Mengenal, mencintai dan melestarikan budaya bangsa adalah salah satu cara mempertahankan jati diri bangsa.





Hai Gansis apa kabar? Semoga selalu sehat dan bahagia, ya.

Gansis, pasti sudah sangat paham dengan kekayaan kain tradisional kebanggaan bangsa kita, bukan? Seperti batik, tenun dan songket yang keindahannya sudah diakui dunia internasional.







Gansis, kain karawo ini sudah ada sejak tahun 1600-an, lo. Wanita Gorontalo zaman dahulu mengisi waktu luangnya atau kerja sampingan dengan menyulam kain. Ketrampilan ini diwariskan secara turun-temurun ke setiap generasi.





Kain karawo sangat istimewa, karena dibuat secara manual oleh tangan perajin. Prosesnya awal hingga siap pakai membutuhkan waktu yang cukup lama, tergantung pada kerumitan motif sulaman.

Ada tiga tahap pembuatan kain karawo. Dan setiap tahap dikerjakan oleh satu orang. Yaitu:

1. Pembuat pola yang bertugas menggambar motif pada kertas grafik.



2. Pencabut benang yang bertugas mengiris dan menguraikan benang pada kain yang akan disulam. Ini bagian paling sulit dan membutuhkan kehati-hatian dalam melubangi kain yang akan disulam



3. Penyulam yang bertugas mengikat dan memasukan benang sesuai motif.



Sedangkan secara teknik, ada dua cara yang digunakan untuk menyulam:

a. Teknik manila (sulam biasa) yaitu mengisi benang sulam secara berulang yang disesuaikan dengan motifnya. Teknik ini biasanya digunakan pada busana kerja atau gaun pesta.

b. Teknik ikat yaitu mengikat bagian kain yang telah dilubangi sesuai motif dengan benang.

Saking rumitnya dalam memproses satu kain karawo, diperlukan waktu dua minggu hingga dua bulan untuk pengerjaannya.



Sulaman bisa diaplikasikan pada kain sutera, katun, sifon dan dobi. Makanya harga satu kain karawo bervariasi antara puluhan ribu hingga jutaan rupiah.

Bersyukur, kain karawo ini mendapat perhatian dari pemerintah daerah, yang terus memicu minat para perajin dengan pembinaan. Menggalakkan ketrampilan membuat karawo sebagai industri rumahan. Selain itu juga dibuatkan berbagai event untuk terus mempopulerkan kain karawo dengan karnaval pada festival daerah di akhir tahun, parade menyulam, lomba foto karawo, dan lomba motif karawo.

Para perancang busana pun tak mau ketinggalan dalam mengangkat dan mengenalkan kain karawo ke masyarakat dunia. Mereka bahkan mengkreasikan kain karawo dengan batik atau songket.



Lalu di mana kita bisa membeli kain karawo? Apakah harus ke Gorontalo? Tenang, Gansis. Tadi ane ngintip di toko-toko online ada berbagai macam produk yang ditawarkan, seperti kipas, jilbab, taplak meja, sarung bantal dan sarung guling, pouch. Pokoknya banyak, deh!

Wah, makin bangga, deh, dengan keragaman yang dimiliki Indonesia. Apalagi kain karawo ini telah resmi dipantenkan sebagai milik Gorontalo pada tahun 2012. Cakep, nggak tuh?



Oke, deh, Gansis. Sekian dulu thread ane kali ini. Jangan lewatkan thread-thread ane lainnya yang tak kalah menarik. Tinggal klik aja gambar di pejwan.
Makasih udah baca, ya. Bye bye.



Malang, 16 November 2020

Penulis: @InaSendry
Sumber bacaan: 1
Sumber gambar: 1 2 3