Berumah tangga adalah satu fase terlama dalam perjalanan kehidupan manusia. Perjalanan kehidupan manusia yang bisa dibilang cukup panjang, hanya saja pada fase ini tidak ada sekolah yang mengajarkan ilmu berumah tangga secara detail.

Interaksi yang sangat intens bahkan intim itu seringkali dilakukan oleh pasangan suami istri. Dari kwalitas interaksi dalam rumah tangga itulah akan mewujudkan kehidupan di dalamnya apakah akan menderita, bahagia, perang, damai, panas, sejuk ataupun tegang, semua bermula dari interaksi di dalam rumah.

Apabila dalam kehidupan berumah tangga lebih sering didapati sifat dan sikap negatif, maka tidak dapat dipungkiri adanya ketegangan hidup yang terjadi dalam berumah tangga.

Ada beberapa sifat dan sikap negatif suami pada umumnya yang sangat menyebalkan dan sekaligus menyakitkan hati istri. Berdasar pengamatan, ada beberapa hal yang hendaknya para suami menghindari sifat-sifat seperti berikut ini.

1. Ogah Bekerja


Laki-laki adalah tulang punggung ekonomi keluarga. Memenuhi nafkah keluarga adalah kewajiban para lelaki. Maka ketika suami menampakkan sikap malas bekerja, hanya suka bersantai-santai tanpa ada kesungguhan usaha yang ditunjukkan, hal inilah yang dapat memicu kejengkelan dan sakitnya hati seorang istri.

Apalagi ketika kondisi ekonomi keluarga belum mapan, belum mampu mencukupi kebutuhan hidup secara layak, maka sikap malas akan lebih menyakitkan bagi istri. Sikap malas ini tampak sebagai bentuk ketidak bertanggung jawaban seorang suami terhadap keluarga.

2. Pelit


Istri mana yang menolak dimanja oleh suaminya? Meski dimanja itu banyak cara dan bentuknya, dan juga tidak musti dengan menghambur-hamburkan harta.

Namun sifat pelit adalah salah satu sifat yang istri manapun tidak menyukainya. Saat suami mulai menunjukkan sikap pembatasan diri dalam interaksi dengan istri, hal itu menjadikan seorang istri akan merasa tidak dipedulikan, diacuhkan dan merasa tidak dihargai.

Sebuah contoh, istri yang memutuskan untuk tidak bekerja di luar rumah, ia memilih menjadi ibu rumah tangga full time, pastinya sang istri ingin sekali mendapat penghargaan dari suaminya, meski hanya sedikit saja pujian, dengan begitu dapat menunjukkan bahwa hal itu adalah pilihan mereka berdua untuk berbagi peran. Maka hendaknya sang suami harus mampu mengapresiasi pengorbanan sang istri dengan sifat murah hati dan tidak pelit.

Ketika suami bersikap pelit, maka akan timbul pada diri istri bahwa ia merasa tidak dicintai oleh suami. Untuk itu wahai para suami, berusahalah untuk berlaku tidak pelit kepada istri. Bermurah hatilah kepada istri, sehingga itu akan menjadikan sang istri merasa bahagia dalam mendampingi dan melayani suami.

3. Bersikap Galak dan Kasar



Kaum hawa adalah ciptaan yang memiliki perasaan maha halus. Karena itulah kebanyakan kaum hawa ini sangat membenci dengan sifat keras, kasar dan galak.


Karena sebegitu lembut hati dan perasaan seorang wanita, untuk itulah sepatutnya para suami untuk menghindari sikap keras, kasar dan galak kepada sang istri. Begitu juga sikap yang seolah menjengkelkan, menyesakkan dan menyakitkan hati sang istri, harus benar-benar dihindari.

4. Membanding-bandingkan

Hampir setiap istri ingin diterima apapun yang ada pada dirinya, baik kelebihan maupun kekurangannya. Perempuan hanya ingin diterima selaku dirinya sendiri, bukan selaku orang lain.

Seorang perempuan akan sangat terluka jika dirinya harus dibandingkan dengan perempuan lain, dengan siapapun itu. Akan sangat melukai istri, apabila ada suami yang tega membandingkan istrinya dengan perempuan lain.

Misalkan saja membandingkan kecerdasan, kecantikan, bentuk fisik, sifat-sifat dan masih banyak lagi yang lainnya sebagai bahan perbandingan. Meski terkadang hal semacam itu dianggap oleh sang suami sebagai gurauan saja, akan tetapi hal itu benar-benar dapat melukai hati istri.

Suami yang baik, hendaknya mampu menjaga perasaan sang istri, bahkan harusnya mampu membahagiakan istri, dengan cara mengapresiasi, menghargai, memuliakan, dan memahami kondisi istri sekecil apapun itu.

Menerima istri dengan segenap kekurangan dan kelebihannya. Ini yang akan membuat istri merasa bahagia dan nyaman berada di samping sang suami.

Namun jika memang kemudian terus- menerus dibanding-bandingkan, akan membuat dirinya merana, menderita dan merasa tidak diterima. Hendaknya suami juga mau memperlakukan istrinya seperti ratu di rumahnya sendiri.

Tidak sedikit istri yang merasa direndahkan, dilecehkan dan tidak dihargai oleh suami. Apapun masukan, pendapat, pemikiran dan keinginannya tidak pernah ditanggapi dan dianggap hanya sebagai angin lalu saja.

Banyak hal yang diputuskan sendiri oleh sang suami tanpa mengindahkan masukan dan harapan istri. Seolah-olah kehadiran istri tidak nampak dan tidak diperhitungkan sama sekali oleh suami. Sehingga istri akan merasa tidak dihargai, dan ia merasa tersakiti.

Sebagian suami bahkan ada yang selalu mencela istri. Keberadaannya, penampilannya, jerih payahnya, masakannya, kegiatannya, semua dilecehkan suami. Seolah tidak ada yang mulia dan tidak ada yang benar dari dirinya.

Pada titik inilah, sang istri menjadi merasa tidak dihargai. Ia akan terluka dan tersakiti karena semua hal yang ia lakukan tidak pernah diapresiasi sedikitpun oleh suami. Seringnya malah dianggap sampah dan sia-sia saja.

Tidak satupun orang yang rela dikhianati, termasuk istri. Satu perbuatan yang sangat menyakiti hati istri adalah ketika suami berkhianat dengan cinta yang dimilikinya.

Ketika seorang suami melakukan perselingkuhan, apalagi jika itu berulang kali. Tindakan seperti itu akan merusak kebahagiaan dan keharmonisan yang sudah terbangun selama ini.

Tidak sedikit kejadian, suami yang diam-diam melakukan perselingkuhan sampai bertahun-tahun. Ketika istri mengetahui, meledaklah kemarahan dan emosi, karena pasti ia tidak rela jika dirinya dikhianati.

Suami yang setia, kuat menjaga diri, tidak gampang tergoda, merupakan harapan setiap istri. Untuk itu sepatutnya para suami berusaha maksimal menjaga kesetiaan dalam pernikahan, karena itulah modal utama agar dapat menjaga keutuhan, kelanggengan, keharmonisan dan kebahagiaan hidup berumah tangga.

Kadang kala ada suami yang bertipe "super cuek" alias tidak peduli perasaan dan kebutuhan istri. Mengetahui istri sibuk di dapur dengan segala macam kerepotannya, suami tidak peduli, dan ia hanya tiduran bermalas-malasan atau sekadar menonton televisi, atau bahkan hanya bermain game kegemarannya.

Mendapati istrinya sibuk mengasuh anak-anak sampai kewalahan, suami tidak peduli dan tidak mau membantu, bahkan ada yang tega, sehingga masih mau membebani dengan meminta ini dan itu dengan segera.

Mengetahui rumah bagai kapal pecah karena anak-anak bermain, kotor bekas makan, kran air rusak, lampu mati, suami tidak menampakkan sikap peduli dengan memperbaiki atau membereskan itu semua.

Sikap cuek atau tidak peduli seperti itu tidak dipungkiri dapat menyakitkan hati istri. Pada mulanya istri bermaksud diam saja dan berharap suami memiliki empati dan memahami sendiri berbagai kerepotan yang dialaminya.

Mengharapkan saat suami datang, dapat membantu meringankan beban pekerjaannya. Tetapi, nyatanya tidak demikian. Setiap hari kondisi seperti itu berulang dan suami tetap menampakkan ketidak peduliannya. Bahkan ada sebagian suami yang berpikiran, "istriku luar biasa. Mampu mengerjakan itu semua tanpa pernah meminta tolong".

Dari prasangka seperti itu, dapat mengakibatkan sang istri merasa jengkel dan sakit hati karena sikap tidak peduli dari suami.

Satu lagi sikap yang hampir semua istri sangat tidak menyukainya, yaitu sikap egois. Sikap egois adalah sikap mementingkan diri sendiri, atau segala hal yang dilakukannya itu berorientasi kepada dirinya sendiri, ini bisa terjadi dalam berbagai sisi kehidupan.

Contohnya saja, egois dalam hal kebutuhan hidup sehari-hari, suami hanya mementingkan kebutuhannya sendiri, tanpa peduli kebutuhan istrinya. Semua keinginan yang timbul dari suami langsung dibeli, tetapi ia tidak pernah peduli dengan keinginan dan kebutuhan dari istrinya.

Sikap seperti ini tentu saja sangat mengecewakan bagi istri. Ia merasa tidak dihargai, tidak menjadi orang yang diutamakan, istri akan merasa menjadi orang yang tidak diperhatikan oleh suami.

Oleh karena itulah hendaknya para suami selalu berusaha menghindarkan diri dari sifat dan sikap negatif seperti ini. Jika yang dimunculkan adalah sifat serta sikap positif, maka akan memberikan kenyamanan dan kebahagiaan dalam kehidupan pernikahan.

Namun jika delapan sikap negatif ini dimiliki suami, sungguh sangat menyebalkan bagi istri. Dan kadang kala istri depresi, putus asa, bahkan ingin mengakhiri semuanya.

Apapun dan bagaimanapun suami yang sering kali membuat jengkel dan emosi, tetaplah bersyukur. Bukankah letak syurga seorang istri itu ada pada sang suami?

Yang kedua, mengapa tetap harus bersyukur? Ketahuilah bahwa banyak para jomlo yang berharap dan mengangankan pasangan hidup, tetapi hingga usia tidak lagi muda, jodohpun tidak kunjung hadir. Tidak hanya itu, di luar sana pun, ada pula yang terpaksa harus terpisah dari suaminya, karena beberapa hal.

Yang ketiga, alasan apa lagi yang mengharuskan tetap bersabar dengan adanya ujian melalui suami? seburuk dan semenjengkelkan apapun suami kita, mereka tetap tidak sekejam fir'aun.

Ibunda Asiyah dengan kesabaran beliau. Beliau dijanjikan Allah tempat mulia di syurga. Bukankah tidak ada tempat paling indah selain syurga?

Baiklah wahai para istri, tetap bersyukur dan bersabar dengan ujian yang diberikan Allah, melalui para suami. Karena dengan ujian itulah, pertanda Allah akan menaikkan level kita dihadapan-Nya.

Yang terpenting dari semua itu adalah do'a. Karena yang berkuasa membolak-balikkan hati adalah Allah, maka para istri, cukup rapalkan do'a kepada penggenggam hati.

Baiklah para istri, semoga para istri yang sholihah, diberi kesabaran dan kelak mendapat jannah-Nya. Aamin

Wassalam, semoga bermanfaat.

Penulis: NovellaHikmiHas
Sumber gbr: google, pinterest