Sebuah pertemanan selalu diisi dengan perhatian, kasih dan sayang. Nah, berteman juga memiliki sisi positif dan negatif ya, GanSis. Mana yang baik bolehlah ditiru, mana yang buruk ya ditinggalkan.


Teman, segalanya tentang dia merupakan bagian dari hidup yang tak bisa dilepaskan. Bagi ane memberikan rasa peduli dan perhatian kepada teman, adalah hal yang harus dilakukan.


Teman, tempat kita berbagi suka duka dan cerita. Menolong saat ada masalah, menepis rasa sepi dan lainnya. Berteman sama artinya dengan rela memberi dan menerima kelebihan dan kekurangan seseorang.


Dalam kehidupan sosial, berteman juga saling mendukung seperti perilaku kerja sama antara yang satu dan lainnya. Kita dapat mengenal seorang teman kapan dan di mana saja. Ada teman yang mungkin hanya berselisih di jalan, kenalan di angkot, lalu berakhir sampai di sana saja.


Adapula seorang teman yang dikenal selama bertahun lamanya, namun tak pernah saling tegur sapa. Hayoo siapa yang seperti ini? Ada yang datang lalu pergi namun meninggalkan bekas yang mendalam. Dan juga ada teman dunia maya dan dunia nyata. Begitulah definisi seorang teman.


Nah, berbicara tentang teman nih, ada sebuah kasus yang mengerikan namun menggelikan, Sahabat Kaskus. Di mana seorang teman merasa peduli pada teman-temannya akan tetapi rasa peduli tersebut malah merugikan dirinya dan orang lain.


Pekerjaan pemadam kebakaran tentunya tidak selalu bekerja. Di mana ada kebakaran baru lah mereka sibuk dan kewalahan dalam bekerja memadamkan kebakaran. Lalu bagaimana bila seorang teman yang memberi perhatian dan rasa peduli dengan sengaja membakar hutan demi menyibukkan teman-temannya untuk menghilangkan rasa jenuh mereka??





Sadie Renee Johnson, seorang wanita yang sengaja membakar hutan dengan melemparkan korek api yang menyala ke hutan (kondisi rerumputan gersang mungkin euy). Esoknya dirinya membuat status media sosial dengan caption "Suka dengan apiku?"




Hutan seluas 51.000 hektare akhirnya ludes terbakar. Kejadian ini berada di Oregon, Amerika Serikat. Sontak saja hal ini membuat semua orang panik dan langsung bersikap siaga. Bayangkan seluas itu, GanSis. Butuh waktu tak hanya sehari untuk memadamkan api tersebut, akan tetapi membutuhkan waktu berbulan lamanya.




Ada-ada saja, ya. Sebuah rasa peduli akan teman yang berujung kerugian besar. Syukurlah tidak ada korban jiwa atas kejadian tersebut. Akan tetapi polusi udara yang ditimbulkan, pastinya sangat dirasakan masyarakat. Belum lagi kerugian yang dicapai, sungguh alasan yang tidak masuk akal. Hanya demi membuat teman-temannya menyibukkan diri dan tidak jenuh.




Sebuah rasa peduli yang salah tempat ya, GanSis. Padahal niat awalnya baik, dikeranakan hal ini Sadie akhirnya menikmati bagaimana hidup di hotel Prodeo eh maksudnya menikmati hidup dalam jeruji sel dan mendapatkan bimbingan moral. Sadie sangat menyesali perbuatannya. Bentuk rasa peduli yang salah.


Hal yang bisa kita petik dari peristiwa ini adalah lebih menggunakan akal dan pikiran, dalam melakukan sesuatu. Kalau berbuat seperti apa, ya dampaknya, harus ada pertimbangan dan perhitungan. Jangan malah berakhir penyesalan, merugikan diri sendiri dan orang lain. Ane jadi ingat nih, kenangan masa lalu saat Adeknya ane masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Dirinya membakar atap gubuk yang terbuat daun rumbia. Alhasil, semua orang di sawah dibuat panik. Itu anak kecil masih wajar dan dimaklumi sih, ya. Lha inih sudah dewasa malah tidak berpikir resiko apa yang diakibatkan dari perbuatan tersebut.




Peduli dengan teman boleh, tapi jangan sampai malah menjadi boomerang bagi kita.


Bagaimana, Sahabat Kaskus ... Kocak ya si Sadie 😆 Silahkeun berdiskusi dengan santun dan santuy, ya. Terima kasih 😊


Sumber :
Di sini