ummusalihaAvatar border
TS
ummusaliha
Kuntilanak Bau Anyir, Menjerit Tiap Malam Jumat! Merinding Banget!
Suara Koreak dan Jeritan Tengah Malam


Hai Gansist apa kabar? Mari simak pengalaman mistis ane dua minggu yang lalu. Happy reading.


Malam itu jalanan nampak sepi, jangankan para pemuda yang biasa nongkrong di pinggir jalan desa. Tidak seperti biasanya bahkan suara katak, juga jangkrik yang bersahutan mendadak lenyap dari indera pendengaran.

Aku masih setia duduk di bangku depan teras, menyendiri di malam hari adalah kebiasaanku untuk mencari inspirasi. Udara dingin malam itu, sama sekali tak mempengaruhiku yang sedang asyik mengarungi alam halusinasi.

Keeeaakk keeaaakk ....

"Apa itu?" Aku terperanjat kaget, hatiku bertanya-tanya, apakah itu seekor burung gagak? Mataku berkeliling menatap sekitar, tidak ada apapun di jalanan, hanya ada kegelapan yang menjadi penghias malam.


Dokpri


Aku kembali duduk di bangku, membuka lembaran kertas berisi outline juga beberapa tugas sekolah anak. Desir angin malam semakin terasa kian menusuk kulit, aku masuk ke dalam rumah mengambil jaket dan menyeduh secangkir kopi hitam kesukaan.

Saat sedang menyeduh kopi di dapur, suara itu kembali terdengar. Entah kenapa, aku merasa merinding mendengarnya. Bulu kuduk seketika berdiri, aku mengusap tengkuk lalu memilih abai dan kembali duduk di teras.

Beberapa kendaraan bermotor ada yang lewat, kulihat jam di layar ponsel waktu menunjukkan pukul 23.30 . Rasa kantuk belum menghampiri, aku pun berkutat dengan tumpukan kertas di meja. Memilih tugas mana yang hendak di selesaikan, rasanya seperti ada yang menemani saat aku sibuk membuka outline.

Ketika sedang mengecek tugas sekolah anak, sekelebat bayangan putih melintas di jalan, bau anyir menyeruak bersamaan dengan munculnya sosok perempuan berambut panjang memakai baju putih. Aku menutup hidung karena merasa mual. Bukannya takut, jiwa penasaranku malah timbul mengikuti bayangan tadi.


Terlihat di sana sosok yang lebih tepatnya kuntilanak berambut panjang berjalan pelan. Dia berhenti di got, sebelah gapura gang masuk ke kampung, meski merinding setengah takut, entah kenapa mataku enggan melepaskan pandangan darinya.


Dokpri


Beberapa saat dia terlihat duduk santai di sana, tangannya seperti sedang melakukan gerakan mengelus. Samar kudengar suaranya mengatakan.

"Anakku ... Anakku ...." Lirih ucapnya pelan.

Aneh sekali, jarak rumah dan gang masuk gapura itu lumayan jauh. Akan tetapi, telingaku bisa menangkap suaranya yang samar. Mataku belum lepas dari sosok perempuan yang masih duduk di got sana, tiba-tiba suaranya berubah jadi isakan tangis memilukan. Dia kemudian berjalan menuju poskesdes yang ada di sebrang gapura, sosok wanita itu masuk menembus tembok.

Lampu poskesdes mendadak hidup mati seperti sedang sekarat, kakiku terasa lemas karena aura negatif terasa menghantam tubuh. Padahal jarak kami lumayan jauh, saat lampu poskesdes mati total, suara isak tangis perempuan itu semakin menjadi-jadi, sampai suara terakhir yang kudengar dia meminta anaknya.

"Aaaaaa, mana anakku, mana anakku," jeritnya pilu.


Got tempat dia suka nongkrong


Karena seram mendengar jeritannya, aku lari masuk ke dalam rumah. Mendengar suaranya ternyata lebih menyeramkan dari pada wujudnya. Dua hari kemudian, saat Bu Bidan bertugas, aku menceritakan kejadian yang kualami malam itu. Bu Bidan menjelaskan, jika seminggu lalu ada wanita yang meninggal usai melahirkan anak pertamanya di poskesdes.

"Memang, Neng, sejak dia meninggal itu poskesdes ini agak gimana, ya," keluh Bu Bidan.

"Serem, Bu?" selidikku.

"Ya seram, panas gitu juga."

"Asal jangan ganggu aja, ya, Bu, masing-masing."

"Eneng, enak bilang gitu. Saya mah harus kesini kalau ada yang lahiran malam, agak parno juga sih tau."

"Mau gimana lagi ya, Bu. Sudah tugas dan sumpah jabatan, Ibu yang sabar aja," ujarku menghibur Bu Bidan.

Sejak saat itu aku semakin penasaran dengan sosok perempuan tersebut. Di jam yang sama, tepatnya pukul 23.45 ditandai dengan suara koreak. Dia selalu lewat dengan bau anyir darah yang khas. Awalnya aku merasa risih, karena merasa terganggu oleh kemunculannya. Suara isak tangis dan jeritan pilu di tengah malam itu membuatku terkadang merasa kesal.

Namun, lama-lama aku mulai terbiasa karena dia pun tidak menganggu aktifitasku. Setiap kali dia lewat, aku selalu melantunkan do'a untuknya agar diberi ketenangan dan jin qorinnya tidak lagi mengganggu warga. Karena beberapa warga bercerita, sering melihatnya menangis di got dengan keadaan yang sama.

Dua minggu lalu, aku pun kembali bertemu dengannya. Tumben sekali, dia mengangkat wajahnya dan mengulumkan senyum padaku. Mungkinkah dia tahu, aku selalu memperhatikannya selama ini, setiap kali dia lewat? Entahlah.

Ingin rasanya bertanya padanya apa yang membuat dia tidak tenang dengan kematiannya. Aku sadar diri, akan kemampuanku yang hanya bisa melihat dan merasakan kehadiran mereka. Tapi, tidak bisa berinteraksi. Menjadi sepertiku rasanya tidak enak, antara takut dan berani harus seimbang saat merasakan aura mereka mendekat.

Quote:


Sampai sekarang dia masih suka muncul kalau malam jumat begini. Tapi udah nggak terlalu sering sih denger tangisan sama jeritannya, palingan cuma bau anyir darah aja. Mungkin karena sudah dua malam jumat, selepas maghrib Bu Bidan dan warga mengadakan acara ngaji yasin di poskesdes untuk mendo'akan siapa saja, termasuk untuk sosok perempuan yang sering menampakkan diri.

Sekian thread ane kali ini, mohon maap gak berani sebut namanya. Takut nyamperin ke rumah. Sampe ketemu di thread selanjutnya Gansis.
Diubah oleh ummusaliha 22-10-2020 15:53
nurulnadlifaAvatar border
salilasaAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.4K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.5KThread41.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.