deandrawiraAvatar border
TS
deandrawira
IBUKU pramuria BERTARIF 15K

*****
Aku hanya anak kecil yang baru saja berusia tujuh tahun, saat aku menceritakan hal ini pada seorang perempuan cantik, yang selalu datang mengajar di taman baca. Perempuan baik itu akrab dipanggil dengan sebutan bunda Alila. Aku dan teman-teman merasa senang, dia bukan hanya penyayang, tapi juga pintar.
Dan yang pasti aku merasa nyaman, ada sosok yang bisa jadi tempat cerita, mengadu dan sebagainya.

Bunda bukan hanya guru buat kami, tapi bisa menjadi sahabat, sekaligus orang tua yang benar-benar mendidik. Andai, dia adalah ibuku. Mungkin aku adalah anak yang paling beruntung di dunia ini.

Tempat tinggal bunda memang tidak jauh dari pemukiman ini, hanya saja aku belum pernah sekalipun bertandang ke kediamannya.

Namaku Aluna, kata ibuku Aluna dalam bahasa portugis artinya adalah seorang siswa, mungkin harapannya adalah agar aku menjadi seorang pembelajar yang baik.

Sejak kecil aku hidup bersama ibu, tinggal dirumah kontrakan sempit dan kumuh milik bang Husni. Masih untunglah bang Husni tidak mengusir kami, sebab ibuku sering tak mampu membayar sewa. Kudengar ibu selalu bilang sedang sepi order, dan setelah itu bang Husni harus pulang tanpa membawa uang sewa. Tapi, malam hari nya bang Husni datang lagi saat aku tengah terlelap, mereka tidur dalam satu selimut.

Aku yang pagi harinya melihat mereka tidak berpakaian lebih sering menutup mata. Sungguh, aku tidak mengerti urusan orang dewasa.

Kata ibu, aku lahir disini. Semua orang tahu sebab ibu sempat mengalami pendarahan saat melahirkan aku, yang membuat aku heran adalah, sampai hari ini aku tidak pernah tahu siapa ayahku sebenarnya. Kata ibu, ayah pergi merantau dan mungkin sudah mati. Entah benar atau tidak, yang pasti tidak ada satupun orang di sana memberi tahu perihal ayah kepadaku.

Kata orang, area tempat kontrakan kami adalah kawasan yang berbahaya, hal itu sering disampaikan bunda saat kami bercengkrama selepas belajar.
Lingkungan disini memang kurang ramah untuk anak. Sebab tiap malam rumah-rumah kumuh disekitar sini berubah seperti pasar malam, ramai. Alunan musik koplo dan beberapa perempuan dengan pakaian terbuka menawarkan sesuatu pada laki-laki yang datang.

Lagi-lagi aku tak faham apa yang mereka tawarkan. Ibuku juga tak pernah menjelaskan. Katanya aku harus segera tidur. Tidak pernah boleh lebih dari jam 9 malam. Kadang selepas magrib aku pun sudah lelap.

*******
Sampai suatu hari, laki laki itu datang kerumah kami, dia memaksa ibu melakukan sesuatu. Aku yang tadinya terlelap seketika bangun. Laki laki itu kasar sekali, padahal ibu sudah bilang dia sedang tidak enak badan. Tapi dia menyeret ibu ke kamar mandi, kuintip dia membuka pakaian ibu.

Aku ingin teriak dan meminta tolong, tapi laki laki itu mengancam akan membunuh ibu jika aku macam-macam. Anehnya, ibu tak pernah bisa melawan sekasar apapun sikapnya. Bahkan seolah ibu melayani keinginan nya dengan pasrah.

Paras laki laki itu sepintas mirip wajahku, alis dan batang hidungnya yang bangir, juga rambut ikal yang kupunya sangat berbeda dengan rambut halus milik ibu.

*******
Kejadian malam itu membuat ku akhirnya bertanya perihal ayah, dan maksud laki-laki itu mengatakan kata "suami". Ibu hanya terdiam, aku yang terus rewel bertanya, membuat ibu akhirnya membuka suara :

Sepuluh tahun lalu, ibu menjalin hubungan dengen seorang laki laki, dia seorang mahasiswa dan dari keluarga terpandang . Karena ibu adalah gadis miskin maka hubungan mereka terpaksa kandas dan berakhir dengan perpisahan. Laki-laki itu menikah dengan seorang perempuan pilihan keluarganya, cantik, berhijab, jauh beda dengan ibu yang hanya seorang waitres di sebuah restoran.

Tapi laki laki itu selalu saja datang menggoda, sampai akhirnya mereka menikah dibawah tangan di kampung, kemudian aku hadir di rahimnya. Karena takut ketahuan, laki-laki itu pindah ke kampung sebelah, dia benar- benar tidak tanggung jawab. Dalam keadaan hamil ibu harus tetap mencari uang, semua orang sudah menganggap ibu perempuan pramuria sebab hamil tanpa diketahui siapa suaminya. Sejak itu ibu menjajakan tubuhnya, walau dengan tarif yang sangat murah. Asal aku tetap hidup begitu penjelasannya.

"kenapa Ibu tidak menuntut tanggung jawab?"ucapku gemas.

"Ibu tak mau melukai perempuan yang sudah menjadi istrinya, bagaimanapun dia orang baik."

Ibu berkorban perasaannya, demi menjaga perasaan perempuan lain. Dan laki laki itu, tak ada perasaan sama sekali.

*******
Malam itu kudengar lelaki tersebut membentak ibu dan mengatakan kata-kata yang sangat kasar, beberapa kalimat sempat kutangkap :

"Cepat layani aku, akan kubayar lima belas ribu untuk satu kali main. Jika aku puas, akan kubayar lebih, tak percuma aku pernah jadi suamimu dulu"

"Ingat, jangan sampai Alila tahu tentang ini, jika tidak anak itu akan kuhabisi"

Lima belas ribu? Suami? Alila ? Kupandang jemariku yang hanya berjumlah 10 ini sambil menahan air mata yang jatuh entah untuk apa. Bunda Alila, ibu, aku tak mengerti apa apa.Yang pasti, aku tahu ibu dan bunda adalah dua orang yang baik.

*******
Pojok prostitusi
olooy01Avatar border
tien212700Avatar border
scorpiolamaAvatar border
scorpiolama dan 34 lainnya memberi reputasi
31
9.5K
46
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.