• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Matt Morgan, Pengidap Autis yang Dipenjara 15 Tahun Akibat Dituduh Membakar Adiknya

serbaserbi.com
TS
serbaserbi.com
Matt Morgan, Pengidap Autis yang Dipenjara 15 Tahun Akibat Dituduh Membakar Adiknya
HAI AGAN DAN SISTA!


Belakangan ini jagad maya terutama dunia pertik-tokan tengah ramai membicarakan sosok Isabella Guzman. Yang membuatnya ramai adalah, wanita cantik ini ternyata seorang psikopat yang menusuk ibunya 151 kali dan memukulnya dengan tongkat base ball hingga tewas. Akan tetapi, tindakan sadis ini dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan. Alasannya, Isabella mengidap gangguan jiwa semacam skizofrenia akut.

Hmmm, btw, si penusuk Syekh Ali Jaber akan bernasib sama kayak Isabella juga gak, ya? Dinyatakan tak bersalah karena gila. Eh, atau dia sebenarnya pura-pura gila dan malah gila beneran karena diserang netizen?

Entahlah!

Oke, kembali ke konteks!

Kasus Isabella ini mengingatkan ane pada Matt Morgan. Yang mana kasus ini terbalik ceritanya, Gansis. Si Matt Morgan yang mengidap autisme dinyatakan dihukum 30 tahun penjara karena dinyatakan bersalah atas pembunuhan adik tirinya.


Foto : my crime library

Jadi, pada Maret 2015, di Calorina Amerika, kebakaran melanda rumah Myke Hill di mana tragedi itu menewaskan putranya yang baru berusia 14 bulan. Ketika kebakaran berlangsung, Myke Hill dan istrinya sedang tidak di rumah. Mereka pergi dan menitipkan bayinya itu pada anak tirinya Jacob Matthew Morgan yang berusia 17 tahun.

Petugas polisi yang tengah berpatroli melihat kebakaran itu, lantas menghubungi 199. Tak lama kemudian, pasukan pemadam datang untuk memadamkan api serta berusaha menyelamatkan Joshua Hill--bayi 14 bulan yang malang itu. Namun, gagal.


Foto : Rock in herald

Nah, lantas kenapa si Matt Morgan yang dinyatakan bersalah atas kasus ini?

Karena, menurut pengadilan, hanya Matt Morganlah yang ada di rumah waktu itu. Dan ketika kebakaran berlangsung, ia bukannya menolong Joshua Hill, melainkan keluar dan menyelamatkan dirinya sendiri. Selain itu, Matt Morgan juga dituduh dengan sengaja menyalakan api untuk membakar rumahnya itu.

Ya, walaupun awalnya Matt Morgan menampik tuduhan itu, akan tetapi akhirnya dia mengakui.

Apakah ia mengaku karena dipaksa?

Entahlah!


Dalam sidang yang berlangsung dramatis, wakil pengacara Willy Thompson menyatakan kalau Morgan Matt memiliki ketertarikan pada api. Yang menurut Thompson, Matt Morgan sengaja menyalakan api di rumahnya.

Pernyataan itu juga disetujui oleh Jaksa Penuntut dengan mengatakan, kalau Morgan telah membuat dua titik api saat itu. Yaitu di kamar tidur Joshua Hill dan di ruang tamu. Analisisnya, waktu itu Matt Morgan menyalakan lilin untuk membakar rumahnya.

Bahkan penyelidik kasus ini William Keller menyimpulkan bahwa Matt Morgan juga memanipulasi kebakaran, dengan menyalakan api di dekat pemanas ruangan sehingga kesannya seperti kecelakaan.

Namun, sekali lagi Matt menampik tuduhan bahwa ia sengaja membunuh adiknya. Bahkan Matt Morgan menuturkan, "Membunuhnya (Joshua Hill, pen) sama artinya dengan membunuh sebagian diriku."


Joshua Hill

Orang tua Matt pun juga menyangkal hal ini. Mereka bahkan tak percaya kalau Matt akan tega membunuh Joshua. Sebab, mereka adalah orang tua dari anak-anak itu, dan mereka tahu kalau anak mereka Matt begitu menyayangi adiknya.

Namun, Willy Thompson bersikeras menyatakan Matt bersalah. Menurutnya, Matt sengaja membunuh Joshua atau tidak, itu bukan soal. Akan tetapi, tindakan Matt yang sengaja menyalakan api di dalam rumahnya lalu membiarkan Joshua mati terbakar, itu adalah kesalahan. Bahkan, ia juga menyalahkan Matt yang memiliki ponsel, akan tetapi tidak digunakan untuk memanggil bantuan.

Akhirnya, hasil sidang diputuskan bahwa Jacob Matthew Morgan dinyatakan bersalah atas kasus pembunuhan dan pembakaran tingkat 1. Ia dijerat hukuman penjara selama 30 tahun. Akan tetapi, akan dibebaskan lagi setelah 15 tahun uji coba. Namun, jika selepas bebas Matt Morgan berulah lagi, maka ia akan kembali ditangkap.

Video pengeksekusian Matt Morgan ini juga sempat viral di Tik Tok. Di mana, di sana diperlihatkan Matt yang menangis tak percaya akan hukuman yang ia terima.


Foto Rock In Herald

Jujur ane kasian liatnya, Gansis. Ditambah si Matt Morgan adalah pengidap autisme. Orang tua Morgan yang selaku korban di sini, merasa kehilangan banget. Udah anak bungsu mereka tewas, tapi anak sulung mereka juga dipenjara atas kesalahan yang mereka yakin, tak mungkin dilakukan secara sengaja oleh anak sulung mereka tersebut.

Di akhir sidang, Willy Thompson sempat mengatakan bahwa keluarga, teman-teman, dan kerabat Matt Morgan ini ingin menghentikan kasus, akan tetapi ia menolak karena menurutnya, kejahatan yang dilakukan Matt Morgan sangat fatal.

Hmmm, ane juga gak terlalu paham dengan hukum pidana negara luar, ya, Gansis, akan tetapi ternyata bukan di Indonesia aja yang hukumnya kadang terlalu lucu, ternyata di luar negeri juga.

Malang banget nasib Matt Morgan menurut ane. Sekarang, ane gak tau bagaimana keberlanjutan kasus ini. Soalnya setelah putusan hakim ketuk palu, banyak masyarakat yang menyatakan dukungannya pada Matt Morgan.

Bagaimana keadilan bertindak ajalah, ya, Gan.

emoticon-Frown

Btw, sampai di sini dulu thread ane, Gansis. Sampai jumpa di thread selanjutnya.

Referensi :
1
/2
Diubah oleh serbaserbi.com 15-09-2020 01:13
dickyb21blezzernetTerlahirJelek
TerlahirJelek dan 32 lainnya memberi reputasi
33
15.7K
151
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.