Sering banget kita denger orang ngeluh, hidup kok makin susah ya? Makin dewasa kebutuhan makin banyak, hubungan dengan orang-orang juga makin rumit. Hmmm, ya bener juga sih, tapi ane kurang setuju juga kalau dibilang hidup makin susah karena menurut ane, kita sekarang hidup di era di mana semua serba mudah wkwkwk Tapi kalau masalah kebutuhan dan hubungan dengan orang lain, ane setuju. Ane sendiri bukan tipe orang gampang berbaur dengan orang dan benar makin lama kebutuhan untuk hidup makin banyak.

Nah di Korea kesulitan untuk menjalin hubungan ini ternyata menjadi salah satu pemicu meningkatnya pola hidup individualis. Maraknya pola hidup ini, memunculkan sebuah istilah yang kita kenal dengan samposedae. Samposedai adalah akronim dari tiga kata Bahasa Korea. Ketiga kata itu adalah Sam (삼) yang berarti ‘Tiga’, lalu kata Pogi (포기) yang berarti ‘Menyerah’ dan kata Sedae (세대) yang dapat diartikan sebagai ‘Generasi’. Jadi samposedai bisa diartikan sebagai generasi yang menyerah terhadap tiga hal. Tiga hal itu adalah pacaran, pernikahan dan memiliki anak.

Munculnya generasi samposedai ini karena banyak anak muda yang merasa sulit untuk bertahan hidup di masa-masa sekarang ini. Salah satu alasan yang membuat mereka menyerah dengan ketiga hal itu adalah masalah uang. Sulitnya memenuhi kebutuhan hidup karena masalah keuangan membuat mereka membatasi ruang gerak untuk menjalin hubungan yang mana akan membuat kebutuhan semakin bertambah. Terutama kalau sudah ke jenjang pernikahan dan punya anak ya. Makin berlipat-lipat kebutuhan.




Salah satu contoh dari samposedai bisa kita lihat di drakor ‘Because This Is My First Life’. Pada drama itu, tokoh utama Nam Sehee merupakan seorang laki-laki yang menyerah dengan hubungan romantis, menikah dan memiliki anak. Keputusan untuk menyerah itu, diambil oleh Nam Sehee tak lain dan tak bukan adalah karena uang. Jika dia memilih untuk menjalani kehidupan dengan tiga hal itu, dia yakin kebutuhan uang akan bertambah.




BTS pun pernah menyinggung tentang samposedae dalam lagunya yang berjudul Dope. Pada lagu itu, selain menyebut samposedae, liriknya juga terdapat kata oposedae dan chilposedae. Kedua kata itu memiliki arti yang sama dengan samposedae. Hanya saja yang berbeda adalah jumlah hal dimana mereka menyerah. Oposedae menyerah pada lima hal termasuk samposedae ditambah dengan pekerjaan dan kepemilikan rumah. Lalu untuk chilposedai jumlahnya menjadi 7, dari lima di atas ditambah dengan hubungan personal dan harapan.


Sumber: 1,2