orangkreatif01Avatar border
TS
orangkreatif01
Ketemu Kuntilanak
KETEMU KUNTILANAK



Setelah shalat subuh, saya duduk santai di lantai kamar sambil scrolling beranda facebook dan makan lontong. Tapi ada yang janggal di tengah-tengah aktivitas saya, di ujung mata, saya seperti melihat sekelebat bayangan hitam yang berdiam diri di pojokan.

Dengan perasaan yang cukup waspada, saya menoleh ke arah pojok dan memperhatikan dengan seksama apakah gerangan yang saya lihat barusan itu. 'Oh, cuma koran, toh.' batin saya setelah memastikan apa yang saya lihat barusan.

Seonggok koran bekas ditumpuk di pojokan berwadahkan kantong keresek hitam. Tadinya saya sudah berkpikir yang tidak-tidak. Saya kira itu kepala kuntilanak atau kuntillaki. Mengingat akhir-akhir ini saya lagi suka sekali nonton para indigo memburu hantu di YouTube, jadi ikut parnoan kalo ada bunyi-bunyi sedikit. Emak saya kentut di sebelah saya saja, saya kira sundel bolong---mengingat baunya yang sungguh tidak sedap. Jika dibayangkan begini: telor dicabein campur ubi, campur martabak campur kopi serta bakwan dan lontong kalo pagi. Nah, komposisi yang saya sebutkan itu bersatu, berkolaborasi menciptakan gas perut yang biasa orang sebut kentut.

Baunya ya kalian imajinasikan saja sendiri. Katanya sundel bolong itu bau busuk. Saya harap Emak saya mengampuni saya karena telah memiliki persepsi sekurangajar itu.
-
Melupakan bau kentut. Saya kembali menscrolling beranda dengan tangan kiri, sambil menyeruput teh manis hangat di tangan kanan. Meskipun mengelemprak di lantai, saya berimajinasi sedang menjadi salah satu anggota Royal Familly dengan gaya minum teh seperti ini.

Di beranda, saya melihat salah satu postingan kawan facebook mengadakan event untuk membuat cerita pendek. Saya tersenyum, 'Kayaknya boleh juga ikutan, nih.' saya membatin.

Kalo mau nulis pastinya butuh referensi, dong? Dengan semangat empat lima, otak saya langsung bermunculan ide-ide dan tempat di mana perangsang ide itu bersemayam. Di pojokan ruangan ini, pada tumpukan koran yang dibalut keresek hitam itu. Pastilah mengandung banyak informasi untuk dijadikan referensi. Aha! Itu dia!

Saya langsung menaruh teh saya di meja dan meninggalkannya begitu saja karena memang sudah habis. Saya pergi menuju tumpukan koran tadi lantas membuka keresek yang membalutnya secara perlahan.

'Baik-baik, ya, koran ... kamu jangan sampai sobek makanya aku baik-baikin ngebukanya.' kata saya di sela-sela aktivitas membuka keresek yang cukup sulit ini.

Saya menghembuskan napas agak keras 'Fiyuh....' akhirnya terbuka juga. Setelah kurang lebih lima belas menit saya bergumul dengan kantong keresek hitam yang ditali mati. Sulit sekali dibuka. Karena saya frustasi, akhirnya saya mengambil pisau di dapur dan membukanya dengan pisau tersebut. Tak ada satu menit sudah sobek, betapa bodohnya saya tadi pakai menghabiskan puluhan menit buat membuka keresek yang ditali mati dengan tangan kosong.

Orang terlalu bersemangat memang kadang jadi salah tingkah.
-
Saya mulai mengambil koran di dalamnya dan membacanya sekilas. Mulai memilih mana yang sekiranya menarik untuk saya jadikan referensi cerpen saya nanti. Saya, sih, berniat buat cerita inspiratif tapi ada horror-nya juga.

Sampai akhirnya mata saya mendapati lembar koran yang di dalamnya tertera 'PENAMPAKAN KUNTILANAK DI DEPOK' saya mengernyitkan mata mencoba menela'ah apa yang saya baca barusan. Kacamata yang saya kenakan saya betulkan barangkali saya salah baca. Daebak! Beneran. Ternyata apa yang saya baca memang ada di koran dan jadi berita. Saya langsung antusias dan mengambil lembaran koran itu ke meja.

Saya menaruh lembaran itu di samping laptop saya, mengingat saya langsung hendak membuat premis, saya tentu butuh data-data yang lebih banyak yang saya akan cari di internet dengan judul yang sama sebagaimana di koran. Dapat! Saya mendapatkan banyak artikel yang disediakan google. Saya baca semua artikel terkait dan kesimpulannya sama.

Ada sekelompok orang di Depok yang tengah bermain bulutangkis. Terus ada yang mengambil vidio mereka saat bertanding buat dijadikan story WA, mereka awalnya belum sadar ada penampakan di sana karena memang tidak ada saat mereka bertanding atau mereka tidak bisa mellihatnya. Mereka saja (para orang yang main bulutangkis ini) baru tahu dari story WA temannya yang bernama Diki.

'Cuma gitu?' Saya bergumam di depan layar laptop setelah membaca banyak artikel dengan judul yang sama dan isi yang persis juga.

Saya terdiam sejenak merenungkan apa yang barusan saya lakukan ini. Dan, kenapa reporter yang menulis berita di koran ini memasukan topik yang sangat unfaedah begini.

Saya menutup laptop dengan perasaan yang tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata maupun puisi. Rasanya aneh sekali. Antara kecewa dan bingung, juga bertanya-tanya mengapa saya jadi begini?

Saya melirik ke lembaran koran tadi. Mengambilnya dengan kasar dan langsung menyobek-nyobek kertas tersebut di lantai terus saya punguti untuk dibuang ke tempat sampah.

'Hari yang aneh' gumam saya sambil menatap koran yang saya buang di sampah.

Saat berbalik. Saya heran dengan apa yang saya lihat di depan mata saya. Hanya berjarak sekitar lima meter, saya menyaksikan dengan mata dan kepala saya sendiri sosok wanita berbaju putih, berambut panjang, dengan wajah polos itu tengah berdiri berhadapan dengan saya.

'Minjem sisirnya, dong!' Kuntilanak itu berbunyi.

Gigi saya seolah-olah rontok semua bersamaan dengan tawanya yang menggema untuk sepersekian detik kemudian menghilang tanpa jejak.

Tamat.
Diubah oleh orangkreatif01 30-10-2020 02:17
banditos69Avatar border
Yunie87Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.5K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.