai dua kaki. Ada politikus busuk yang bermuka dua. Ada partai oportunis yang sensi. Ada ormas munafik. Atau orang-orang busuk yang mempunyai standar ganda berlindung atas nama HAM. Kita tak perlu menyebut satu persatu siapa mereka, ormas apa, partai apa, LSM apa. Yang jelas pointnya sama, beroposan terhadap pemerintah. Dari yang tersinggung atas nama agama, teriak soal HAM, keberatan pada fungsi TNI, badan pengumpul dana sosial yang membantu kelompok teroris luar negeri dan dalam negeri, sampai ormas yang bangga dengan ISIS dan meminta kaum muslim memotong hewan qurban untuk menghormati kematian beberapa teroris.

Jihad. Satu kata itu yang selalu jadi pertentangan ummat muslim di Indonesia. Dan ummat muslim tak bisa mengelak, bahwa doktrin jihad hanya ada pada agama Islam. Jihad yang mempunyai banyak arti, dikerdilkan oleh sebagian muslim hanya demi pertumpahan darah. Amar Ma'ruf Nahi Munkar katanya. Menghalalkan darah lawan, entah sesama muslim atau diluar muslim. Dan ketika terorisme yang lekat dengan dunia Islam disandingkan dengan Islam itu sendiri, mereka tersinggung. Mereka bilang bahwa terorisme tidak mengenal agama. Terorisme bukan ajaran agama. Terorisme tidak bisa disamakan dengan agama. Membantah yang lain, tapi membenarkan yang lain, meskipun dalam ruang yang berbeda. Ini menggelikan. Coba tanya kepada si laknat Ali Kalora ini, yang mungkin bagi sebagian orang, diam-diam dan malu-malu, menganggap manusia laknat ini sebagai pahlawan. Atas dasar apa dia melakukan semua ini? Pasti mereka akan mengatakan : Jihad! Apa tujuan mereka? Satu kata : Menegakan Khilafah! Atas dasar apa mereka melakukan semua itu dalam sebuah negara yang punya pemerintahan yang sah? Jawabnya : Ini pemerintah Thagut! Jika kita runut semuanya, maka hal ini sama dengan mereka yang ada dalam ormas keagamaan macam FPI, GNPF, atau PA 212, meskipun formatnya berbeda.

Ada hal yang terlupa. Bahwa dengan UU hasil revisi UU nomor 15 tahun 2003 mengenai Terorisme ini, sebenarnya Bachtiar Nasir, Munarman, Rizieq Shihab, dan seluruhnya yang menjalankan Ormas FPI, GNPF, dan PA 212, sudah bisa dipidana dan diseret ke meja pengadilan dan diganjar hukuman berat. Kenapa? Karena jejak mereka mendukung terorisme sudah nyata dan terang benderang. Bachtiar Nasir jelas mendukung pemberontak FSA di Suriah. Munarman berbaiat dengan ISIS. Dan FPI yang dipimpin Rizieq Shihab pernah mengeluarkan statement berpihak kepada ISIS. Sementara yang lain? Berkolaborasi dengan FPI. Benang merahnya ada. Dan definisi terorisme itu luas. Menebar teror di masyarakat dengan statement berisi ancaman-ancaman sudah termasuk dalam definisi terorisme. Meskipun bukan melalui senjata, tapi teror akal, teror moral, teror logika, terus mereka sebar ke masyarakat. Dan ini sangat membahayakan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Lalu siapakah yang bisa dikatakan sebagai pendukung terorisme ini? Mereka yang kemarin bersuara keras pada penurunan baliho, yang mendadak bangga dengan OPM dan mengkerdilkan TNI. Dan soal penurunan baliho, jangan terlalu bodoh hanya melihat sebagai penurunan baliho. Bahwa pada dasarnya sebuah baliho yang diturunkan itu adalah ancaman jangka panjang keutuhan bangsa dan negara ini. Dan manusia-manusia durjana yang melakukan pembiaran sebenarnya adalah penghianat. Mereka merasa besar, punya kedudukan, tapi nyalinya macam marmut.

Kembali kepada soal Ali Kalora ini yang ditenggarai hanya mempunyai 2 senjata api, sebenarnya ini seperti kumpulan kecoa yang diburu oleh kawanan harimau yang garang dan ber armor lengkap. Tidak sebanding. Tapi sebenarnya TNI dan POLRI patut "berterimakasih" kepada kelompok teroris dan OPM. Kenapa? Karena mereka punya sasaran hidup untuk latihan tembak yang dihalalkan negara. Dan berburu kawanan unta atau kunyuk tak perlu bicara soal HAM. Kesampingkan saja dahulu. Toh bagi mereka juga tak ada HAM. Lantas buat apa peduli pada HAM?

Segeralah habisi. Bukan jamannya lagi mengais rejeki dari dana opsus seperti jaman Orba. Ingat, satu nyawa prajurit itu tidak sebanding dengan 100 nyawa politikus kardus.

Kejar sampai dapat, dan habisi!
Diubah oleh i.am.legend. 01-12-2020 19:04
kuyakzzzAvatar border
nirankaraAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 65 lainnya memberi reputasi
62
10.1K
221
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.