• Beranda
  • ...
  • Sports
  • Formasi 4-3-3 Berakhir di Timnas U-19, Tapi Bukan Berarti Ditinggalkan Shin Tae-yong

bolalobdotcomAvatar border
TS
bolalobdotcom
Formasi 4-3-3 Berakhir di Timnas U-19, Tapi Bukan Berarti Ditinggalkan Shin Tae-yong
Pelatih Shin Tae-yong memutus "budaya" timnas U-19. Pasalnya, formasi 4-3-3 yang menjadi ciri khas timnas diubah menjadi 4-4-2.
Saat timnas meraih kejayaan pada 2013, pelatih Indra Sjafri menggunakan formasi 4-3-3 dan sukses mengantarkan Garuda Nusantara meraih gelar Piala AFF U-19 2013.


Timnas U-19 (PSSI)


Kala itu, timnas mengandalkan trio lini tengah dan depan. Di sektor gelandang, hadir M. Zulfiandi, M. Hargianto, dan Evan Dimas yang bahu membahu menggalang kekuatan.

Di sektor depan ada dua peyerang sayap cepat, Maldini Pali dan Ilham Udin sebagai penunjang striker tunggal mereka, Muchlis Hadi Ning. Formasi tersebut dinilai yang paling ideal karena sukses mengakomodir stok pemain sayap berlimpah di Indonesia.

Begitu pula saat Fakhri Husaini mengarsiteki timnas di Kualifikasi Piala AFC U-19 2020. Dengan formasi 4-3-3, timnas U-19 berhasil melaju ke putaran final dengan label juara grup. 

Sama dengan Indra, Fakhri mengandalkan trio lini tengah (Brylian Aldama, David Maulana, dan Bekcham Putra) dan komposisi yang serupa di lini depan, dua striker sayap dan satu penyerang tengah.

Di sektor sayap biasanya hadir Fajar Fathurrahman, M. Supriadi, atau Bagus Kahfi. Sementata yang berperan sebagai striker tengah ada Sutan Zico atau Bagus.

Namun di tangan Shin, tak ada namanya penyerang sayap. Lini depan timnas U-19 langsung diisi dua striker sekaligus, yaitu antara perpaduan, Saddam Emiruddin Gaffar, Irfan Jauhari, Braif Fatari, dan M. Bahril Faresa.

Dukungan dari sisi kanan kiri lapangan langsung diperankan oleh pemain sayap mereka yang diplot sebagai barisan gelandang, yaitu Witam Sulaiman, Supriadi atau sempat Andi Irfan dan Imam Zakiri.

Sebenarnya, pola 4-3-3 juga sempat terhenti di timnas U-19. Situasi itu terjadi saat timnas terjun di Piala AFF U-19 2016 kala Eduard Tjong memegang kendali. Ia sempat menggunakan skema 4-4-2 atau 4-2-3-1.

Menurut eks gelandang timnas, Imran Nahumarury, memang begitulah dinamika formasi di sebuah tim. Siapa pun pelatihnya pasti akan berbeda konsep main.

Meski begitu, menurut Imran sebenarnya Shin tak meninggalkan sepenuhnya konsep 4-3-3. "Setiap pelatih punya taktikal berbeda. Di era modern saat ini sebiah tim harus memiliki banyak konsep bermain. Didier Deschamps saat membawa Perancis juara Piala Dunia 2018 pun memiliki pola fleksibel," katanya kepada Bolalob.

"Shin main dengan 4-4-2 sebenarnya kan bisa juga berubah formasi menjadi 4-3-3, 4-4-2 diamond, atau 4-2-3-1. Semuanya tergantung lawan," ucap Imran yang kini menjadi asisten pelatih PSIS itu.




Artikel asli: 
Formasi 4-3-3 Berakhir di Timnas U-19, Tapi Bukan Berarti Ditinggalkan Shin Tae-yong





n.h3Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan n.h3 memberi reputasi
2
1K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sports
Sports
icon
22.9KThread11KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.