Hallo Gan Sis sekalian terutama para penggemar sepakbola liga inggris pada umumnya dan Manchester United pada khususnya. Di thread ini ane ingin sedikit mengulik apa yang terjadi dan sah atau tidaknya keputusan mengenai kejadian di pertandingan Brighton Hove Albion versus Manchester United sabtu 26 September 2020 lalu.

Melawat ke Falmer Stadium kandang dari Brighton, Manchester United (MU) datang dengan misi harus menang setelah di partai perdana-nya kalah di kandang sendiri dari Crystal Palace. Ketinggalan 1 gol lewat penalti Neal Maupay, United berbalik unggul 2-1 di menit 55 setelah Marcus Rashford mencetak gol perdana-nya di musim ini.



Setelah gol Rashford, United malah mengendur dan cenderung bertahan hanya untuk mengamankan skor 2-1 bukannya alih-alih mencetak gol lagi. Zuzur, taktik seperti ini ane sangat gak suka karena gak sesuai dengan nama besar United sebagai klub besar yang selalu menakutkan lawan-lawannya. Paling ngga, MU harus menambah minimal 1 gol lagi untuk mengamankan kemenangan.

Bukti kalau Solskjaer menginstruksi pemainnya untuk bertahan adalah dengan memasukkan Eric Bailly di menit 83 gantiin Mason Greenwood. United bermain dengan 5 Bek! melawan Brighton loh! seakan dikasih angin Brighton terus menekan gawang De Gea dengan hasil sebuah rekor 5 kali mengenai tiang gawang, sebuah rekor yang tidak positif :goyang

Benar saja, di menit 94.30 yang mana 30 detik lagi pertandingan akan berakhir dengan kemenangan United 2-1, Brighton mencetak gol! kedudukan imbang 2-2 dan memupus harapan MU untuk membawa 3 angka dengan hanya waktu tersisa 30 detik saja.

Yang namanya Manchester United kadang gak mau menyerah sampai wasit meniup peluit terakhir. Mendapatkan corner kick di peluang terakhir tertandingan, Bruno Fernandes mengirim bola ke tengah dan disundul Harry Maguire. Sepandangan ane, bola menuju ujung atas kanan gawang, namun berhasil dibuang oleh pemain Brighton, Solly March. Pemain MU pun mengangkat tangan sambil berlari ke arah wasit, ane kirain kemungkinan bola ud ngelewatin garis gawang dan harusnya menjadi gol, gak lama wasit Chris Kavanagh meniup peluit tanda pertandingan berakhir. 

Tapi semua pemain malah mengerubungi Chris Kavanagh, ane pikir ada apa ini? apakah seharusnya sundulan Harry Maguire itu gol? tapi kan ada Goal Line Technology di jam tangan wasit dan otomatis menyala jika memang bola sudah melewati garis gawang. Instant Reply pun muncul dengan Frame VAR sedang memutar ulang kejadian yang sebenernya diprotes semua pemain. Ternyata sundulan Harry maguire mengenai tangan dari Neal Maupay dan seharusnya hadiah penalti diberikan untuk Manchester United.

Lalu ane mikir, kan wasit udah meniup peluit terakhir tanda pertandingan sudah selesai, masa iya masih bisa dijalanin itu penalti? Setelah Wasit Chris Kavanagh melihat monitor VAR di pinggir lapangan dan yakin itu adalah handsball, dia nunjuk titik putih dan Bruno Fernandes mengeksekusi dengan baik penalti itu, 2-3 untuk United!

Ane seneng di satu sisi, tapi di sisi lain ane heran, masa iya penalti itu masih bisa dilakukan padahal wasit udah tiup peluit panjang. Ane iseng cari-cari beritanya dan menemukan jawabannya di Goal.com dan ternyata hal tersebut sah dan sesuai dengan regulasi VAR.





Bahasa Indonesianya kira-kira, pertandingan bisa diulang setelah VAR dicek walaupun wasit sudah meniupkan peluit tanda pertandingan berakhir.

Kejadian ini rupanya sudah pernah terjadi di Bundesliga antara Mainz 05 VS Freiburg di tahun 2018. Malahan sebagian pemain udah masuk ruang ganti sebelum wasitnya menunjuk titik putih.

Jadi buat para netizen yang bertanya-tanya itu sah atau ngga, jawabannya adalah SAH! Memang VAR telah mengubah sebuah pertandingan sepakbola jadi lebih teliti dan akurat, namun di sisi lain VAR sudah mengubah keseruan sepakbola yang apa adanya.