anisaashoffiAvatar border
TS
anisaashoffi
Jurnal Peneliti Chapter 1. Teman Penelitian Malam Satu Suro
Penelitian, merupakan jati diri seorang peneliti.

Pada kesempatan kali ini, Saya akan bercerita sejenak mengenai apa yang terjadi di dalam Dunia Lain Peneliti yang tak bisa di logika oleh akal sehat manusia.

Cerita ini bermula ketika saya dan rekan melakukan penelitian di hutan X kota Y. Sebagai seorang konservator dan assisten professor, saya sudah terbiasa berpindah dari hutan 1 ke hutan lain.

Penelitian kali ini mengharuskan 1 tim yang tediri atas kami ber empat, untuk meneliti selama kurang lebih 1 minggu berada di dalam hutan X. kami berangkat dari kota malang menuju kota Y, berkendara dengan kereta selama kurang lebih 6 jam kami pun sampai.

Sesampainya di balai taman nasional hutan X, saya dan rekan lapor dan menunjukkan simaksi (surat izin masuk kawasan konservasi) kepada petugas. Saat itu, kantor masih dalam keadaan tutup karna kami sampai tengah malam disana.

Rekan saya menggelar sleeping bag dan memasak air untuk kami sekedar melepas lelah menyeduh kopi sambil berbincang bersama mengenai apa yang harus dilakukan keesokan hari. Saat itu saya langsung ke kamar mandi untuk sekedar membasuh muka dan mencuci kaki. Biasa, filosofi orang jawa kalau sudah sampai rumah, cuci kaki dulu agar tidak diikuti. Saya sendirian di kamar mandi itu, cukup jauh dari lokasi rekan saya berbincang. Karna sudah terbiasa keluar masuk hutan, ntahlah rasa takut saya sudah punah mungkin. Namun saat itu saya sudah merasa ada yang memperhatikan saya.

Saya kembali bersama rekan saya, namun saya diam mengenai apa yang sudah saya rasakan tadi. Hanya 1 tujuan saya, tidak ingin menghancurkan rencana penelitian hanya karna perasaan semu saya.

Kami berbincang sampai waktu menunjukkan pukul 02.00 dini hari, kami pun segera beranjak tidur di teras musholah. Tetap, saya masih merasa di awasi.
Pukul 04.30, saya dan 1 rekan saya terbangun. Kami segera membangunkan rekan kami lainnya untuk segera berberes menunggu kantor balai buka. Kami membersihkan diri di toilet musholah, setelah itu kami mencari sesuap nasi untuk sarapan pagi.

Kantor telah buka, kami menunjukkan simaksi kami untuk bisa masuk dan meneliti. Karna jarak dari balai ke lokasi penelitian cukup jauh yaitu 6 km, dan kami tidak membawa kendaraan sehingga kami menunggu kendaaran yang bisa kami tumpangi ke sana. Saat itu taman nasional X tutup untuk pengunjung selama beberapa hari karena

Perbaikan jalan sehingga tidak ada kendaraan pengunjung yang berlalu lalang. Yang ada saat itu hanyalah truk material jalan, akhirnya kami menumpang truk tersebut di bangku sebelah pengemudi. Saya dan 1 rekan saya di truk 1 dan 2 rekan saya yang lain di truk berikutnya.

Setelah hampir 1 jam kami masuk ke hutan, akhirnya kami tiba di lokasi penelitian.

Sepi, hanya ada petugas polisi hutan tak ada pengunjung sama sekali. Selesai kami berterima kasih kepada sopir truk pemuat material, kami pun menuju ke petugas polisi hutan yang saat itu berjaga untuk sekedar menyapa. 

“sendirian pak ?”
“tidak, ada pak a* (penjaga kantor wilayah b* taman nasional X). kalian dari mana ? mau meneliti apa ?”
“kami dari malang, mahasiswanya professor s* mau meneliti merak dan kebakaran hutan pak.”
“oh, prof S*. saya kenal, beliau sering meneliti disini. Sekarang Taman nasional X tutup loh ya karna perbaikan jalan, jadi tidak ada pengunjung.”
"Nggih pak, kami sudah diberi tau oleh petugas di kantor depan".

Kami menuju ke penginapan, lalu Kami pun memasukan barang barang kami ke penginapan yang kami sewa. Ada 3 penginapan, 2 penginapan merupakan penginapan sewa per rumah dan 1 penginapan merupakan penginapan sewa per kamar. Karna taman nasional tersebut tutup, sehingga di penginapan itu hanya ada kami ber empat saja. Jarak antara penginapan dengan kantor polisi hutan 100m jalan kaki.

Setelah kami menaruh perbekalan, kami pun langsung masuk hutan untuk mengambil sample penelitian. Kami mencari keberadaan dan jejak merak, karna penelitian saya saat itu merak. Kami berjalan berpindah pindah lokasi, sampai di dalam hutan kami bertemu pohon asem besar yang rimbun. Akhirnya kami memutuskan untuk bersitirahat disitu. Memang langkah, di antara pohon pilang yang menghuni savanna ada 1 pohon asem besar yang hidup. Suasana saat itu sangat nyaman, teduh dah berangin. Namun, 1 rekan saya yang memiliki sixsence mulai berulah. Saat kami ingin berpindah, dia jalan di barisan terakhir dan berkata “kita ada di perumahan seperti di film the hobbit, gandeng saya. Saya tidak bisa membedakan mana orang mana bukan. Kalian terlihat sama".
Saya menggandeng dia untuk keluar menuju padang savanna yang luas, lalu kami kembali ke penginapan untuk makan sore dan menyimpan sample penelitian. Sebenarnya saya sudah tau apa yang dimaksud rekan saya tadi, namun saya hanya diam agar kedua rekan saya lainnya tetap tenang.

Malam pun datang, saat malam kami terbiasa kopi darat bercengkrama membahas rencana penelitian untuk keesokan harinya, kami sepakat untuk berpindah titik lokasi penelitian karna lokasi area pohon asem sudah selesai kami teliti. Malam ini dan keesokan harinya berjalan lancar tidak ada gangguan yang signifikan.


Tiba saat hari ke 5, kami meneliti seperti biasanya. Masuk hutan subuh hari dan keluar hutan sore hari. Hari itu selesai kami meneliti, kami bertemu dengan polisi hutan yang sedang selesai patroli. Kami bertegur sapa, semua Nampak normal.

Hingga pada malam itu, selesai kami membersihkan diri dan mengisi perut. Kami bercengkrama seperti biasa, penginapan yang kami tempati terdapat 8 kamar, dan hanya ter isi 1 kamar saja yaitu kamar kami. Kami bercengkrama di kursi anyaman kayu depan kamar sambil membahas rencana pengambilan data penelitian yang kurang sebelum kepulangan kami keesokan hari. Kami terbiasa bercengkrama sampai pukul 24.00. 

Saat itu masih menunjukkan pukul 20.00, kami bercengkrama seperti biasanya. Namun hanya pada malam itu kami merasa hanya lampu penginapan kami yang menyala, suasana sangat sunyi sepi hanya ada suara kami. Kami bingung kenapa barak polhut dan wisma penjaga gelap ? apa artinya hanya ada kami disana ?

Kami tetap berpikiran baik “ah mungkin saja mereka terlalu lelah sampai lupa menyalakan lampu”
Tak lama kami bercengkrama, kami merasa ada angin yang terus menerus berhembus tak normal pada kami. Tetap tidak kami gubris, sampai suatu ketika tercium bau anyir, sangat lah anyir. Bau itu mengalahkan bau mayat hewan buruan yang biasa kami temui ketika meneliti. Saya sempat mencari dimanakah asal bau itu ? karna saya curiga ada mayat hewan di penginapan. Kami tidak menemukan apapun saat itu, bau itu tetap ada dan tidak berkurang anyirnya.

Rekan saya yang memiliki sixsence hanya melihat ke sebelah saya dan ke pohon yang ada di depan penginapan secara bergantian sambil tersenyum seolah menemukan sesuatu.
Saya paham maksudnya, akhirnya saya berkata “ayo rek, sudah malam. Saya lelah, ayo kita tidur”. Seakan merasakan hal yang sama, kami saling berpandangan satu sama lain berkode mata lalu akhirnya Kami berempat berlari kecil menuju kamar, kami memiliki perasaan yang terhubung. Takut. Adalah kondisi saat itu.
Saat di kamar, kami menutup pintu kamar dan menyusun semua tas dan perbekalan kami di pintu dengan harapan tidak ada hal dari luar yang dapat membuka pintu itu. Ntah saat itu kami bingung karna sudah berkali kali meneliti ke hutan itu, namun baru 1 kejadian ini yang benar benar membuat kami ketakutan.

Kami berdoa bersama, kami mencoba tertidur. Saya memejamkan mata dan membaca ayat kursi berkali kali sampai saya benar-benar tertidur.
Keesokan harinya, di depan kamar kami penuh sampah dedauan berserakan. Kami bingung padahal kami selalu menyapu dan menjaga kebersihan di lokasi itu. Apa semalam ada angin kencang ? batin kami.
Pagi itu kami masih melengkapi kekurangan data penelitian, saat setelah kami keluar penginapan kami bertemu dengan penjaga kantor yang menaiki motor lalu saya menegur.

“selamat pagi pak”
“oh kalian, pagi. Bagaimana penelitiannya ?”
“baik pak, bapak dari mana kok sepertinya baru datang”
“iya, bapak baru datang”
“pak semalam lampu kantor kok mati ? apa lupa menghidupkan lampu ?”
“oh itu, iya bapak balik sore jadi lampu lupa tidak bapak hidupkan. Bapak terburu-buru karna kemarin ada tahlil (syukuran dalam Bahasa jawa), kan kemarin malam satu suro”
“hah malam satu suro ? berati kemarin di sini hanya ada kami berempat pak ?”
“hehe iya, gimana kalian tidak kenapa-kenapa kan ?”
“ndak kok pak, cuman kemarin malam ada yang ajak kami berkenalan hehe”
“oh yasudah kalau sudah kenal”

Diubah oleh anisaashoffi 02-11-2020 05:04
erman123Avatar border
tien212700Avatar border
sangalikurrAvatar border
sangalikurr dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.