Hujan di pagi hari itu membuat hatiku tak menentu, perasaan ini penuh dengan kehampaan, cemas, dan putus asa. Begitu banyak coba yang menerpa, jiwa kecilku yang kuibaratkan embun yang tersesat dan terobang-ambing dalam badai diiringi dengan kilat.
Badai itu adalah cobaan dan hinaan serta kilat itu adalah sebuah intimidasian dan tekanan. Begitu banyak hinaan dan bully-andan intimidasi yang kudapat. Pada akhirnya ku terbuang sekarat, menjadi pesakitan ibarat hujan yang jatuh dari langit.
Hal yang paling manis hanyalah memori masa kecilku yang ceria seakan tanpa beban, begitu indah seperti pelangi. Namun sekarang nasibku seperti hujan itu, yang dirindukan saat kemarau dan dibenci saat penghujan. Bukankah hidup ini berkah?
Merekalah yang membunuh jiwaku, apakah mereka tidak melihat kedalam diri mereka sendiri? Hanya memandang hina orang, karena berbeda. Mereka memasukkan aku ke dalam ruang sempit, gelap dan lembab seorang diri. Bukan berjalan di sisiku ini.
#PleaseStopBullying
#Bullying bukanlah hakekat manusia beradab.
Spoiler for Hujan di Pagi Hari:
Hujan di Pagi Hari
Aku adalah jiwa-jiwa mungil yang terangkat
Tersesat dan terkurung rapat
Beriring badai dan gertak kilat
Akhirnya ku terhempas sekarat
Secercah sinarMu bias mimpi
Elok bak pelangi
Menangis syahdu penuh arti
Tapi sayang tak kau sadari
Yang indah selalu terpatri
Tiap memori masa dini
Apa ingat aku ini,
Yang kau nanti dan kau benci
Kau caci dan kau rindui
Aku adalah jiwa-jiwa mungil yang terangkat
….. Air hujan tercipta dari uap air, di sini uap air saya ibaratkan sebagai jiwa mungil
Tersesat dan terkurung rapat
….. Uap air itu terangkat dan terkumpul dalam awan
Beriring badai dan gertak kilat
….. Munculah badai dan kilat
Akhirnya ku terhempas sekarat
….. Turunlah hujan
Secercah sinarMu bias mimpi
Elok bak pelangi
Menangis syahdu penuh arti
Tapi sayang tak kau sadari
Yang indah selalu terpatri
Tiap memori masa dini
Apa ingat aku ini,
Yang kau nanti dan kau benci
Kau caci dan kau rindui
….. Bait kedua merupakan refleksi perasaan, muncul pelangi, saat hujan kadang Kita teringat kenangan masa lalu. Hujan yang selalu dirindu saat musim kemarau, namun juga dibenci saat musim penghujan.
Spoiler for Note:
Puisi ini menyiratkan seseorang yang putus asa dan hilang arah.