Pelabelan status RS 'Imam Besar Umat Islam Indonesia'. Kapan terjadinya acara Kongres / Muktamar atau sejenisnya yang dihadiri segenap perwakilan ormas, parpol muslim dihadiri para profesor doktor, kyai dan sebagainya yang representatif, yang menghasilkan status mulia itu? Jika tidak pernah ada ini namanya "riya", dan Nabi saw pernah menyatakan dengan tegas penolakannya atas tokoh macam begini.
Ulama suu' kok dibela?!
Ulama suu' adalah ulama jahat. Dikatakan jahat karena mereka bukannya menunjukkan jalan yang benar kepada umat, namun justru rakus kepada kehidupan dunia, di mana akhirnya
mereka menjual agamanya untuk kemaslahatan dunianya.
Tentang mereka ini, Rasululloh SAW bersabda:
,يَخْرُجُ فِي آخِرِ الزمَانِ رِجَالٌ يَخْتَلُونَ الدنْيَا بِالدينِ يَلْبَسُونَ لِلناسِ جُلُودَ الضأْنِ مِنْ اللينِ أَلْسِنَتُهُمْ أَحْلَى مِنْ السكرِ وَقُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الذئَابِ يَقُولُ اللهُ عَز وَجَل أَبِي يَغْتَرونَ أَمْ عَلَي يَجْتَرِئُونَ فَبِي حَلَفْتُ لَأَبْعَثَن عَلَى أُولَئِكَ مِنْهُمْ فِتْنَةً تَدَعُ الْحَلِيمَ مِنْهُمْ حَيْرَانًا “
Akan muncul di akhir zaman, orang-orang yang mencari dunia dengan agama. Di hadapan manusia, mereka memakai baju dari bulu domba untuk memberi kesan kerendahan hati mereka, lisan mereka lebih manis dari gula namun hati mereka adalah hati serigala (sangat menyukai harta dan kedudukan).
Alloh berfirman, “Apakah dengan-Ku kalian tertipu ataukah kalian berani kepada-Ku. Demi Diriku, Aku bersumpah. Aku akan mengirim bencana dari antara mereka sendiri yang menjadikan orang-orang santun menjadi kebingungan (apalagi selain mereka) sehingga mereka tidak mampu melepaskan diri darinya.” (HR: Tirmidzi)
Ulama suu’ akan menyuguhkan keburukan dalam bentuk kebaikan. Mereka sanggup membungkus kebatilan dengan cover sebuah kebenaran. Ada kalanya, karena menjilat para penguasa dan orang-orang dzalim lainnya untuk mendapatkan kedudukan, pangkat, pengaruh, penghargaan, atau apa saja dari perhiasan dunia yang ada di tangan mereka.
Mereka senantiasa berada di pintu-pintu penguasa tiran, sebagaimana perkataan Sahabat Hudaifah RA:
:إِذَا رَأَيْتُمُ الْعَالِمَ بِبَابِ الْسُلْطَانِ فَاتهَمُوْا دِيْنَهُ، فَإِنهُمْ لاَ يَأْخُذُوْنَ مِنْ دُنْيَاهُمْ شَيْئاً أَخَذُوا مِنْ دِيْنِهِمْ ضِعْف
َ
Jika kalian melihat seorang alim berada di pintu penguasa, maka tertuduhlah dinnya. Maka tidaklah mereka [para ulama] mengambil sebagian dari dunia mereka [penguasa], kecuali pera penguasa tersebut akan mengambil dari din mereka [ulama] secara sebanding.
Mereka Menyeru Ke Neraka Jahannam
Ciri dan sifat khusus ulama jahat (suu’) adalah selalu menyeru umat ke pintu-pintu neraka jahannam. Sebagaimana sebuah hadits panjang dari Sahabat Hudzaifah RA:
;قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَر قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا فَقَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلهَا وَلَوْ أَنْ تَعَض بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ“
… Aku bertanya: Apakah setelah kebaikan (yang ada kotorannya itu) akan timbul lagi keburukan?”. Beliau menjawab: “Ya, yaitu para penyeru yang mengajak ke pintu jahannam. Siapa yang memenuhi seruan mereka maka akan dilemparkan ke dalamnya”.
Aku kembali bertanya: “Wahai Rasulullah, berikan sifat-sifat (ciri-ciri) mereka kepada kami?”. Beliau menjelaskan: “Mereka itu berasal dari kulit-kulit kalian dan berbicara dengan bahasa kalian”.
Aku katakan: “Apa yang Baginda perintahkan kepadaku bila aku menemui (zaman) keburukan itu?”. Beliau menjawab: “Kamu tetap berpegang (bergabung) kepada jama’atul miuslimin dan pemimpin mereka”.
Aku kembali berkata: “Jika saat itu tidak ada jama’atul muslimin dan juga tidak ada pemimpin (Islam)?”. Beliau menjawab: “Kamu tinggalkan seluruh firqah (kelompok/golongan) sekalipun kamu harus memakan akar pohon hingga maut menjemputmu dan kamu tetap berada di dalam keadaan itu (berpegang kepada kebenaran)“.
(HR al-Bukhari).
Sudah banyak Allah beri peringatan bahwa orang ini dan kelompoknya apabila tetap tidak mau belajar dari pengalaman selama ini, tidak mengubah pandangan dan langkah-langkahnya akan berujung kehancuran.
Apakah dia dan kelompoknya tidak tahu Allah bisa membuat mereka seperti Utaibah bin Abdul'Uzza atau Manshur bin Ikrimah?
Rosulullah SAW Lebih Takut Kepada Ulama Suu’ Ketimbang Dajjal
Ternyata, Rosulullah SAW lebih mengkhawatiri (takut) kepada ulama suu’ daripada kepada dajjal.
Dari Sahabat Abu dzar RA, dia berkata:
”Aku bersama Nabi suatu hari dan aku mendengar beliau bersabda: ”Ada hal yang aku takutkan pada ummatku melebihi dajjal“.
Kemudian aku merasa takut, sehingga aku berkata, Yaa Rasululloh apa itu…? Beliau bersabda: Ulama yang sesat lagi menyesatkan.
{Musnad Ahmad (5/145) no 21334 dan 21335}.