rizadwi88Avatar border
TS
rizadwi88
Bad Luck
Hari ini aku mengadakan meeting dadakan dengan para klien di sebuah hotel bintang lima yang ada di tengah kota. Karena sudah terlalu malam, dan kondisi badan sangat lelah, akhirnya menginap di salah satu kamar VIP-lah yang jadi solusinya.


Karena sangat mengantuk, begitu masuk kamar, segera kujatuhkan diri ke atas kasur hotel yang super empuk. Hingga tanpa terasa, aku pun tertidur pulas


Di sepertiga malam, suara berisik dari kamar sebelah benar-benar mengusik ketenangan dan membuatku terbangun.


Aku kesal!


Aku tak terbiasa tidur dengan suara berisik seperti itu.


Dengan dongkol, aku turun dari ranjang. Berjalan keluar dan mulai menghampiri kamar sebelah.


Kugedor pintu itu dengan kesal dan memperingatkan penghuni kamar tersebut dengan nada marah. Sedetik kemudian, keadaan mulai tenang. Hening.


Aku tersenyum menang, dan kembali menuju kamar lagi. Tapi ...


Sial!


Pintu kamar tertutup rapat secara otomatis. Tak bisa terbuka jika tanpa memakai ID card.


Aku mengumpat kesal.


Kuraba-raba saku kemeja dan celana, mencari ID card kamar.


Mataku membelalak lebar, saat menyadari apa yang tengah terjadi.


Ya Tuhan!


Aku tak memakai apa pun saat meninggalkan kamar!


Hanya celana pendek tipe boxer dan kaus singlet yang melekat di tubuh. Sementara kemeja dan celana panjang sudah kutanggalkan dalam kamar.


Itu berarti, ID card juga tertinggal di dalam.


Aaargh! Sial! Sial!


Aku mulai merasa sedikit panik.


Dengan kondisi pakaian seminim ini aku terlantar di lorong hotel.


Aku harus mencari akal. Tak mungkin terus berada di luar kamar dengan keadaan seperti ini.


Akhirnya aku segera berlari menuju lift. Kutekan tombol menuju lobby. Lift pun bergerak turun. 


Di dalam lift, aku terus berdoa, semoga tak ada siapa pun yang menghentikan lift ini. Agar tak ada yang tahu kondisiku yang memalukan ini.


Rupanya Tuhan tak mendengar doaku.


Tepat di lantai ke lima, pintu lift tiba-tiba terbuka. Aku terlonjak kaget. Refleks, kedua tangan menutupi bagian terlarangku.


Jantungku berdetak sangat kencang. Keringat dingin mengucur deras.


Sepi!


Tak ada siapapun di depan pintu lift yang terbuka. Aku celingukan untuk memastikannya.


Ternyata memang tak ada siapa-siapa.


Sial!


Siapa yang iseng, sih?!


Tak ingin kejadian serupa terulang lagi, kuputuskan untuk keluar lift dan berencana memilih menuruni tangga darurat.


Namun, Dewi Fortuna tak jua berpihak padaku. Di dekat lift sebelah kiri, mataku menangkap sosok gadis muda berambut pendek yang sedang berdiri menyandar tembok. Gadis berkacamata hitam itu terdiam dan mengarahkan pandangannya padaku.


Aku panik!


Sontak saja aku berlari ke menyusuri lorong sebelah kanan. Rupanya jalan buntu. Hanya ada jendela besar di depanku.


Tak mau ambil resiko dituduh sebagai pria cabul yang berkeliaran tengah malam oleh gadis tersebut, aku buru-buru membuka paksa jendela besar itu. Untungnya di luar jendela terdapat pijakan selebar empat puluh senti-an, cukup untuk berdiri sementara di situ.


Tanganku mencengkeram kuat pinggiran jendela di sisi luar. Mataku terus mengawasi gadis yang masih setia berdiri di dekat pintu darurat.


Angin malam berhembus. Terasa dingin menusuk kulitku yang hanya berkaus tipis. Aku menggigil kedinginan.


Sudah cukup lama aku menunggu di tempat ini, tanganku mulai kebas. Tak kuat lagi berpegangan pada tembok.


Gadis itu tak juga beranjak.


Aku mengumpat kesal.


Di tengah keputus-asaan, kulihat gadis itu merogoh tas selempangnya, mengambil sesuatu. Aku terus mengawasi gerak-geriknya. Berharap dia segera pergi dari tempat itu.


Dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.


Aku tercengang saat tahu benda apa yang dia keluarkan itu. Sebuah tongkat yang panjang!


Dengan santainya dia beranjak pergi, meraba-raba jalan dengan bantuan tongkat yang dia pegang.


Aku mendelik.


What the f**k!!


Gadis itu ternyata buta!


Bodohnya, aku malah bersusah payah bersembunyi di tempat seperti ini, hanya gara-gara takut terlihat oleh gadis yang ternyata tuna netra. Oh, come on!


Whuuzz!


Angin bertiup sangat kencang kali ini. Begitu mendadak, membuatku kehilangan keseimbangan.


Tanganku yang berkeringat, tak mampu lagi mencengkeram pinggiran jendela lebih kuat. Terlalu licin.


Aku gemetaran.


Kaki dan tanganku benar-benar kebas.


Whuuzz!


Tiupan angin kali ini menjadi yang terakhir aku rasakan. Sukses membuat pegangan tanganku terlepas.


Tak perlu menunggu lama lagi, tubuh ini meluncur bebas tanpa penghalang.


Aku hanya bisa pasrah. Tak lupa pula aku sempatkan untuk mengumpat, "sialan kau, gadis buta!"


.

.

.

.


BRAAAAK!!


#END

Sidoarjo, 30-11-2020
pulaukapokAvatar border
aa3958Avatar border
bukhoriganAvatar border
bukhorigan dan 2 lainnya memberi reputasi
1
1.6K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.