adiblonkmodsAvatar border
TS
adiblonkmods
ANAK GARDU (cerita kecil semasa sekolah)

(Prelude)

Ini Kisah, 5 orang teman saya yang ingin membunuh waktu ketika selepas pulang sekolah. Dayu, Gilbang, Bubu, Eki, dan Ari ingin berbagi cerita bagaimana kami bersahabat sampai hari ini.

Dayu Purnomojadi adalah seorang opitimiser pria dengan segudang cita2 dan perencanaan, dia gak mau nanti ketika dewasa nanti hidup tanpa tabungan dan anggaran yang jelas. Dia sangat membenci tentang hal yang tidak teratur dan dia percaya bahwa akan ada waktunya perencanaan akan berujung keindahan.

Gilbantara Anggara adalah seorang pria romantis dengan segudang kata cinta dan pengalaman bercinta yang tak perlu diragukan lagi, mempunyai keahlian dalam segala bidang  termasuk music dan dia adalah anak yang bisa membetulkan apa saja yang rusak termasuk hati yang rusak hehehe...

Baratha Yuda adalah seorang pendiam santai tenang tapi menghanyutkan seperti itulah kira kira sosoknya. Pernah ada suatu cerita ada seorang cewe ikut gabung ketongkrongan suka dan cinta mati sama dia, sampai sampai cewe tersebut belum menikah sampai sekarang karena si Bubu hanya menganggap sebagai teman atau sahabat busyeettttt Bu….Bu gila lu yak.

Eki Putranto adalah pria paling sering dijadikan bahan bercandaan, karena panggilan bapak yang selalu membekas dalam namanya (Anto)nama bapaknya. Sampai disuatu cerita temannya menelpon dia ketika telpon umum dan wartel masih merajai, Hallo…Hallo Anto nya ada … diangkatlah oleh sang Ayah saya Anto kamu siapa cari siapa? OH Maaf Om maksud saya Eki Om, Hahahahha Absurd….

Aria Wijaya adalah seorang pengagum mereka berempat, Ari selalu terinspirasi oleh apa yang mereka lakukan sampai pada suatu kisah ketika Eki Putranto sedang memainkan alat musik si Aria terinspirasi untuk menjadi seorang seperti Eki. Dan si Eki mengajarinya meskipun dasar banget dan si Aria sekarang menjadi seorang musisi aransemen hebat meskipun belum go internasional.



Cerita Selepas Pulang Sekolah

Dan di pagi yang cerah seolah burung enggan untuk tak berkicau telah menampakkan tubuhnya untuk bernyanyi merdu di hari itu.

Berjalan lah kaki ini menuju ke sekolah tercinta, yang tidak jauh dari rumah saya. Ada sebuah kali kecil disitu terdapat sebuah jembatan dari pipa yang selalu menimbulkan kesan menakutkan dalam menyebrangnya sangat licin sekali, tapi bagi anak seumuran mungkin sesuatu hal yang seru. Menyebranglah kami akhirnya dalam balutan harapan untuk menunggu teman satu angkatan lewat depan saya “(NEBENG) artinya menunggu barengan untuk menuju sekolah”.

Tak lama kemudian, bahagialah saya ketika sosok sederhana dengan balutan baju seragam yang rapi dan bersih menunjukan senyumnya dari kejauhan. Fahmi teman satu kelas saya yang menawarkan “Mau Bareng”. Dan saya pun menjawab “Yoi” akhirnya saya pun duduk miring di depan frame sepeda federalnya.

Sesampainya di sekolah tercinta kami langsung masuk kelas. Karena jam sudah menunjukan pukul 07.00 WIB. Seperti murid – murid pada umumnya kami mendengarkan pelajaran dengan seksama layaknya seorang pelajar yang patuh (hahahahaha…. Ga banget jehh). Jam pelajaran pun berlalu begitu cepat dan akhirnya.

Bel istirahat pun berbunyi “kriiiingggg…..kriiinnggg….krriinngg” itu menunjukan bahwa waktu istirahat kami telah tiba, pelajaran apapun ketika bel tersebut berbunyi ditunda untuk jam pelajaran berikutnya.

Nahhh disinilah awal mula kisah itu, ok sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri dulu saya berasal dari kelas (3H) dan punggawa tokoh tokoh diatas datang dari kelas (3i).

Kelas saya dan (3i) bersebelahan, Di pojok kelas (3i) terdapat tangga untuk menuju lantai 2 , kelas (3i) dekat dengan kebon belakang sekolah. Base camp (3i) tersebut berada di sekitar kebon tersebut, banyak dari siswa (3i) menghabiskan waktunya untuk bercengkrama melepas cerita cinta dan curhat tentang apa saja, demi membunuh waktu ketika jam istirahat tiba.

Suatu waktu saya ikut nimbrung dalam sebuah obrolan kecil ketika itu,

“Woi Gil” saya pun menyapa

“Woi” (tekan endi cik) “dari mana cuy”    

“kantin lah” saya pun menjawab

“mampir kene sik lah” (mampir sini dulu lah)

Kalimat itu yang akhirnya saya memutuskan untuk bersenda gurau sejenak. Saya pun terdiam, karena banyak dari siswa dari kelas Gilbang yang saya kenal tapi hanya Gilbang aja yang lumayan dekat karena dari kelas satu dia selalu memberikan inspirasi dalam bentuk apa saja, termasuk urusan cinta…..HEHEHEH….HIHIHIHI

Duduklah saya sejenak dengan posisi bersila, dengan menikmati es plastik yang beli dikantin tadi sambil mendengarkan mereka bercakap.

Dayu : (nangdi iki rek mari moleh sekolah) “kemana ini habis pulang sekolah”

Aria : (iyo yo nangdi yo beengong aku) “iya ya bingung ak”

Bubu : (jangkrik lapo takok nangdi enak e) “jangkrik ngapain tanya kemana enaknya”

Gilbang : (yo nang omahmu ae yu) “ya kerumahmu aja yu”

Eki : (MuAAssuukkkk Cakkk) “mantap itu”

        (Rokok e endi iki) “rokonya mana ini”

Gilbang : (Nyoohhh…. Join Yo) “nih….gantian tapi”

Karena saya adalah tamu di lingkungan mereka tapi menurut saya ,ada sesuatu yang menarik yang dapat saya ikuti apa sebenarnya yang mereka kerjakan selepas pulang sekolah???. Jadi saya putuskan untuk berkata “Ak Melok Po’o“ (ak ikut dong). Dan mereka pun menjawab “Melokkkk aaeeee Caaakkkk” (ikut aja Bro).

Cletukan pun bermunculan seperti “Koen ga genda’an ta?” (kamu ga pacaran), “koen ga digolek I wong omah ta” (kamu ga dicari orang rumah) dan masih banyak lagi. Karena wajar ketika itu saya masih mempunyai tanggung jawab ketika kemana – mana harus pamit dulu sedangkan kebutuhan komunikasi tak seperti sekarang, jadi saya putuskan pulang sekolah untuk menelpon rumah dulu disebuah telpon umum dekat sekolah.

“Sedikit tambahan, mereka berlima itu adalah anak kecil yang beranjak dewasa yang ingin menghabiskan waktu secara diam – diam tanpa sepengetahuan orang tua mereka, tetapi dalam batasan nakal (tidak criminal,tidak narkoba) mereka jauh dari golongan itu.” Skip…skip..skip

Tak disangka sebuah anugerah yang dilimpahkan kepada mereka berlima, sebuah kabar yang sangat menyenangkan. “Diberitahukan kepada kalian warga kelas 3 dan kelas 2 pulang sekolah dimajukan pada jam 10.30 dikarenakan ada rapat antara Guru dan Kepala Sekolah”.

HOOOOREEEEEE mereka berteriak kegirangan layaknya seorang bocah yang menerima uang saku yang sangat banyak. Maklum ketika itu alat komunikasi tak secanggih saat ini. Mungkin kalo sekarang “MABAR(MainBareng)” mungkin bahasanya

Arditho menyeletuk “ Sido nang Dayu ta? “arti //jadi ke Dayu?// (Oiya Arditho adalah termasuk punggawa dari 5 teman saya tadi sosoknya yang jangkung berwibawa mempunyai prinsip yang teguh tapi sangat friendly sekali dan sosial banget)

Rifa dan Nelli “ Sido rweeekkkk” arti “//jadi lahh// (rifa adalah pria jawa keturunan arab yang selalu cinta akan olah raga cita2 nya saja guru Olah Raga. nice banget ga tuh…hihihih!!! Sedangkan Nelli anak muda keturunan NTT yang sudah lama tinggal dilingkungan jawa jadi ngomongnya medok jawa kentel banget) nice lahhhhhh…..

Anda dan Bundi “Eh Enteni sik jehh tak tuku pentol nang kantin” //tunggu dulu tak beli pentol di kantin//. (Oiya Anda adalah putra satu satunya dari keluarga besar polisi dan merupakan anak kesayangan karena dia tidak punya adik jadi orangtuanya introvet banget. “pppppffttthhh :mukasedihhh”. Bundi adalah anak bungsu dari 4 bersaudara rumahnya disekitar PIMDA2 nama perumahan pegawai negeri yang akhirnya dibeli secara hak milik sampai sekarang masih disana dia nya) iya…iya…iya.

Bel 4X berbunyi dan jelas menunjukan pukul 10.30 mereka pun segera beranjak dari bangku masing masing untuk mengucapkan salam perpisahan kepada guru mata pejaran terakhir “Selamat Siang Bu” tak lupa menyalami tangan guru tersebut.

Bergerombol , dulu dulu an , ingin eksistensi tinggi didepan cewe-cewe pujaan mereka. Gaduh pasti dari seluruh kelas yang ada di sekolah kami karena mereka mendadak punya rencana untuk menghabiskan waktu bersama teman untuk meluapkan apa yang ingin mereka luapkan.

Akhirnya suasana pun mereda dan saatnya team (3i) Dayu , Gilbang , Bubu , Eki , Aria , Ardhito , Rifa , Nelli , Anda , Bundi segera meninggalkan sekolah untuk menghabiskan waktu dirumah Dayu.

Berjalan lah yang jalan , bersepeda yang membawa sepeda tapi tetap dengan dikayuh pelan pelan untuk menemani yang berjalan.

Situasi perjalanan ketika itu sangat riuh tapi dengan balutan kehangatan dalam bercengkrama. Tanpa ada singgung menyinggung SARA, situasi cuaca ketika itu sangat asri, damai, tenang, nyaman sekali untuk melepas penat dan lelah, maklum anak seusia kami hanya berpikirnya main main dan main. Wajar ketika itu sebuah peralihan dari bocah menuju remaja, Emosi , Kreatifitas , Ego sangat mendominasi kehidupan kami.

Akhirnya kami pun sampai dikediaman Dayu. Eksistensi personal ingin melepas gaya untuk sekedar menunjukan jati diri kami. Kasih contoh “melepas kemeja baju sekolah kami”, ada yang “berganti dengan baju bebas”, supaya terlihat ini loh aku. Hahaha… tapi namanya remaja sesuatu hal biasa, selalu ada aja cara untuk diungkapkan secara berlebihan. Tapi masih dalam batas normal.

“Deskripsi sedikit tentang bagaimana rumah Dayu”

~Rumah yang tidak terlalu besar, tapi lumayan untuk berteduh dari panasnya matahari dan dinginnya air hujan terdapat teras kecil yang sangat artistik , ruang tamu yang simple dipadukan dengan warna sofa berwarna cream sungguh sangat hangat dan tentram. Di depan rumah terdapat lapangan bola yang sangat lumayan untuk kami bermain bola, dan ring basket yang usang tapi masih nyaman untuk sparing latihan kecil kecilan. Ada 2 buah tempat duduk buatan di depan pagar biasanya kami menyebutnya “BADUKAN” sangat nyaman diduduki ketika matahari mulai menenggelamkan sinarnya di waktu senja~.

Dan disinilah ruang imajinasi kami dalam membentuk diri , dan mengekspresikan ide ide gila kami, karena itu hanya untuk membunuh waktu meskipun hal tersebut tidak bermanfaat.

Sebuah alat musik yang sepertinya tidak terlalu mahal, dipetik penggunaannya dan dirangkul bagian resonansinya dibunyikan oleh teman kami Gilbang karena dia lumayan jago dalam memainkan alat musik tersebut. Demi untuk menghibur teman teman yang lain yang sedang bersenda gurau dengan bermain bola sepak dan main basket di sekitar rumah si Dayu.

Suasana ketika itu sungguh rukun,damai dan teratur tak ada teriakan mengganggu tak ada warga sekitar yang merasa terganggu karena sangat pagi sekali kami sudah berada di rumah si Dayu.

Kegiatan pun berlalu para punggawa (3i) pun sudah mulai kecape’an, mereka mencari tempat teduh disekitar teras rumah si Dayu. Untuk menikmati seteguk air dingin yang menyegarkan sambil bersenda gurau untuk berceloteh bergosip bercerita jorok dan masih banyak lagi. Sampai waktu menunjukan pukul 12.00 WIB

Gilbang “Ga Luwe ta rekk?” (ga lapar kalian)

Ardhito dan Eki “Yo Luwe lah” (ya lapar lah)

Bubu “Golek mangan ta?” (cari makan kah)

Dayu “Melok po’o rek nek golek gowo karung es =D ”(ikut lah kalo cari bawa karung)

Bundi “ (pat pat dadi sak cepat) ”

Aria “opo iku ndi?” (apa itu artinya ndi)

Bundi ”Patungan yak”

Aria “OOooo hancikk ono ono ae” (shit ada ada aja)

Eki “Sido budal ga iki?” (jadi benrangkat ga ini)

Rifa “Sido lah pat pat e tak kek no Dayu sing budal Eki karo Bubu” (jadilah patungannya diberikan ke Dayu yang berangkat Eki dan Bubu)

Ardhito “Tuku nangdi koen” (beli dimana kamu)

Eki “Uwestala enak akeh murah percoyo wes” (sudahlah enak banyak murah percaya deh)

Ardhito “Iyo temen yo awas koen nek ga enak” (iya beneran lo ya awas kamu kalo ga enak)

Berangkatlah si Eki dan Bubu dengan menggunakan sepeda yang paling layak untuk berboncengan. Dengan melawati jembatan kayu dulu kami menyebutnya “jembatan tretek” karena bahannya yang terbuat dari kayu yang menyebabkan bunyinya “trek…tek trek…tekk” pokoknya brisik dehh.

Dikayuhlah sebuah sepeda milik Ardhito karena sepeda dia paling layak untuk dipakai berboncengan, dalam perjalanan mereka berdua pun bercanda dengan akrab sampai tiba – tiba,

Bubu yang mengayuh sepeda pun berceletuk “ Nangdi iki cakk”(kemana ini bray)

Eki “ lurus arah pondok pokok e “ ( lurus arah pondok )

Bubu “ yowes ak melok ae lo yoo” (yowes ak ikut aja)

Eki “ sedilut maneh sampek jehh” (sebentar lagi sampai bray)

Eki “ nah iki lo bu….” (ini dia tempatnya)

Mereka menyebutnya Cak Ton “Sego Sadukan” atau bahasa lain “Nyadu”. Ketika itu harga yang ditawarkan sangatlah murah hanya dengan 4000 rupiah kalian bisa dapat nasi sayur sama telur dadar 2 biji. “Buseeett Gila ga tuhhh!!!”

Dan Ketika Eki dan Bubu kembali ke rumah si Dayu semua anggota yang berada dirumah Dayu terheran – heran karena tidak menyangka, seolah tidak percaya bahwa hanya dengan uang 15.000 semua anak (3i) yang berada di lokasi  bisa merasakan rasa kenyang secara bersamaan. “nice bgt deh ki” akhirnya kata “Nyadu” menjadi sebuah tradisi baru di kelompok bermain mereka.

Dan rasa kenyangpun telah meliputi mereka, dengan balutan ada yang kurang setelah makan ngapain ya?. “pat pat lagi yuk” salah satu mereka berbicara. “pat pat apaan lagi sih?”  “Rokok lah” (hehehe) akhirnya salah satu dari mereka membeli rokok.

Eitttss’ mereka merokok tidak dirumah Dayu lohh yaa dimana coba?

Sekitar 50 meter kearah utara ada sebuah “Gardu” yang terbuat dari bamboo rentah yah kira2 dinaikin sekitar 4 orang akan sedikit menakutkan. Jadi mereka putuskan untuk merokok dibelakang “Gardu” dikarenakan ada sebuah pohon rimbun dan kursi kecil yang bisa menutupi kegiatan merokok dari salah satu anggota mereka. Dan akhirnya mereka menemukan kegiatan membunuh waktu selepas pulang sekolah dan menjadi rutinitas mereka setiap hari baik siang sore dan malam walaupun hanya melepas waktu yang memang dibuang sia sia.

Gardu selalu menjadi saksi bisu kegiatan kegiatan tanpa sepengetahuan orang tua mereka, dan selalu menjadi tempat berteduh ketika hujan turun. Tempat bercerita selepas pulang sekolah, ketika cerita di istirahat sekolah masih kurang panjang, sampai menjadi tempat tidur siang hari ketika mereka semua pada kecape’an selepas pulang sekolah.

Dan “rumah Dayu” adalah dimana segala bentuk keterbatasan dari mereka rumah Dayulah yang mensupport mereka untuk minum, pinjam kamar kecil, menitipkan barang bawaan mereka ketika besok disekolah ada tugas, dan rumah Dayulah yang selalu ada untuk mereka.

Diubah oleh adiblonkmods 29-09-2020 22:01
tien212700Avatar border
ganteng.cintaAvatar border
ganteng.cinta dan tien212700 memberi reputasi
2
1.6K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Taman Bacaan CCPB
Taman Bacaan CCPB
icon
974Thread1.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.