aiqing
TS
aiqing
Menkes Terawan Dinilai Gagal Atasi Covid-19, Media Asing Singgung Soal Kontroversi


Zonajakarta.com - Lagi-lagi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjadi buah bibir terkait kasus penanganan Covid-19 di Indonesia.

Hampir tujuh bulan pandemi corona belum berakhir sejak penemuan kasus pertama di Depok, Jawa Barat.

Beragam kebijakan Menkes Terawan juga mendapatkan sorotan dari media asing yang dianggap tidak berjalan baik.

Pada 22 September 2020, Asia Times mempertanyakan mengapa Presiden Joko Widodo tetap percaya pada Menkes Terawan yang sedari awal sudah menyepelekan ancaman virus Corona hingga kini seakan 'hilang' dalam aksi memerangi pandemi.

Dalam sebuah artikel berjudul 'Pria yang paling bertanggung jawab atas krisis Covid di Indonesia', Asia Times bahkan menyatakan Terawan gagal dalam caption foto berjudul 'Menteri Kesehatan Indonesia Terawan Agus Putranto sebagian besar telah gagal mengatasi epidemi Covid-19 di Indonesia'.

Selain itu, ada pula penjabaran terkait kasus corona di Kementerian Kesehatan yang merupakan rumah bagi kelompok virus terbesar di ibu kota dengan 252 kasus yang dikonfirmasi, diikuti oleh Kementerian Perhubungan (175), Komisi Pemberantasakan Korupsi (106) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan ( 89), menurut data Pemprov DKI Jakarta.

Tingginya kasus tersebut disebutkan karena kesalahan pemerintah yang sebagian besar disebabkan kurangnya disiplin di antara para pekerja yang tidak memakai masker atau mengambil tindakan pencegahan lain di kantor ber-AC, tempat virus diketahui menyebar lebih cepat.

Ditambah lagi dengan penyebaran kasus corona di kantor dan perusahaan lain yang menjadi klaster baru.

Asia Times juga menyebut jika Menkes Terawan sejak awal sudah menjadi sumber kontroversi.

Dokter militer tersebut ketika pertama kali dilantik menjadi kabinet periode kedua Jokowi pada Oktober 2020 lalu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menunjukkan bahwa Terawan sedang dalam pemeriksaan karena pelanggaran kode etik kedokteran.

Spesialis radiologi, jenderal bintang tiga itu dituduh memperjuangkan apa yang disebut pengobatan 'pembilasan otak intra-arteri' untuk pasien stroke, yang dikenal sebagai 'pembilasan otak' atau cuci otak yang belum terbukti secara ilmiah aman.

Ketika dibentuk Satgas Covid-19 pada April 2020 lalu, Jokowi lebih memilih jenderal lain, Doni Monardo, sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional, untuk memimpin.

Hal itu menciptakan kebingungan karena semua orang mempertanyakan mengapa Terawan masih tetap di posisinya, sedangkan Jokowi mengeluh pada pertemuan Kabinet bulan Juni bahwa hanya sebagian kecil dari anggaran kesehatan tahunan sebesar 5,2 miliar dollar AS yang telah dihabiskan.

Baru-baru ini, pensiunan jenderal Luhut Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Penanaman Modal, ditugaskan menangani pandemi di Jakarta dan provinsi terparah di Jawa Barat, Tengah, dan Timur, Bali, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan. dan Papua.

Tentu saja, sebagais seorang profesional medis, rasa urgensi Terawan selalu hilang.

Ketika Covid-19 mewabah di kota Wuhan, China, hingga menyebar di Asia Tenggara pada akhir Februari, tanggapan pertama Terawan justru meminta orang Indonesia untuk berdoa.

"Jika ada negara lain yang memprotes pendekatan kami, biarkan saja. Ini adalah hak bangsa kita untuk mengandalkan Yang Mahakuasa," katanya, seraya mencatat bahwa Indonesia pada saat itu belum mencatat kasus resmi penyakit tersebut.

Yang lebih mengkhawatirkan para ilmuwan adalah komentarnya bahwa lonjakan permintaan masker wajah merupakan reaksi berlebihan dan bahwa tidak semua kasus dugaan virus korona di Indonesia telah diuji karena "efisiensi anggaran".

Ahli epidemiologi mengatakan penting bagi pemerintah untuk mengubah strategi dan memfokuskan semua sumber dayanya pada pengujian di zona merah dari sembilan provinsi yang bersama-sama telah berkontribusi pada 177.000 kasus di seluruh negeri.

Sedangkan di Indonesia, Terawan juga masih menjadi bahan perbincangan hingga dituding menghilang di masa pandemi ini.

Tagar #MataNajwaMenantiTerawan bergema di jagat Twitter pada Senin (28/9) malam. Presenter Najwa Shihab lagi-lagi melemparkan harapannya mengundang Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk datang ke acaranya, Mata Najwa.

Kali ini, Najwa berhadapan dengan kursi kosong dan kembali mengundang Menkes Terawan untuk datang.

Di hadapan kursi kosong yang terlihat di video pada kanal Youtube Najwa Shihab yang dipublikasikan pada Senin (28/9), sang presenter mengutarakan beberapa kisi-kisi pertanyaan yang bakal diajukan kepada Menkes.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikumpulkan dari berbagai pertanyaan publik terkait penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

"Mengapa menghilang, Pak? Anda minim sekali muncul di depan publik memberi penjelasan selama pandemi. Rasanya Menteri Kesehatan yang paling low profile di seluruh dunia selama wabah ini hanya Menteri Kesehatan Republik Indonesia," tanya Najwa berhadapan dengan kursi kosong, seperti dikutip Zonajakarta.com dari kanal Youtube Najwa Shihab, Senin (28/9).

"Atau kehadiran Menteri Kesehatan di muka publik ada rasa tidak terlalu penting?" lanjutnya.



Lebih lanjut, Najwa melontarkan beberapa pertanyaan terkait pernyataan Menkes soal pandemi corona yang dianggap bukan ancaman besar.

Najwa menilai apakah Indonesia juga kecolongan atas pandemi corona ini di awal yang seharusnya bisa ditangani lebih tanggap.

Ada pula pertanyaan berupa bagaimana klarifikasi informasi soal usulan Menkes Terawan bahwa Indonesia tidak perlu melakukan karantina wilayah.

Najwa juga mempertanyakan kenapa Indonesia bisa tertinggal dari negara lain dalam penanganan Covid-19.

Ia juga menyinggung sikap Presiden Joko Widodo yang sempat menegur Terawan di hadapan publik hingga soal perlindungan tenaga kesehatan yang belum maksimal.

"Pak Terawan ada banyak menteri kesehatan yang mundur karena penanganan Covid-19. Misalnya Menteri Kesehatan New Zealand, Ceko, Polandia, Brazil, Chile, Pakistan, Israel, Kanada. Apakah penanganan kita lebih baik dari negara-negara yang Menkes-nya mundur?

"Yang jelas bukan hanya desakan ke Presiden tetapi juga publik di antaranya lewat petisi meminta kebesaran hati anda untuk mundur saja. Siap mundur, Pak? Atau bagaimana anda bisa meyakinkan publik bahwa memang masih layak menjalankan atau menduduki posisi yang berat ini?" tanyanya.

Selain itu, Najwa juga mengunggah potret sederet pertanyaan di akun Instagramnya. *(ZJ)



Sumber :
https://zonajakarta.pikiran-rakyat.c...er-kontroversi

Diam itu emas.
Tanya ke presiden dong gimana kinerja pak menkes.
emoticon-Big Grin

gimana pendapat agan soal menkes ? gagal gak ?
atau netizen tau pandemi ini lebih butuh seorang ahli epidemiologi,
makanya menkes nya minta diganti ?
emoticon-Big Grin


Diubah oleh aiqing 29-09-2020 05:06
zachwaadzromarefelix.jkl48agusrezapratam4
agusrezapratam4 dan 34 lainnya memberi reputasi
35
7.8K
198
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
668.8KThread39.5KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.