si.matamalaikat
TS
si.matamalaikat
Littoral Scorpene: Siluman Laut Dangkal yang Bikin Kesengsem Bapak Prabowo Subianto
Ditulisan TS sebelumnya, ane sudah banyak membahas alutsista yang bertugas di darat dan udara. Kali ini ane akan mengajak kalian menuju lautan, tepatnya kita akan berkenalan dengan sosok Siluman Laut diperairan laut dangkal dan pesisir. Dimana Pak Prabowo Subianto yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan sampai dibuat kesengsem sama Siluman Laut ini, penasaran seperti apa sosoknya ? Yuk kita langsung mulai pembahasannya.



Spesifikasi Scorpene 1000


Scorpene sendiri adalah nama kapal selam yang dibuat oleh Perancis, dimana pada awalnya proyek ini lahir dari hasil kerja sama DCNS (perusahaan Perancis) dan perusahaan kapal dari Spanyol yang bernama Navantia. Scorpene 1000 adalah saudara kandung dari Scorpene 2000 (CM-2000), sang kakak dirancang untuk menyelam dilaut dalam. Sementara Scorpene 1000 dirancang untuk lebih ahli menyelam diperairan dangkal dan disekitar pesisir pantai (littoral), dimana kemampuan menyelamnya sendiri terbatas. Dimana maksimal ia bisa menyelam pada kedalaman 200 meter saja.


Scorpene 1000 memang punya ukuran yang lebih kecil dari sang kakak gan sist, banyak yang bilang jika Scorpene 1000 adalah miniatur dari Scorpene 2000. Meski kecil, ia tetap mumpuni diperairan pantai dan unggul dikedalaman laut. Scorpene 1000 punya bobot 855 ton (di permukaan), dan panjang mencapai 48,8 meter serta diawaki 19 personel.


Memakai mesin diesel elektrik, Scorpene 1000 mampu melaju dengan kecepatan mencapai 15 knots, dapat menjelajah sejauh 5.600 km. Serta mampu menyelam sampai lima hari. Kapal selam ini sudah ditawarkan sejak 2016 di era Pak Kemenhan Ryamizard Ryacudu, namun pengadaan alutsista ini masih dalam proses maju mundur cantik.




Ilustrasi Scorpene 1000.

Sumber


Scorpene generasi baru sudah mengadopsi sistem canggih yakni Fuel Cell AIP. Dengan sistem Fuel Cell AIP yang sudah dibawa, kapal selam ini mampu bertahan diair selama 30 hari. TS akan bahas sedikit soal sistem Fuel Cell AIP gan sist, AIP sendiri singkatan dari Air Independent Propulsion (AIP), yang dapat menambah daya tahan kapal selam untuk menyelam didalam laut.


Fuel Cell AIP pada prinsipnya adalah penggabungan sistem konvensional, yang terdiri dari generator diesel baterai asam timbal dengan sel bahan bakar yang dilengkapi dengan oksigen dan penyimpanan hidrogen. Sistem ini terdiri dari sembilan PEM (membran polimer elektrolit), dimana sel bahan bakar masing-masing membran polimer akan memberikan tenaga antara 30kW sampai dengan 50kW.


Fuel Cell AIP merupakan penemuan mutakhir dari teknologi kapal selam. Mesin ini mampu menghasilkan energi listrik untuk baterai kapal selam, yang didapat dari proses kimiawi paduan oksigen dan hidrogen. Berbeda dengan sistem AIP sebelumnya, cara kerja perangkat ini tidak menimbulkan suara dan tidak menghasilkan gas buang. Kehadiran sistem ini membuka peluang untuk memodernisasi kapal selam konvensional, dimana kemampuannya setara dengan kapal selam nuklir.




Ilustrasi sistem Fuel Cell AIP, cmiiw.

Sumber


Mesin diesel kapal selam konvensional menghasilkan listrik, kemudian listrik akan ditampung di dalam baterai dan menjadi penggerak baling-baling kapal selam ketika menyelam. Masalahnya mesin pembakaran seperti itu hanya bekerja ketika mengisi baterai dan harus berada di permukaan karena membutuhkan udara untuk pembakaran. Kapal selam tanpa sistem Fuel Cell AIP harus sering muncul ke permukaan untuk mengisi ulang baterainya, sementara untuk sistem Fuel Cell AIP sudah dibekali oksigen cair untuk kebutuhan pembakarannya (Koreksinya gan sist).


Ketika sudah menggunakan Fuel Cell AIP, kapal selam tidak harus sering muncul ke permukaan. Kapal dengan Fuel Cell AIP hanya perlu muncul setiap dua atau empat minggu ke permukaan, tergantung rancangannya. Sementara kapal non Fuel Cell AIP biasanya mucul dalam hitungan jam atau bisa setiap 2 atau 3 hari (cmiiw) untuk mengambil oksigen guna mengisi baterainya. Kapal yang sering naik ke permukaan tentu akan lebih mudah dideteksi gan sist, ini salah satu alasan Pak Prabowo naksir berat dengan Scorpene.




Diagram cara kerja Fuel Cell AIP.

Sumber


Meski tergolong kapal selam kecil Scorpene 1000 sudah dibekali sistem SUBTICS (Submarine Tactical Integrated Combat System), dimana sistem ini juga dipakai oleh AL Perancis. Sistem ini memberikan kontrol multi misi mulai dari anti submarine, anti surface area, dan anti land warfare. SUBTICS sendiri juga mendukung proses upgrade karena menggunakan platform modular.


Sisi kendali persenjataannya, SUBTICS mendukung multi launching weapons, long range sensors, tactical data link dan advanced signals. Hal ini tentu akan memudahkan kru dalam pengoperasian kapal selam dalam setiap misinya. Scorpene juga memiliki sistem stealth, yang membuatnya sulit dideteksi, selain itu suara mesinnya juga tidak terlalu berisik.




Ilustrasi SUBTICS.

Sumber




Sistem Persenjataan dan Misi yang Bisa Dijalankan


Untuk sistem persenjataan, Scorpene 1000 dibekali enam tabung peluncur torpedo 533 mm. Ia juga bisa membawa rudal anti kapal SM-39 Exocet. Selain itu Scorpene 1000 juga dilengkapi rudal anti pesawat A3SM dan Survellance UUVS terpasang di kapal selam Scorpone 1000 ini. Scorpene bisa membawa dua penumpang tambahan ditambah tim penyelam berjumlah 6 orang, dapat juga digunakan untuk misi pasukan khusus yang memberikan kemampuan serang sebanding dengan kapal selam yang lebih besar.




Ilustrasi pemasangan torpedo.

Sumber


Kapal selam ini dilengkapi dengan kunci luar dan kunci dalam untuk mendukung misi pasukan amfibi, atau di Indonesia lebih dikenal sebagai Kopaska (Komando Pasukan Katak). Selain itu Scorpene 1000 juga mampu melakukan misi peperangan anti-kapal selam, peperangan anti-permukaan, pengumpulan intelijen, operasi khusus, ofensif mooring tambang, pelacakan rahasia dari kegiatan ilegal, operasi kapal tunggal dan operasi kerja sama dengan kapal lain.


Scorpene 1000 dapat mudah diintegrasikan untuk berkomunikasi dengan kapal lain dari pusat komando. Struktur double hull pada lambungnya memberikan kemampuan manuver yang tinggi termasuk dalam radius putar yang kecil. Untuk kapal selam dengan bobot ringan, kemampuan Scorpene 1000 sudah cukup mumpuni untuk menjaga wilayah pesisir laut Indonesia.




Sistem ToT yang Menggiurkan

Pak Prabowo menerima sistem proposal ToT yang menjanjikan dari DCNS, jika Indonesia mau membeli produk mereka. DCNS bersedia mengupgrade dua kapal selam Indonesia yang sudah uzur, dimana kapal selam tersebut bisa dilengkapi teknologi yang lebih modern. Skema upgrade ini juga dilakukan oleh Polandia, dimana sembari menunggu pesanan kapal selamnya selesai. Kapal selam yang sudah ada akan diupgrade dengan teknologi yang lebih modern.


Sampai saat ini TNI AL, mengoperasikan dua unit kapal selam Type 209/1300, yakni KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402. Ditambah tiga unit kapal selam Changbogo Class (Type 209/1400) buatan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), Korea Selatan. Dimana 3 kapal terbaru sudah tiba tahun 2017 kemarin, saat ini Indonesia memiliki total 5 kapal selam.



Bapak Jokowi meninjau Kapal selam Cakra 401 TNI AL yang sedang overhaull di PT PAL.

Sumber


Padahal idealnya untuk negara kepulauan seperti Indonesia harus mempunyai minimal 12 unit kapal selam, dimana selama ini kita hanya punya 2 unit kapal selam untuk menjaga lautan Indonesia yang super luas. Sungguh kondisi yang kurang bagus untuk sebuah negara kepulauan yang luas.


Selain itu, kita bisa mendapatkan teknologi Fuel Cell AIP dalam ToT nanti, jika benar pihak Kemenhan setuju untuk membeli unit kapal selam ini. Perancis sendiri tidak pelit dalam hal teknologi, dimana mereka tidak keberatan dengan sistem ToT. Tapi mereka juga mematok harga mahal untuk ToT kepada setiap negara pemesan, walau harganya mahal, tapi hal itu sebanding dengan teknologi yang diberikan.





Sumber Ilustrasi


Sebenarnya Pak Prabowo juga mendapat tawaran kapal selam Kilo Class dari Rusia, kapal selam ini bisa menyelam sampai 250 meter dan punya kecepatan yang lebih tinggi. Dengan teknologi yang hampir serupa, tapi kapal selam mereka belum dibekali rudal anti kapal dan Feul Cell AIP kalau dilihat dari spesifikasinya (cmiiw). Namun Rusia sendiri tergolong pelit dalam ToT, mereka agak susah dalam hal berbagi ilmu, meski negara pembeli berani membayar mahal. Belum tentu negara tersebut diberi paket ToT.


Indonesia bisa belajar dari kasus India, dimana India dulu ingin mengadakan tender pembelian kapal selam dan pesawat jet tempur kepada Rusia. Namun pihak Rusia mematok harga terlalu mahal, dan dalam skema ToT mereka tidak berkomitmen serius (bahasa gampangnya sih pelit). Karena hal ini India berpaling ke Perancis, untuk pengadaan kapal selam Scorpene 2000 dan jet tempur Rafale.


India sendiri membeli Scorpene 2000 sebanyak 6 unit seharga US$ 8,1 Milyar. Harga ini sudah termasuk sistem ToT, harganya memang mahal, tapi masih sesuai dengan anggaran belanja alutsista mereka. Sementara Indonesia ditawari 4 unit Kilo Class dari Rusia, jika negosiasi gagal, bukan tidak mungkin Indonesia akan mengikuti jejak India. Amerika suka mengatur-atur sementara Rusia pelit dalam ToT, hal ini membuka celah untuk negara dari benua biru mengembangkan sayapnya dibidang alutsista.




Scorpene milik India.

Sumber


Jika Indonesia setuju membeli 6 unit Scorpene 1000 yang ditawarkan DCNS, negara kita akan menjadi yang kedua di Asia Tenggara sebagai pemakai Scorpene. Dimana Malaysia menjadi negara pertama dikawasan Asia Tenggara yang mengoperasikan Scorpene CM 2000 alias varian dasar yang belum dilengkapi AIP, varian itu diberi nama KD Tun Razak dan KD Tun Abdul Rahman. Beberapa negara yang sudah mengoperasikan Scorpene antara lain Spanyol, Perancis, Malaysia, India, Polandia (sedang proses pembuatan) dan Chile gan sist.


Sistem Fuel Cell AIP tergolong baru gan sist, hanya beberapa negara saja yang bisa membuatnya antara lain: Perancis, Jepang (kerjasama dengan Swedia), China (coba membuat sendiri). Tentu hasil ToT nanti cukup menguntungkan Indonesia, jika Kemenhan meneken kontraknya. Harga kapal selam dengan sistem tenaga AIP paling murah menelan biaya Rp 8,5 Triliun, harga ini lebih murah daripada harus mengembangkan kapal selam nuklir seperti milik AS.


Dimana kapal selam nuklir AS menelan biaya Rp 36 Triliun untuk kelas Virginia, kelas Los Angeles Rp 28 Triliun dan kelas Ohio dengan peluncur rudal balistik mencapai Rp 99 Triliun. Harga ini belum termasuk biaya pengisian bahan bakar nuklir dan perawatan reaktornya, kapal selam dengan Fuel Cell AIP menjadi pilihan paling strategis bagi sebuah negara kepulauan. Dengan daya tahan menyelam yang lumayan lama dan sistem peralatan yang canggih, sudah cukp mumpuni untuk menjaga setiap wilayah pesisir pantai.


Demikian sedikit ulasan kapal selamnya, semoga bisa menambah wawasan buat kita semua. Dan mohon maaf jika masih ada kekurangan dalam menulis spesifikasi kapal selam ini, yang punya info tambahan soal kapal selam ini bisa berkomentar dibawah nanti. Sampai jumpa lagi dan enjoy Kaskus emoticon-Angkat Beer



Jadi Pak Prabowo akan pilih yang mana ?, Kilo Class Rusia atau Scorpene Class Perancis ?


Referensi: 1.2.3.4.5
Ilustrasi: google image

wenet99banggesartien212700
tien212700 dan 52 lainnya memberi reputasi
47
12.4K
191
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan Kepolisian
icon
2.2KThread2.1KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.