Kalau nama kota Tasikmalaya ini disebut, ingatan ane langsung tertuju kepada dua hal, yakni penyanyi dangdut dan seni bordirnya. Namun, thread ane kali ini tidak akan mengangkat tema-tema tersebut. Ane menduga, pasti GanSis banyak yang akan membahas semua itu. So, ane googling-googlingdeh tuh, Gan/Sis, sampai akhirnya ketemu ide yang kayaknya enggak kepikiran oleh orang lain. Semoga bener, ya .... 😁

Apakah GanSis tahu atau setidaknya pernah mendengar kata Mendong? Jujur, kalau buat ane, kata itu terdengar asing di telinga. Ane enggak terbayang sama sekali bentuknya seperti apa mendong itu, kegunaannya untuk apa.

Lalu, ane mencoba browsing, nih, GanSis. Setelah membaca dari beberapa sumber di internet, sepertinya serba-serbi mendong ini cocok ane angkat di event Coc Tasikmalaya.

Mendong adalah salah satu tumbuhan yang hidup di rawa atau daerah yang berlumpur dan memiliki air yang cukup. Tumbuhan ini merupakan sejenis rumput yang biasanya memiliki panjang lebih kurang dari 100cm.

Tanaman yang dulunya pernah menjadi primadona bagi masyarakat Kecamatan Purbaratu ini merupakan bahan dasar untuk membuat berbagai macam kerajinan tangan. Di antaranya: tikar, tas, dompet, tali, sandal kamar, toples, dan masih banyak lagi. Namun, tahukah kalian, kalau Tasikmalaya pernah menjadi salah satu kota penghasil mendong terbesar di Indonesia yang mampu menyuplai hingga 50% kebutuhan mendong di Jawa Barat?

Wow! Keren, 'kan?

Tanaman yang memiliki nama latin Fimbristylis Umbellarisatau disebut juga Purun Tikus ini rupanya dibudidayakan juga di beberapa daerah di bumi tercinta kita ini. Di setiap daerah memiliki nama yang berbeda, GanSis. Ada yang menyebutnya Sié (Simeulue, Aceh), Lai, Mansiang Mancik (Sumatra Barat), Purun Tikus (Lampung & Banjar), Daun Tikar (Manado & Minahasa), Nanaiang (Sangihe, Sulut), Tiohu (Gorontalo), dan masih banyak lagi sebutan berbeda.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kerajinan mendong mulai tergeser dengan produk lain dikarenakan design-nya yang kurang modern dan juga dinilai tidak tahan lama. Di samping itu, bahan baku mendong kini sangat sulit diperoleh. Hal ini menyebabkan banyak pengrajin yang memilih untuk gulung tikar padahal kerajinan tangan ini memiliki potensi yang cukup besar untuk pasar ekspor.

Kejayaan kota Tasikmalaya sebagai pusat penghasil mendong yang terkenal di Nusantara kini tinggalah sejarah. Menurut data dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, luas lahan mendong di Jawa Barat terus menurun sejak tahun 2013 sampai dengan 2017. Untuk saat ini, bila membutuhkan mendong, pengrajin harus membeli dari kota lain. Sayang sekali, ya, GanSis. 😔

Well, GanSis, itulah sedikit ulasan mengenai tanaman jenis rumput yang batangnya dapat digunakan sebagai bahan utama berbagai kerajinan tangan yang mana kota Tasikmalaya pernah menjadi sentranya. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan ane di atas.