sniper2777Avatar border
TS
sniper2777
Antara Jokowi, Luhut, dan Vaksin Corona yang Molor
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ada kemungkinan pemberian vaksin Corona yang ditargetkan bulan November akan mundur. Hal itu dikarenakan belum adanya pemberian izin emergency use authorization (EUA). Izin itu diterbitkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Meski begitu, Luhut menegaskan keterlambatan pemberian vaksin dari target bukan karena vaksinnya belum ada. Dia menyatakan vaksinnya sudah ada dan didapatkan pemerintah. Vaksin itu juga siap diberikan, hanya tinggal menunggu izin EUA.

"Tadi Presiden telepon saya, karena barangnya (vaksin) sudah dapat. Rencananya yang minggu ke dua November bisa saja nggak tercapai, tapi bukan karena barangnya, barangnya siap. Tapi adalah emergency use authorization-nya belum bisa dikeluarkan BPOM," ujar Luhut saat memberikan arahan di Lemhanas dan disiarkan di YouTube, Jumat (23/10/2020).

Menurutnya, pemerintah ingin memastikan terlebih dahulu izin EUA bisa diberikan, agar pemberian vaksin bisa sesuai aturan.

"Karena ada aturan dan step yang mesti dipatuhi. Jadi itu Presiden nggak mau lari dari situ, dia mengatakan keamanan nomor satu. Jadi kita lihat sampai kapan ini," ungkap Luhut.

Luhut juga sempat mengatakan dirinya sempat ditawari pemberian vaksin saat kunjungan ke China, hanya saja dia enggan menerima tawaran itu. Alasannya sama, di Indonesia belum ada izin EUA-nya, maka sebagai warga Indonesia aturannya belum bisa divaksin tanpa izin tersebut.

"Minggu lalu saya dari Yunan bicara sama pemerintah Tiongkok segala macam, tidak ada lagi yang pakai masker, kita jadi alien di sana. Saya tanya Perdana Menterinya, kenapa nggak pakai masker, anda sudah suntik vaksin? Katanya sudah, saya diajak suntik juga lah," kisah Luhut.

"Tapi kan kita belum bisa disuntik, karena kita belum ada emergency use authorization. KIta masih tunggu, itu kan aturan. Kita harus patuhi aturan," sambungnya.

Sementara itu, dari catatan detikcom, sekitar 6,6 juta dosis vaksin COVID-19 bakal tiba di Indonesia pada bulan November 2020. Setidaknya ada tiga perusahaan yang akan mengirim vaksin yakni dari Sinovac, G42/Sinopharm, dan CanSino Biologics.

Dikutip dari keterangan resmi, Sinovac akan mengirim 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November, G42/Sinopharm mengirim 5 juta dosis, dan Cansino menyanggupi 100.000 vaksin (single dose) pada bulan November 2020.

Persiapan detil untuk pelaksanaan vaksinasi tengah disusun oleh Kementerian Kesehatan. Menkes RI Terawan Agus Putranto mengatakan tenaga kesehatan, aparat keamanan dan tenaga pendidik jadi sasaran prioritas penerima vaksin COVID-19 di tahap awal.

Sementara itu Staf Ahli Menteri Kesehatan, Alexander Kaliaga Ginting menyebut suntik vaksin COVID-19 akan dimulai secara bertahap pada Desember mendatang.

"Desember [suntik vaksin], akan dilakukan secara bertahap," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/10).

(fdl/fdl)

https://finance.detik.com/industri/d...a-yang-molor/1












Padahal ebong udah pada nungging siap di suntik emoticon-Leh Uga





Kesel Sama Trump, Produsen Vaksin Global Kompak Buat 'Petisi'

Jakarta, CNBC Indonesia - Para produsen pembuat obat dan vaksin yang tengah bersaing untuk memproduksi vaksin virus corona atau Covid-19 ke pasar secara komersial akan mengeluarkan pernyataan publik secara bersama dalam waktu dekat ini.

Isinya, bahwa mereka tidak akan meminta persetujuan pemerintah sampai data telah dikumpulkan secara penuh guna memastikan obat dan vaksin tersebut aman dan efektif dikonsumsi masyarakat. CNBC International sudah melakukan konfirmasi pada sejumlah produsen obat dan vaksin tersebut.

Draf awal dari pernyataan bersama ini akan berisi komitmen mereka dalam memprioritaskan keselamatan orang yang divaksinasi. Informasi ini pertama kali dipublikasikan The Wall Street Journal.

Pfizer, Johnson & Johnson dan Moderna diharapkan ikut berpartisipasi dalam sumpah atau ikrar bersama tersebut, sebagaimana dilaporkan Wall Street Journal. CNBC juga telah mengkonfirmasi bahwa Sanofi, perusahaan farmasi asal Paris, juga berencana ikut berpartisipasi.

Janji atau ikrar bersama itu datang ketika para ilmuwan dan spesialis kesehatan masyarakat menyatakan keprihatinan bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump menekan regulator obat dan kesehatan, terutama Food and Drug Administration (FDA), untuk mengesahkan vaksin sebelum pemilihan presiden 3 November mendatang.

"Kami percaya janji ini akan membantu memastikan kepercayaan publik pada vaksin Covid-19 yang pada akhirnya dapat disetujui dan kepatuhan pada proses ilmiah dan peraturan yang ketat di mana mereka [vaksin-vaksin tersebut] dievaluasi," tulis draf pernyataan tersebut, dilansir Wall Street Journal, dikutip CNBC.

Wall Street Journal juga menambahkan bahwa pernyataan tersebut mengatakan perusahaan hanya akan meminta izin penggunaan darurat atau lisensi pemerintah berdasarkan "bukti substansial keamanan dan kemanjuran" dari uji klinis fase tiga.

Namun, pejabat tinggi kesehatan AS, termasuk Komisaris FDA Dr. Stephen Hahn dan Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (National Institute of Allergy and Infectious Diseases) Dr. Anthony Fauci, baru-baru ini mengatakan uji coba fase tiga dapat diakhiri lebih awal jika vaksin menghasilkan bukti yang kuat dengan cepat.

Sebelumnya otorisasi darurat oleh FDA yang dikeluarkan mendapatkan kritikan dari para spesialis kesehatan masyarakat lantaran mereka prihatin bahwa badan tersebut menyerah pada tekanan politik, terutama desakan Trump.

Badan tersebut mengeluarkan otorisasi darurat pada Maret lalu untuk penggunaan obat antimalaria yang didukung Trump, chloroquine dan hydroxychloroquine dalam merawat pasien Covid-19.

Tetapi badan tersebut akhirnya mencabut otorisasi pada Juni lalu berdasarkan bukti bahwa obat tersebut dapat menyebabkan komplikasi jantung dan meningkatkan risiko kematian pada beberapa pasien Covid-19.

Dan bulan lalu, Hahn menarik kembali komentar yang dia buat tentang manfaat plasma pemulihan pada konferensi pers Gedung Putih di mana otorisasi darurat pengobatan Covid-19 diumumkan.

Ilmuwan mengkritik Hahn karena melebih-lebihkan manfaat pengobatan plasma pemulihan.

"Pertimbangan politik harus dikesampingkan oleh Partai Republik dan Demokrat," kata draf rancangan pernyataan produsen vaksin tersebut.

Regulator dan perusahaan farmasi kini bergerak dengan kecepatan tinggi demi menghadirkan vaksin ke pasar yang secara efektif dan aman guna memberangus virus corona, yang telah menginfeksi lebih dari 26,6 juta orang dan menewaskan sedikitnya 875.400 orang di seluruh dunia.

Taruhannya tinggi, mengingat para ahli cuaca dan ahli epidemiologi memperingatkan bahwa musim dingin bisa membuat penularan corona lebih mematikan.

AS telah menginvestasikan lebih dari US$ 10 miliar dalam enam upaya vaksin yang berbeda melalui Operation Warp Speed, langkah pemerintahan Trump untuk membawa vaksin dengan cepat ke pasar. Tiga perusahaan farmasi global, Moderna, Pfizer dan AstraZeneca, sudah menguji kandidat vaksin mereka dalam uji coba fase tiga.

Tidak jelas apakah AstraZeneca berencana untuk berpartisipasi dalam ikrar bersama ini, tetapi perusahaan sebelumnya merilis pernyataan yang menyebutkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk "mengikuti ilmu pengetahuan" dan "mengutamakan pasien".


(tas/tas)

sumur
uratkumbangAvatar border
nomoreliesAvatar border
nomorelies dan uratkumbang memberi reputasi
2
1.3K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.