enyahernawatiAvatar border
TS
enyahernawati
Jalan-jalan ke Pakistan, Yuk ...? (3)


Journey to Northern Areas of Pakistan

Pemberhentian ketiga; Hunza dan Khunjerab.

Salam semuanya ....
Ketemu lagi, ya, di thread jalan-jalan Enya ke Pakistan. Tetap, sebagaimana thread sebelumnya, maka thread ini masih kelanjutan ngebolang Enya bersama keluarga menuju daerah utara Pakistan hingga ke perbatasan China.

Yuk, cekidot!

❤️❤️❤️

Setelah check out dari hotel, jam dua siang, kami pun buru-buru langsung ke terminal Gilgit Baltistan, khawatir ketinggalan bis ke Hunza. Kabarnya, mobil terakhir berangkat sekitar pukul 15.30 waktu setempat. Alhamdulillah, ketika kami sampai di terminal, mobil ke Hunza masih ada, dan benar, itu adalah mobil yang terakhir.

Mobil yang kami naiki ini, Pakistani biasa menyebutnya haeis. Menurut saya sih, kata itu berasal dari merek mobilnya sendiri, yakni Hiace. Benar atau enggaknya, ya, entahlah. Saya juga kurang yakin. Hanya saya rasa, sepertinya benar, wong dengar bunyinya saja begitu, kok, 'HAEIS', hehehe.

Di Hiace, kami bertemu sepasang anak muda--duduk di belakang kami--yang juga ingin berlibur ke Hunza. So pasti dong, kami make a friend dengan mereka. Maklum, sama-sama anak muda ....
Hallah, ingat umur, jangan ngaku-ngaku muda juga ... hahaha. 😂😂😂
Hiace terakhir

Pukul 17.00, setelah dua jam lebih perjalanan, akhirnya kami tiba di Aliabad, Hunza. Banyak orang yang menyarankan kami untuk turun di terminal Aliabad ini, bukan di Karimabad meskipun katanya Karimabad lebih ramai penduduk dan lebih banyak tourism spot-nya daripada di Aliabad. Akan tetapi, menurut saya, lokasi kota Aliabad inilah yang membuatnya lebih banyak dijadikan sebagai tempat persinggahan pertama.

Bagaimana tidak, kota Aliabad ini berada di sepanjang jalan utama. Mungkin karena kemudahan transportasi itulah makanya Aliabad lebih dipilih sebagai tempat transit.

Dari berbagai info yang kami dapatkan, harga hotel, makanan, serta tempat wisata di kota Aliabad ini jauh lebih murah dibanding dengan kota Karimabad. Padahal jarak kedua kota tersebut hanya berkisar sekitar enam kilometer saja. Akan tetapi, semuanya tampak berbeda jauh dalam berbagai macam tarif.
Kota Aliabad
Kota Aliabad

Seperti kebiasaan kami jalan-jalan, kami jarang memesan hotel. Semua mengalir saja seperti aliran sungai. Dicari saat sampai di kota tujuan.

Alhamdulillah, kami mendapat hotel yang cocok, di pinggir jalan raya dan murah pula. Diskon 50% buat kami guest asing. Subhanallah ....

Tidak banyak yang kami eksplor di kota Aliabad ini. Namun, pemandangan dari hotel sangat luar biasa. Puncak gunung salju yang biasa disebut puncak RAKAPOSHI, sangat jelas terlihat.
Puncak Rakaposhi dari kamar hotel

Malam harinya, sehabis isya, kami dinner bersama pasangan muda yang berbarengan di Hiace tadi. Kami berjalan kaki sambil menikmati suasana kota Aliabad sembari mencari restoran yang nyaman untuk ngalor, ngidul, wetan, ngulon, hehe. Kebanyakan restoran di Pakistan bergaya out door. Pilihan menu tetap mayoritas daging-dagingan, terutama domba dan kambing. Menurut saya, cita rasa Pakistan ini enak, sesuai dengan selera lidah Indonesia.
Mencari makan malam

Keasyikan mengobrol sambil makan, membuat waktu tak terasa sudah menunjukkan jam 12 malam saja. Tentu kami bersegera kembali ke hotel untuk beristirahat, mempersiapkan diri buat rencana besok pagi. Subhanallah, tidak menyangka, mereka pula malah yang mentraktir kami. Alasannya sama, kami ini guest mereka.

Setelah menikmati makan malam yang nikmat, ternyata bocah-bocah masih teringat akan lezatnya mantou di kota Gilgit tadi. Kami pun kembali mencari kuliner tambahan tersebut. Siapa tahu, di Aliabad, Hunza ini juga ada.

Alhamdulillah, memang ada. Meski tidak selezat yang kami makan sewaktu di Gilgit, tetapi lumayanlah. Tidak buruk-buruk sangat.

Kali ini, gantian kami yang mentraktir pasangan muda tadi, Hamza dan Tuba, nama mereka ....
Mampir makan mantou

Sebelum berpisah menuju hotel masing-masing, kami berjanji besok pagi jam sembilan akan bersama-sama ke Karimabad untuk menikmati tempat-tempat bersejarah yang ada, Altit Fort dan Baltit Fort.

❤️❤️❤️

Rencana awal untuk mengeksplor kota Karimabad berubah setelah kami berembuk untung ruginya jika melihat Baltit Fort dan Altit Fort pagi ini. Kota tersebut sangat dekat dan tidak butuh waktu khusus untuk ke sana. Hanya dua puluh menit saja naik angkot. Jadi, kami tidak begitu khawatir akan terlupa atau ketinggalan mengunjungi tempat itu.

Pagi-pagi sekali setelah sholat Subuh, kami menelpon sahabat janjian kami, mengatakan bahwa kami tidak jadi ke Karimabad. Hari ini kami berencana ke Khunjerab saja karena tempatnya lumayan jauh, perlu waktu panjang sekitar empat jam dan sayang jika terlewatkan atau tidak bisa ke sana. Ternyata mereka setuju dengan rencana kami. Rupanya mereka pun pagi itu katanya tidak jadi ke Karimabad. Akan tetapi, ingin berleha-leha dulu sejenak di hotel. Sepertinya mereka masih lelah karena semalam pulang kemalaman.

Akhirnya, kami pun berangkat ke Khunjerab dengan angkutan umum Hiace menuju ke kota Sost. Kota Sost merupakan kota transit terakhir sebelum naik ke puncak, border pass Pakistan-China.

Di kota Sost inilah berlangsungnya transaksi pertukaran barang perdagangan antara Pakistan dan China--dry port. Kami banyak sekali melihat truk pengangkut barang yang terparkir di pinggir jalan. Puluhan, bahkan mungkin ada ratusan. Mereka semua sedang mengantri masuk pemeriksaan bea cukai ekspor impor.
Kantor Custom Sost
Barisan truk dari China antri masuk pemeriksaan bea cukai
Barusan truk dari Pakistan

Perjalanan ke Sost atau Khunjerab ini, kembali melewati jalur KKH atau Karakoram Highway yang menuju China, masih dengan tipikal gunung batu coklatnya yang tinggi menjulang, diselingi puncak-puncak gunung yang sebagian selalu bersalju. Banyak pekerjaan pembangunan saat kami melewati jalur ini. Sepertinya pembangunan besar-besaran sedang dilakukan.

Sungguh, pemandangan yang sangat luar biasa. Kami melewati terowongan yang panjaaang sekali menembus gunung batu tersebut. Ada tujuh terowongan dengan panjang yang berbeda. Satu terowongan terpanjang yang kami lalui, lamanya sekitar tujuh menit dengan kecepatan sekitar 80 kilometer per jam.

Asli, mengerikan sekali berada dalam perut bumi tersebut. Rasa takut sering melanda, menggoncang batin. Khawatir kalau tiba-tiba gempa dan terowongan tersebut roboh. Duh ... jadi harus semakin banyak berdoa. 😥😥😥

Selain itu, kami juga melewati gunung batu yang berbentuk runcing seperti kerucut. Tersusun berlapis-lapis dengan nama Pasu Cones. Katanya, Pasu Cones ini sangat terkenal di kalangan para traveller.
Serba gunung batu
Attabad Lake di jalur KKH menuju Khunjerab
Pasu Cones

Perjalanan ke Sost memakan waktu sekitar 2.5 jam dan dilanjutkan dengan mobil sewa sekitar 2 jam lagi menuju puncak atau Khunjerab pass.
Taksi atau mobil sewa menuju Khunjerab seharga 4000-6000 rupes atau sekitar 400-600 ribu rupiah

Di kota Sost ini, kami mampir dulu untuk makan pagi menjelang siang. Sudah pukul 10.00 waktu setempat.

Di sini, kembali kami bertemu dengan Pakistani yang bisa berbahasa melayu. Ternyata beliau--Abang Aman--si pemilik warung pernah bekerja sekitar sepuluh tahun di Kuala Lumpur dan baru saja kembali ke Pakistan. Kami merasa seperti bertemu saudara sekampung saja. Meski Pakistani, tetapi beliau selalu bercakap Melayu dengan kami.
Abang Aman

Lagi dan lagi kami mendapatkan kebaikan dari Pakistani ini. Semua yang kami makan digratiskan oleh Abang Aman. Meski kami memaksa membayar pun beliau tetap tidak mau menerima uang kami. Malah, jika kami nanti turun setelah dari puncak Khunjerab dan kendaraan umum sudah tidak ada, kami pun tidak perlu khawatir.

"Menginap di rumah saya saja dan besok saya antar turun ke Aliabad. Karena kalau naik taxi, sebaiknya jangan. Mahal sangat."

Begitulah tawaran dari beliau. Duh, jadi enak, 'kan? Hehehe.

Memasuki wilayah Khunjerab, mulai kembali banyak pemeriksaan kemanan. Selain surat izin masuk, paspor, kita pun difoto, persis seperti saat melewati pemeriksaan imigrasi. Kami ditanyakan tentang surat izin jalan. Tentu saja kami bingung. Tak tahu menahu tentang surat yang dimaksud karena kami pergi memang 'ngeteng' dan sesuai alur nurani saja.

Kembali, masyaallah ....
Alhamdulillah semua lancar dan dimudahkan. Betul-betul sangat dimudahkan. Mendengar kami ini orang Indonesia rupanya telah membuat mereka senang. Tentu, kami pun tak kalah senangnya, jika hanya dengan kata Indonesia saja bisa memudahkan semuanya sehingga surat-surat pun sudah tidak lagi ditanyakan. Kecurigaan mereka pun seperti hilang, terbang melayang. Alhamdulillah, we love Indonesia, so much ....
Saat pemeriksaan
Antrian masuk tempat pemeriksaan ke Khunjerab

Sesampai di Khunjerab, suasana sudah terlihat ramai dengan para turis lokal dan interlokal yang bermaksud sama dengan kami.
Plang Taman Nasional Khunjerab

Foto-foto, selfi, dan wefian enggak boleh lupa sebagai bukti dokumentasi bahwa kami pernah berada di jalan raya serta ATM (anjungan tunai mandiri) yang tertinggi di dunia, berada di Khunjerab pass, perbatasan negara Pakistan-China.
ATM tertinggi di dunia

Oh ya, udara di Khunjerab ini tentu saja sangat dingin. Selain memang berada di puncak gunung dengan ketinggian 4936 MDPL, wilayah tersebut pun dilingkupi dan dikelilingi oleh pegunungan bersalju abadi yang tak pernah mencair meski di puncak-puncaknya musim panas. Bahkan kadang, suhu pun masih sering berada di bawah O°C.

Jadi, jika ke sana, tentu kita harus siap sedia dengan perlengkapan musim dingin, ya ... minimal jaket, kupluk, dan sarung tangan. Jangan lupa memakai suncream dan lipbalm karena udara yang sangat dingin membuat bibir dan muka kami sakit karena pecah-pecah.
Khunjerab
Gerbang perbatasan Pakistan-China
Khunjerab
Khunjerab

Selama di puncak Khunjerab, kami dianjurkan untuk tidak berlama-lama menikmati pemandangan. Dengan ketinggian 16 ribu kaki ini, lebih tinggi dari Babusar Top yang kami kunjungi kemarin, 4173 MDPL--tentu saja oksigen sangat tipis sehingga sering membuat sesak nafas dan sakit kepala. Paling lama, dari anjuran penduduk lokal, 15 atau 30 menit saja kita boleh berada di ruang terbuka, itu pun jika udara tidak terlalu dingin dan angin tidak terlalu kencang.
Plang petunjuk wilayah daerah di China

❤️❤️❤️

Nah, cerita setelah turun dari Khunjerab, di thread Enya berikutnya, ya ....

Keterangan; semua foto pribadi
Diubah oleh enyahernawati 25-11-2020 20:56
tien212700Avatar border
limpahkurnia280Avatar border
limpahkurnia212Avatar border
limpahkurnia212 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
10K
174
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Mancanegara
Mancanegara
icon
5.9KThread2.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.