Hi, gansist.
 Ane hadir lagi nih. Ingin ikutan mengenang lomba-lomba Agustusan yang pernah ane ikuti. Panjat pinang pernah. Balap karung ngalamin kejlungup. Makan kerupuk kesedak sampai nyembur-nyembur gitu. Hahha. 

Dari sekian perlombaan yang pernah ane ikutin semuanya berkesan. Tapi paling geli dan berkesan di antara yang berkesan itu saat perlombaan menangkap lalu mindahin belut hidup. Baru kali itu ane pegang belut. Waktu jaman ane kecil, gak ada itu lomba mindahin belut dari bak satu ke bak lainnya. 

Saat mengikuti perlombaan belut itu ane udah dewasa. Karena memang dari perlombaan-perlombaan tersebut banyak ragamnya dan dari berbagai usia boleh ikut. 

Awalnya, ane gak kepikiran untuk ikutan lomba yang satu ini. Tapi tetangga sebelah kontrakan memaksa. Emak muda anak dua itu daftarin nama ane ke panitia. Ane pikir, ya sudahlah gapapa. Itung-itung meramaikan. Walaupun sebenarnya ane sedikit parno sama yang namanya belut hidup. Beda cerita kalau sudah diolah jadi keripik belut atau goreng garing, ane doyan. 

Waktu lomba itu dimulai dengan diikuti oleh empat peserta sekaligus. Cewek semua. Tugas peserta memindahkan belut-belut hidup yang ada dalam satu baskom di depan kita berdiri. Dan, tiap peserta masing-masing diberi baskom kosong, yang berada agak jauhan dari baskom berisi belut tadi, untuk menaruh belut yang tertangkap. 

Di sini kesabaran peserta benar-benar diuji. Licinnya belut baru kali itu ane merasakannya. Meski agak-agak takut dan geli, ane berusaha memegangnya. Walaupun sambil merem-merem gitu. Ane biarkan sebelah tangan ane yang bekerja sendiri. Dua jari sih lebih tepatnya. Karena ane cuma noel-noel doangan. Hahaha. Belum kuat kalau harus nangkap dan menggenggam belut. 
ilustrasi

Ane kira peserta lainnya akan dengan mudah menangkap, nyatanya sama saja. Malah tertawa-tawa keras dan jingkrak-jingkrak gak tentu. Mungkin geli. Seperti yang ane rasain.

Setelah beberapa lamanya, ada juga yang berhasil memegang dan dia lari bawa belut ke baskom kosong di depannya. Tepuk tangan yang liat seketika bertaburan. Lalu ane? Masih bengong dong, sambil noelin belut. Hingga akhirnya sang panitia memberi instruksi bahwa lomba memindahkan belut sudah usai. 

Ada lega menyeruak di dada. Namun, titel juara tiada ada. Ya, mana bisa juara sih. Peraturannya juga mindahin belut-belut hidup. Lah ane justru toel-toelin tuh ikan licin. 

Tapi ane bangga. Setidaknya mulai dari waktu perlombaan itu ane berani menyentuh belut hidup. 
Perlombaan belut ini bagi ane sangat-sangat berkesan. Walaupun mungkin gak seru bagi sebagian orang. Hehe. Beda kepala, beda selera juga rasa sih.
ilustrasi

Selamat malam dan beristirahat.