• Beranda
  • ...
  • Buku
  • Review Buku Kisah Perjuangan Mencari Beasiswa, BIENVENUE A PARIS

enyahernawati
TS
enyahernawati
Review Buku Kisah Perjuangan Mencari Beasiswa, BIENVENUE A PARIS
Foto diambil dari google

Assalamu'alaikum semuanya ....

Ketemu lagi, ya, dengan Enya. Pada kesempatan me-review buku kali ini, Enya sengaja tidak memilih novel atau cerpen untuk dikupas. Akan tetapi, Enya memilih sebuah buku yang menurut Enya ... isinya akan mampu memotivasi generasi muda penerus bangsa ini untuk maju dan bersemangat dalam menuntut ilmu, meski harus bersekolah jauh nun di sana, ke negara asing di belahan bumi lainnya.

Seperti kata orang bijak, membaca adalah jendela dunia. Membuka mata kita akan pesona bentala. Sama seperti buku yang satu ini. Membacanya, membuat kita seolah-olah berada dan ikut serta ambil bagian di dalam cerita.

Yuk, ah, langsung cekidot aja!

❤️❤️❤️

Judul Buku : Bienvenue A Paris
Author : Angga Dwi Putra


Jika menilik dari judul buku ini, kita semua tentu sudah tahu kalau bahasa tersebut berasal dari negara yang terkenal sebagai pusat mode dunia, Prancis. Dari hasil google translete, judul buku tersebut diartikan; Welcome to Paris alias Selamat Datang di Paris.

Secara garis besar, buku ini berisi tentang lika-liku perjuangan penulis--Angga Dwi Putra--dalam rangka mencari beasiswa untuk bisa kuliah di Paris. Meski pengajuan beasiswanya telah ditolak hingga 14 kali, tetapi penulis tetap saja masih gigih, mencoba lagi, tidak merasa kapok. Bahkan, penulis meng-apply kembali sampai berulang kali permohonan beasiswanya tersebut, hingga akhirnya berhasil dan diterima kuliah di kampus kenamaan seperti yang dicita-citakannya, Sorbonne di Paris. Keren, ya ....

Foto diambil dari google

Buku ini tidak hanya bercerita tentang perjalanan kuliah penulis saja, tetapi juga bercerita tentang kisahnya menikmati masa, jalan-jalan keliling Eropa, bahkan mengunjungi lebih dari 40 negara. Kapan lagi coba, kita bisa melakukan semua kesenangan dan kegilaan itu kalau bukan mumpung sedang bermukim di Eropa?

Niat baik penulis untuk mengajak kedua orang tuanya berkunjung dan berwisata ke kota Paris pun bisa terkabulkan, malah dengan biaya dari uang saku penulis sendiri, lho. Luar biasa!

Membaca buku real story ini, sungguh, membuat diri kita serasa awet muda saja. Isinya yang ringan dan santai dengan gaya bahasa bebas, memakai bahasa gaul sehari-hari, menjadikan buku ini enak dibaca dan mudah dicerna. Kita tidak perlu sampai mengernyitkan dahi untuk memahaminya. Bahkan ... sepertinya buku ini tidak begitu mengikuti pakem PUEBI ataupun KBBI. Namun, karena proses pengerjaan buku ini dilakukan sendiri oleh penulis dari hulu hingga hilir, maka sepertinya sah-sah saja, ya, penulis melakukan hal seperti itu.

Ketika menemukan dan membaca halaman pertama, asli, saya langsung mengakak berat.

Penulis : Gw pastinya
Editor : Gw juga
Tata letak : Masih Gw Belajar dari Youtube
Proof Reader : Bahasa kayak gini, gak perlu proof-proofan
Desain sampul : Otodidak sotosop
Ilustrator : Ga pake
Marketing : Masih pake nanya
Penerbit : Gw sendiri. Minjam duit ama bokap buat nyetak
Redaksi : Alamat rumah gue, tapi rahasia ah


Beda banget, 'kan, dari buku-buku yang lain? Hahaha.

Buku Bienvenue A Paris ini dicetak menggunakan kertas premium glossy full color, 300 halaman. Jika melalui penerbit, selain harga buku bisa menjadi lebih mahal, sang editor pun kemungkinan besar akan banyak memperbaiki dan memperhalus gaya bahasa penulis.

Nah, disinilah letak kekhasan buku ini. Menurut saya, kebebasan berekspresi inilah yang menjadikan buku ini unik. Meski tidak dipungkiri, ada beberapa typo dan hasil cetakan yang tidak begitu sempurna. Semua itu tentu saja bisa dimaklumi karena penulis sendirilah yang memproduksi bukunya dari A sampai Z.

Jadi, wajar, ya, jika penulis lebih memilih untuk menerbitkan bukunya sendiri. Lihat saja contoh halaman buku di atas, hehehe.

Selain berisikan kisah yang apa adanya, buku ini juga banyak memasukan foto tempat-tempat di Eropa, foto sahabat dan orang-orang penting, juga foto lingkungan, yang digambarkan dan diceritakan dengan sangat menarik oleh penulis. Memang, saat bersekolah dan menetap di luar negerilah kita bisa mendapat banyak kemudahan bertemu dengan pejabat, petinggi-petinggi negara, bahkan hingga presiden, jika mereka berkunjung karena kitalah salah satu tuan rumahnya.

Foto pribadi

❤️❤️❤️

Spoiler for motivasi dan inspirasi penulis:


Yang jelas, membaca buku ini benar-benar tidak membosankan. Tidak ingin berhenti sebelum bertemu kata tamat. Seolah-olah kejadian yang diceritakan itu ada di depan mata. Selain itu, suka duka dan pengalaman hidup selama kuliah di Paris pun menjadi daya tarik tersendiri.

Curhatan penulis menggambarkan kalau di negara tersebut semuanya serba mahal. Orangnya juga tidak seramah orang Indonesia. Banyak copet--yang ini sudah sering kita dengar, ya, dari para traveller. But still, Paris is Paris. Serasa sedang menaiki ayunan kora-kora saja saat membaca buku ini. Menjadikan emosi kita berayun-ayun, lengkap dengan beraneka rasa. Ada kisah yang membuat kita tertawa dan tersenyum sendiri. Ada juga cerita yang membuat hati kita ikut bersedih dan terharu karena terbawa suasana.

❤️❤️❤️

Bagi yang memiliki mimpi untuk bersekolah ke luar negeri, maka buku ini sepertinya harus kita miliki karena bisa me-recharge lagi impian kita itu agar tidak lepas, melayang, dan terbang begitu saja. Harus ada support yang kuat untuk menjaganya, salah satunya dengan membaca buku ini.

Selain itu juga banyak ilmu yang bisa kita dapatkan dari buku ini. Terutama tentang perjuangan untuk meraih yang terbaik.

Satu hal penting, buku ini sarat dengan pesan, Manjadda wajada, Ora et labora, bahwa kita semua harus bersungguh-sungguh dalam berusaha dan berdoa. Selalu melibatkan Sang Maha Perencana, juga restu orang tua dalam segala niat baik kita. Selalu terbuka dan bergantung hanya kepada Allah semata karena Dia-lah yang tahu segalanya--apa yang terbaik untuk kita. Dan, seperti itulah yang dilakukan penulis selama berjuang untuk meraih mimpinya.

Yang jelas, buku ini sangat recomended untuk dibaca, terutama untuk anak sekolahan atau kuliahan, atau siapa saja yang tertarik dan bercita-cita untuk melanjutkan kuliah ke negeri orang.

Jadi, kalau kita menginginkan buku yang bisa memotivasi untuk mencari beasiswa, juga sebagai referensi yang inspiratif tanpa ada kesan menggurui, maka rasa rasa, buku ini sangat pantas untuk dimiliki.

Oh ya, ada satu lagi, nih, yang penting. Tentang mindset belajar kita yang sangat berbeda dengan orang Eropa. Dari buku ini, kita mendapatkan pengetahuan bahwa dalam belajar, mereka tidak takut untuk bertanya sampai hal terkecil. Seperti salah seorang teman sekelas penulis yang selalu menanyakan hal-hal remeh meskipun itu terlihat sepele dan tidak penting untuk ukuran mahasiswa S2. Akan tetapi, tak satu orang pun dari mereka yang menertawakan atau menganggapnya bodoh. Begitu pun sang dosen yang selalu berusaha menjelaskan dengan sabar tanpa harus terlihat bosan, apalagi emosi.

Quote:


Soa Sio, Kota Ternate Kepulauan, Bekas Ibukota Perjuangan Papua Barat, 23 November 2020
Diubah oleh enyahernawati 24-11-2020 21:01
tien212700limpahkurnia280limpahkurnia212
limpahkurnia212 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
2.5K
54
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
Buku
icon
7.7KThread4KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.