si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
'Lahir di Waktu yang Salah', Nasib Naas yang Menimpa Pesawat Tempur F-20 Tigershark
Pesawat jet tempur keluarga F-Series adalah salah satu alutsista udara yang sudah memiliki nama dan kemampuannya pun sudah teruji. Pesawat buatan Negeri Paman Sam ini begitu laris dipasar ekspor, terutama banyak diminati bagi negara dunia ketiga. Tapi siapa sangka salah satu keluarga F-Series dengan tipe F-20 tidak laku dipasaran, walaupun pesawat ini tergolong murah tapi teknologi yang dipakai bukan murahan. Penasaran seperti apa kiprah pesawat yang dijuluki Si Hiu Macan ini ? Kita langsung saja scroll ke bawah untuk membaca kisah pilunya.



SEAJRAH


Pesawat F-20 Tiger Shark dikembangkan pada dekade 1980-an oleh Northrop Corp (sekarang Northrop Grumman), pesawat ini dikembangkan dari varian F-5 Tiger II yang sebelumnya juga diproduksi oleh pihak Northrop. Perusahaan asal AS ini mengembangkan varian F-20 untuk melanjutkan kiprah sukses pendahulunya, yaitu F-5 Tiger II. Pesawat ini awalnya memiliki kode resmi F-5G, pembuatan pesawat ini dulu diberi nama proyek FX.


Pendahulu F-20 banyak digunakan sebagai alutsita utama bagi negara dunia ketiga yang memiliki anggaran dana terbatas. Lahir di abad ke 21, membuat F-20 dibekali teknologi yang canggih dan terbaru. Northrop pun cukup percaya diri dengan produk terbaru mereka, dimana keluarga F-5 mulai dari Freedom Fighter sampai Tiger laris manis dipasaran dengan jumlah produksi mencapai 2000 unit lebih.




F-20 dengan livery merah putih.

Sumber


Nasib naas menimpa Si Hiu Macan, dia lahir berbarengan dengan teman senegara yang diberi nama F-16 Fighting Falcon, yang dibuat oleh General Dynamic (sekarang Lockheed Martin). Dengan mengusung teknologi fly by wire yang jadi andalan, ternyata F-16 lebih diminati oleh militer AS. Walaupun F-20 sebenarnya juga sudah mengaplikasikan teknologi yang sama untuk mengimbangi F-16, namun takdir berkata lain. F-20 hanya masuk tahap perkembangan saja, tanpa pernah diproduksi secara massal.


Ada sebuah kepercayaan yang berkembang dan terus dipercaya sampai sekarang di Amerika, jika produk buatan pabrikan asli AS tidak dipakai oleh negaranya sendiri, maka produk itu tidak akan pernah laku dipasaran. Dan terbukti hal itu benar, F-20 hanya dibuat sebanyak 3 unit dalam bentuk prototype dan tidak pernah diproduksi secara massal. Meski melakukan promosi dan lobi ke pemerintah, F-20 tetap tidak laku.



SPESIFIKASI F-20

Si Hiu Macan mengusung konsep murah tapi tidak murahan, selain digunakan untuk AS, mereka juga menyasar konsumen negara sekutu AS dan negara dunia ketiga. Biaya untuk pengadaan 6 pesawat F-4 Phantom, dapat digunakan untuk mengadakan 14 pesawat (satu skadron) F-20 Tigershark. Cukup murah bukan gan sist ? Dimana biaya pengadaan 6 pesawat bisa dibuat produksi 14 pesawat F-20 sekaligus.


Biaya terbangnya hanya kurang dari 1000 dolar AS per jam. Jika dibandingkan F-16 yang memakan biaya terbang dua kali lipatnya, sebenarnya ini proyek yang menjanjikan untuk militer AS dan pasar ekspor tentunya. F-20 juga memiliki waktu reaksi cukup cepat. Dalam tempo 2 menit 30 detik, F-20 sudah berada 20 km dari pangkalan udara dalam ketinggian 32000 feet dan dapat mengunci pesawat musuh dalam radius 90 km dari pangkalan ia diterbangkan.


Si Hiu Macan tidak jauh beda dengan F-5 Tiger II, sama-sama memiliki kemampuan melesat dengan dua kali kecepatan suara (Mach-2). Dilengkapi sistem avionik dan teknologi propulsi, sistem kendalinya juga sudah cukup modern, serta sistem operasi kokpitnya sudah ditangani secara elektrik (fly by wire) sama seperti yang diadopsi oleh F-16. F-20 juga sudah mengusung konsep hidung hiu pada bagian moncongnya.




Sumber Ilustrasi


TS akan sedikit membahas Fly by Wire (FBW) gan sist, untuk menambah wawasan kita. Sistem FBW ini adalah salah satu teknologi mutakir diindustri penerbangan. FBW memiliki sistem kendali yang menggunakan sinyal elektronik dalam memberikan perintah kendali pada pesawat.


Selain digunakan oleh jet tempur, sistem ini juga dipakai oleh pesawat komersil. FBW mempunyai program komputer untuk mengolah data yang dikirim melalui sensor pada bagian badan pesawat. Artinya tidak selalu sistem ini bekerja sesuai dengan perintah pilot, sistem ini sebenarnya menguntungkan pilot karena pekerjaan pilot menjadi lebih ringan.





Sumber Ilustrasi


Jika terjadi kerusakan pada sistem mekanik dan hidraulik, kerusakan akan terjadi secara bertahap. Tidak langsung menyeluruh. Misalkan terjadi kerusakan pada komputer kontrol penerbangan, pesawat akan menjadi tak terkendali secara langsung. Dalam mengatasi hal ini sistem FBW akan menjadi pengganti otomatis bagi sistem hidraulik dan mekanik tersebut.


Pemrosesan sinyal FBW juga tergolong sangat canggih, dengan menggunakan komputer digital. Sehingga sinyal FBW dapat membuat komputer digital menerima semua input dari sensor yang dipasang pada bagian pesawat. Jika mesin mendadak mati, sistem perlindungan FBW akan otomatis aktif dan akan membantu pilot dalam menstabilkan pesawat kembali.




Ilustrasi kokpit pesawat dengan FBW.

Sumber


Pemasangan FBW pada pesawat tempur akan membantu pilot dalam bermanuver, bobot pesawat juga akan menjadi ringan, karena sebagian komponen sudah dibuat otomatis dalam komputer digital. Sekian ulasan FBW-nya gan sist, semoga bisa menambah wawasan.


Lanjut lagi bahas F-20, pesawat tempur yang dirancang dengan kursi tunggal ini termasuk dalam jenis penyerang taktis (tactical strike fighter), F-20 juga memiliki kemampuan untuk patroli udara (Combat Air Patrol). Dngan radius 300 mil dari pangkalannya, serta dilengkapi tiga tangki bahan bakar tambahan dengan kapasitas mencapai 120.000 liter. Dengan tangki tambahan tersebut, durasi terbang F-20 bertambah lebih dari 2 jam.


MESIN


Menggunakan mesin tunggal General Electric F-404 dengan diameter 88 cm dan berat 907 kg, mesin ini juga digunakan pada F/A 18 Hornet. Mesin ini memiliki tenaga 60 persen lebih besar dari kedua mesin J-85-GE-21 yang digunakan F-5 Tiger II. Mesin ini dikenal irit bahan bakar, dengan konsumsi 60% dari pemakaian bahan bakar yang digunakan pesawat tempur berkecepatan Mach-2. Pesawat ini memiliki panjang mencapai 14 meter, tinggi 3,9 meter dan rentang sayapnya mencapai 8 meter.




Sumber Ilustrasi


Jika dibandingkan dengan mesin GE-79 yang dipakai F-14 Tomcat, mesin ini memiliki komponen yang lebih sedikit, kompresor dan turbinnya juga lebih kecil dibandingkan mesin F-14. Mesin ini juga tidak mengalami stall (kehilangan daya angkat) bila dioperasikan, dan telah diujicoba oleh Angkatan Laut AS, termasuk ujicoba menghadapi tekanan atau gaya gravitasi. Bisa dikatakan mesin F-20 sangat ringan, kuat dan berdaya dorong tinggi serta mudah dirawat.



Radar dan Senjata yang Dipakai

Meski tidak disebutkan secara rinci, radar jenis apa yang dipakai oleh F-20 Tigershark. Dari berbagai sumber disebutkan bahwa radar yang dipakai, memiliki kemampuan untuk mengenali berbagai jenis sasaran. Kemampuan melihat ke atas (look-up) dan kebawah (look-down), mengontrol manuver pesawat dan menetukan jarak pertempuran dan berkemampuan terbang dalam segala cuaca serta ahli dalam membaca peta (sepertinya Dora butuh poin terakhir ini).


Peralatan lain yang digunakan sebenarnya hampir sama dengan yang dipakai oleh F-5 Tiger II, Hiu Macan ini juga dilengkapi dengan sistem INS (Inertial Navigation System) ditambah dengan Head Up Display (HUD) pada kokpitnya. Rancangan kokpit yang modern tentu akan memanjakan pilotnya, untuk tipe pesawat dengan harga murah hal ini tentu terlihat mewah.




Ilustrasi kokpit F-20.

Sumber


Untuk persenjataannya F-20 dilengkapi dua kanon M-39 kaliber 20 mm dengan kecepatan tembak 1400 peluru per menit dengan membawa cadangan 450 amunisi. Selain itu dapat juga dipasangi kanon Gatling GAU-8 Avenger seperti yang dipakai pada A-10 Thunderbolt II yang sudah teruji dalam perang dan dapat menghancurkan tank.




Sumber Ilustrasi


F-20 juga dilengkapi rudal standar yang bisa dipasang pada hardpoint atau cantelan pada sayapnya, rudal itu adalah untuk pertempuran udara ke udara (Air to Air doghfight) AIM-9 Sidewinder, serta rudal jarak jauh BVR (Beyond Visual Range) AM-120 AMRAAM, ditambah rudal udara ke darat (Air Ground Missiles) AGM-65 Maverick sebanyak empat rudal.


Si Hiu Macan bisa juga membawa bom standar seperti Bom Mk-82, smart bomb serta GEPOD 30 mm (pod tambahan canon 30 mm di luar pesawat). Untuk konfigurasi bantuan udara (Close Air Support), F-20 bisa membawa tujuh bom Mk-82, dua rudal Sidewinder dan dua tangki bahan bakar plus persenjataan lainnya.




Sumber Ilustrasi


Untuk pesawat yang dibuat dengan biaya murah, menurut TS F-20 terlampau canggih gan sist pada masanya. Entah kenapa ane setuju dengan pendapat Presiden AS waktu itu, yang mengatakan bahwa pesawat ini memang kelewat canggih.


Bahkan teknologi yang dibawanya bisa dikatakan setara dengan F-16 Fighting Falcon. Pesawat ini sangat cocok dipakai oleh negara maju, karena bisa menekan biaya operasional terbangnya. Dengan harga murah, tapi kualitasnya tidak murahan. Terlebih untuk negara dunia ketiga, sangat direkomendasikan memakai pesawat ini.



Nasib Naas Hiu Macan

Nasibnya memang tak seberuntung Trio Macan, yang sukses memikat siapa saja yang menontonnya. Tapi ketika orang-orang melihat Si Hiu Macan, tak satu pun dari mereka terpikat dengan tampilannya. Kemunculan Hiu Macan di AS sempat ditanggapi sinis oleh Presiden AS waktu itu, Ronald Reagan.


Rezim Ronald Reagan menilai F-20 terlampau canggih pada zamannya, AS melarang penjualan F-20 ke negara potensial seperti Taiwan dan India. Dimana kedua negara itu sangat tertarik dengan Hiu Macan, walau belum pernah sekali pun dipakai USAF dan US Marine.


Jika dijual ke Taiwan akan memperburuk hubungan baik RRC dan AS waktu itu, misalkan dijual ke India. Teknologi maju dari F-20 ditakutkan akan dicuri oleh Uni Soviet, dimana jaringan agen spionase Uni Soviet banyak ditempatkan di India. Sebenarnya Arab Saudi berniat memborong 200 unit F-20 termasuk F-5 Tiger II, namun dengan syarat pesawat itu harus dipakai oleh militer AS.




Sumber Ilustrasi


Syarat dari Arab Saudi sangat sulit dipenuhi pihak Northrop sebagai pengembang, sebenarnya mereka sudah mengetuk pintu AU Amerika untuk menawarkan F-20. Tapi pihak AU Amerika memberi jawaban nylekit, dan mengatakan sudah cukup puas dengan F-16. Pesawat ini kemudian ditawarkan ke Marinir AS, lagi-lagi jawaban mereka sama nylekitnya. Kami sudah cukup puas dengan F-16.


Meski sudah dipastikan tidak jadi pilihan utama militer AS, pihak Northrop tidak menyerah begitu saja. Mereka kemudian gencar melakukan promosi ke berbagai negara, dengan harapan produknya bisa diterima negara lain. Salah satunya mereka sempat menawarkan F-20 ke Indonesia.




Sumber Ilustrasi


F-20 Tigershark yang dibawa promosi ke berbagai negara itu, diterbangkan langsung oleh veteran perang kenamaan yang bernama Brigjen Charles E. Yeager. Saat itu Yeager disewa khusus oleh Northrop sebagai produsen F-20, dalam rangka mempromosikan pesawat ini ke negara yang berpotensi menjadi penggunanya. Yeager juga sempat mampir ke Jakarta gan sist untuk uji coba dan promosi, tapi pihak Indonesia dibawah rezim Pak Smile sepertinya tidak tertarik dengan pesawat ini, karena pesawatnya sendiri tidak dipakai oleh Amerika.


Jatuhnya Dua Prototype Membuat Proyek Hiu Macan Berhenti


Prototype pesawat ini terbang perdana pada 30 Agustus 1982 dengan pilot uji coba bernama Russ Scott, tidak ada masalah serius saat uji coba pertamanya. Pihak Northrop membuat 3 varian pertama dengan tiga warna berbeda, mulai dari biru gelap, merah putih dan abu-abu.


Para pembuat F-20 sebenarnya adalah orang yang sudah banyak makan asam garam di dunia penerbangan, seperti Everest Riccioni, Robert Sandusky, Richart T. Whitcomb, dan Walt Seller. Meski sudah dibuat para ahli, namun pesawat ini tak luput dari musibah saat uji cobanya.


Pesawat pertama mengalami kecelakaan pada 14 Mei 1984. Pilot uji David Barnes yang menerbangkan F-20 dengan nomor registrasi 82-0063 (GI.101) terbang di atas Lanud Goose Bay, Labrador, Kanada. Pesawat jatuh akibat pilot mengalami G-LOC (kehilangan kesadaran akibat kurangnya suplai darah ke otak), pilot juga gugur dalam uji coba kali ini.




Si Abu-Abu jatuh pertama kali.

Sumber


Pesawat kedua jatuh tanggal 10 Oktober 1984 di Lanud Suwon, Korea Selatan. Pilot uji Darrell Cornell terbang dengan F-20 nomor registrasi 82-0062 (GG.1001), sedang mendemonstrasikan saat pesawat terbang dengan kecepatan tinggi pada ketinggian rendah. F-20 yang dipilotinya menjadi tidak terkendali dan akhirnya jatuh, Cornell pun ikut gugur dalam kecelakaan itu. Proyek ini pada akhirnya harus berhenti tahun 1986, setelah menghabiskan dana sebesar USD 1,2 miliar.




Si Merah Putih menyusul jatuh di Korea Selatan.

Sumber Ilustrasi


Tidak ada catatan resmi soal alasan berakhirnya program ini. Namun banyak pengamat memperkirakan, Northrop menutup program F-20 Tigershark lantaran dua kecelakaan tersebut. Beberapa bagian suku cadang F-20 Tigershark kini menjadi bagian dari pesawat KAT T-50 Golden Eagle, AIDC Ching-kuo, dan FMA IA 63 Pampa. Menurut Robert F. Dorr yang merupakan penulis buku profil F-20, pesawat ini sebenarnya sudah cukup berkualitas dan mumpuni.


Namun masalah yang sering dialami oleh produsen alutsista dari Amerika Serikat, ketika produk mereka bertolak belakang dengan kebijakan politik pemerintahannya. Ditambah persaingan tidak sehat antar produsen senjata, sehingga produk persenjataan yang murah, mudah dan modern sering bernasib hanya sampai di tingkat ujicoba dan prototype saja.


Saat ini hanya tersisa satu unit F-20 dengan warna biru tua yang tersimpan di California Science Center, Los Angeles. Menjadi perwakilan dari dua rekannya yang gugur, ia merupakan saksi sejarah betapa kejamnya industri alutsista militer Amerika Serikat.




Menyendiri ditengah keramaian dunia, Si Biru Tua yang dilupakan.

Sumber


Demikian sedikit ulasan Si Hiu Macan, pesawat canggih yang memiliki akhir yang tragis. Keberadaannya seakan dilupakan dari sejarah, padahal pada masanya ia termasuk pesawat murah yang berkualitas. Sampai jumpa lagi diulasan alutsista yang lainnya, mohon maaf bila masih ada kekurangan dalam tulisan ini. Enjoy Kaskus emoticon-Angkat Beer



Kalau produk asli buatan Amerika tidak digunakan negaranya sendiri, sudah dapat dipastikan produk itu tidak akan laku dipasaran.



Referensi: 1.2.3.4
Ilustrasi: google image
sailor46Avatar border
si.pistolAvatar border
feraldi2001Avatar border
feraldi2001 dan 55 lainnya memberi reputasi
54
15.8K
87
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan Kepolisian
icon
2.2KThread2.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.