Anime ini bercerita tentang Okabe Rintaro, seorang pemuda yang suka berkhayal (chuunibyo) dan menyebut dirinya sebagai seorang Mad Scientist. Bersama dengan ahli komputer bernama Hashida Itaru dan gadis polos bernama Shiina Mayuri, mereka mendirikan laboratorium kecil untuk bereksperimen terhadap benda-benda elektronik. Kemudian sebuah kebetulan luar biasa terjadi, mereka tak sengaja menciptakan sebuah mesin waktu sederhana dari hasil modifikasi sebuah handphone dan microwave. Meski masih sangat primitif, mesin waktu tersebut terbukti benar-benar bisa mengubah masa lalu. Dengan bantuan Makise Kurisu sang gadis jenius, Okabe pun terus melakukan eksperimen demi memahami cara kerja mainan barunya.

3.1 Letak Inspirasi anime Steins Gate dari Kisah Nyata
Pada dasarnya anime Steins Gate terinspirasi dari kejadian di tahun 2000 seorang bernama John Titor pertama kali memperkenalkan dirinya di forum internet. Ia mengaku kepada publik bahwa dirinya sebagai seorang prajurit Amerika di tahun 2036 yang sedang mengemban sebuah misi yaitu kembali ke tahun 1975 untuk mengambil sebuah komputer portable pertama yaitu PC IBM 5100. Di tahun 2036 semua sistem UNIX akan mengalami eror, oleh sebab itu IBM 5100 sangatlah penting bagi mereka di tahun 2036. Seharusnya John Titor sudah kembali ke masanya di tahun 2036, akan tetapi dia kembali pada tahun 2001 untuk memperingatkan orang tuanya tentang bahaya masa depan. Dan pada 21 Maret 2001, John Titor pamit untuk pulang ke masanya. Sejak saat itu dia sudah tidak pernah muncul lagi di forum. 

Anime Steins Gate pun mengadopsi dari kisah ini untuk disajikan dalam ceritanya. Seperti komputer IBM 5100, ada juga SERN merupakan parodi dari CERN, dan pokok bahasan animenya yang mengacu pada time paradox.

Pada era revolusi Jepang Kawakami merupakan sosok pendukung gerakan Jyoi. Dia menjadi tenar setelah berhasil membunuh seorang idealis dan pemikir hebat Shakuma Shouzan. Shakuma memiliki pemikiran bahwa untuk maju Jepang harus membuka diri dengan pengaruh asing, khususnya barat. Hal ini lah yang menjadikan dirinya sebagai sasaran empuk bagi gerakan-gerakan radikal yang menginginkan Jepang tetap murni dan bersih dari kontaminasi pengaruh asing.


Setelah membunuh Shakuma Shouzan, Kawakami Genzai dimasukan kedalam penjara dan akhirnya dibebaskan setelah masa restorasi Meiji. Namun ternyata era baru dari pemerintahan Meiji setuju dengan konsep dan pandangan dari Shakuma, bahwa untuk maju Jepang harus membuka diri dari pengaruh asing dan mempelajari teknologi-teknologi asing, namun tetap berjiwa Jepang.

B. Pelajaran yang didapat

Berdasarkan apa yang telah dibahas anime tidak hanya menjadi karakter fiksi yang menghibur, namun ada juga yang didsarkan pada kisah nyata dan menjadi pembelajaran bagi para penikmatnya. Berikut beberapa pembelajaran yang telah TS dapat.
1. Anime Grave of the Fireflies (Hotaru  no Haka), menjadi pelajaran penting bagi para penikmatnya bahwa masa lalu yang kelam tidak akan pernah lupa meskipun pikiran dan mental terus menua. Kesedihan yang ada akan  tetap tertanam di dalam jiwa. Sang penulis mencurahkan segala yang dimiliki untuk membagikan pengalaman di kelamnya di masa lampau. Alhasil karyanya menjadi sorotan publik dan mendapat respon positif dari banyak pihak. Adapun mendapat feedback merupakan bonus yang didapat dari komersil.
2. Anime Bakuman, mengajarkan bahwa menjadi pandai menggambar tidak akan mempercepat proses kesuksesan seseorang. Perjuangan keringat tiap tetesnya perlu dilakukan dengan bekerja dengan giat.
3. Anime Steins Gate merupakan anime fiksi yang didasarkan pada apa yang terjadi di time paradoks. Mengajarkan bahwa sekalipun seseorang dapat mengubah alur waktu ada kemungkinan alur waktu yang lain akan terganggu dan akan memicu ketidakseimbangan. Alhasil dapat melukai orang sekitar kita.
4. Anime Samurai X, mengajarkan bahwa seorang pejuang akan menjadi garda terdepan apabila ada ketidakadilan yang dilakukan oleh sang penguasa. Kebrutalan, keganasan, dan kekejaman yang dilakukan sejatinya hanya ditujukan kepada seseorang yang dianggap musuh. Tindakan yang dilakukan tidak semata-mata untuk kepuasan pribadi.
5. Anime Battle of Surabaya, tidak hanya memperjuangkan hak tetapi juga kelangsungan hidup, harga diri, moralitas, dan bentuk ketidakadilan yang dilakukan para kolonial harus diperjuangkan dan bersatu bersama dengan tujuan yang sama sampai tetes darah penghabisan. Ahasil orang di era sekarang dapat menikmati waktu kedamaian untuk waktu yang lama berkat pengerbanan para leluhur.