Seorang warga Australia mengambil batu yang ia temukan 4 tahun lalu, untuk diperiksa di museum Melbourne, Australia. Ia mengaku prustasi ketika ingin mengambil emas yang ada pada batu tersebut.

Selama bertahun-tahun "David Hall" menyimpan batu besar tersebut yang ditemukan di daerah "Goldfields", terletak di barat Australia yang terkenal dengan eksplorasi emasnya selama abad kesembilan belas, dengan harapan dia akan dapat mengekstraksi emas dari dalam, tetapi usahanya yang keras semuanya gagal.


Kemudian Hall menyadari bahwa dia tidak memiliki pengetahuan untuk mengetahui kandungan atau jenis batu merah tersebut, dia akhirnya pergi ke Museum Melbourne untuk mencoba memecahkan misteri tersebut dengan bantuan ahli geologi.

Batu tersebut ternyata meteorit dari luar angkasa.
Dan menurut Henry, penemuan bebatuan luar angkasa ini termasuk langkah dan tidak semua orang seberuntung Hall bisa menemukannya. Hanry dan rekannya segera menelitinya ternyata itu bukanlah batu yang terbentuk dari bumi, tetapi pecahan meteorit dari luar angkasa.


Dengan menganalisis batu tersebut ahli geologi menemukan jika di dalamnya terdapat sesuatu yang lebih berharga daripada emas yang ingin Hall ambil, bentuk serpihan seperti serbuk emas itu merupakan tetesan air hujan mineral yang berasal dari era pembentukan tata surya, menurut situs ilmiah "Science Alert".

Dermot Henry, salah satu ilmuwan yang meneliti meteorit di Museum Melbourne tersebut menyatakan dalam sebuah siaran pers, bahwa selama 37 tahun dia bekerja di museum banyak orang-orang datang kepadanya dengan membawa ribuan batu unik karena dikira batu itu adalah pecahan meteor, dan dia hanya menemukan dua batu meteordari banyaknya batu yang ia teliti dan Batu David Hall adalah salah satunya.


Spesifikasi meteor menurut Henry dan rekannya Bill Birch, yang membantunya dalam memeriksa meteorit tersebut, langsung membuat kesimpulan dari hasil penelitian serta menggambarkan karakteristik batu dan memperkirakan usianya sekitar 4,6 miliar tahun, dan diberi nama "Meteorit Mariboru", sesuai nama kota yang ditemukan di dekatnya dan berat batu meteor 17 kilogram.


Referensi: It turned out that the rock I brought back home thinking it was gold was a super rare meteor