malaikatrinduAvatar border
TS
malaikatrindu
Pengalaman 17-an Paling Berkesan Versi Ane: Rebutan Kostum Polisi dengan Anak Dewan


Saat ini, kita sedang berada di bulan Agustus, bulan kemerdekaan bangsa Indonesia, bulan di mana kita sepatutnya bersyukur dan berbangga diri karena menjadi bangsa besar serta merdeka dalam menentukan nasib sendiri. Perjuangan panjang yang telah dilakukan leluhur kita, sepantasnya dihargai dengan mengisi kemerdekaan lewat karya-karya positif.

Mengutip dari berbagai sumber, tema kemerdekaan Indonesia sekarang yang ke-75 adalah "Indonesia Maju". Logo yang dipakai tampak bertuliskan "Bangga Buatan Indonesia" yang menyempurnakan dari tema yang diusung. Tema tersebut mewakili ideologi Indonesia yakni Pancasila sebagai sebuah pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sayangnya, perayaan kemerdekaan tahun ini akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena pandemi. Upacara kemerdekaan akan sedikit banyak membatasi peserta, lomba-lomba Agustusan dan pawai kemungkinan hanya dilakukan di zona tertentu saja. Walau mungkin tak semeriah biasanya, hal tersebut semestinya tak mengurangi kebahagiaan kita dalam menyambut hari kemerdekaan.

Omong-omong soal pawai, ane punya pengalaman tak terlupakan soal itu. Bukan pengalaman patriotik menjadi paskibra atau menyelamatkan bendera yang salah pasang, hanya pengalaman sederhana namun lucu dan tak terlupakan.




Jadi pengalaman tersebut terjadi saat ane masih anak-anak. Dalam rangka memeriahkan kemerdekaan bangsa Indonesia, sekolah dasar ane biasanya akan mengirimkan perwakilan satu dua orang siswa untuk pawai di Kabupaten. Kebetulan waktu itu ane terpilih sebagai salah satu yang mewakili.

Berangkatlah ane ke sebuah tempat dekat alun-alun kabupaten bersama guru untuk pengarahan pemakaian kostum. Biasanya setiap anak memakai kostum dengan profesi tertentu. Waktu itu, ane kekeh ingin kostum polisi. Mau tidak mau, pokoknya harus jadi polisi. Ane sejak kecil memang keras kepala bukan main, kalau sudah ingin A akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkannya. Bisa dibilang terlalu ambisius sejak dini.

Sayangnya, panitia memberi keputusan kalau ane ke bagian kostum pakaian adat Sunda yakni pangsi. Wah, ane yang masih bocah waktu itu langsung nolak mentah-mentah kepada guru pembimbing. Merengek-rengek ingin diganti. Annoyingbanget emang ane.

Karena usaha guru pembimbing yang gagal dalam membujuk ane, akhirnya beliau menghampiri panitia untuk mengutarakan hasrat tak terbantahkan ane yang ingin memakai kostum polisi. Panitia tersebut mengatakan bahwa dia tidak menuruti permintaan ane karena penetapan kostum sudah diputuskan.

Setelah berusaha melobi, akhirnya panitia itu mengajukan penukaran kostum. Akan tetapi, tidak dengan kostum polisi. Usut punya usut, ternyata yang memakai kostum polisi itu adalah anak anggota DPRD kabupaten. Hal tersebut seakan menjadi privilege yang tidak dimiliki rakyat jelata seperti ane. Nepotisme memang merajalela hingga saat ini.

Bingung deh si itu guru ane. Mau ganti ane dengan anak lain tidak bisa karena pawai dilaksanakan besok. Sementara itu, ane sendiri tidak mau memakai kostum selain kostum polisi. Aduh, maaf Ibu Guru dulu ane ngeselin banget.

Akhirnya guru ane melakukan langkah terakhir sebelum mengajak ane untuk mengundurkan diri dari pawai. Beliau membujuk anak anggota DPRD itu untuk bertukar kostum dengan ane. Ngakak si kalau diingat-ingat, soalnya guru ane bilang ke anak itu kalau lebih baik tidak pakai kostum polisi karena berbahaya. Nanti bisa dipukulin sama orang-orang jahat. Mending pakai kostum pakaian adat saja, lebih aman.

Ketakutanlah anak itu. Dia kemudian mengadu ke guru pembimbingnya. Eh, guru ane malah dimarahin sama guru anak itu. Pasti malu banget guru ane waktu itu.

Melihat kondisi itu, akhirnya panitia memperbolehkan ane memakai kostum polisi. Sementara anak anggota dewan itu tetap memakai kostum polisi juga. Jadi, ada dua anak yang memakai kostum dengan profesi sama.

Keesokan harinya, ane riang banget pawa di jalan bersama yang lain dengan mengenakan kostum polisi sambil bawa bendera merah putih yang terbuat dari plastik. Meriah sekali waktu itu karena penyelenggaraannya memang diadakan di pusat kabupaten.

Nah, itulah kenangan 17-an paling paling berkesan versi ane. Mungkin tidak se-wow yang lain. Sederhana sekali. Namun, memori itu tidak bisa dilupakan. Apalagi dengan guru ane yang dibuat jengkel. Sekarang beliau sudah almarhum. Semoga beliau diterima di sisi-Nya.

Salam merdeka, Gansis!

---

Penulis: @malaikatrindu
Referensi: Pengalaman Pribadi
delia.adelAvatar border
Richy211Avatar border
rukminiirawanAvatar border
rukminiirawan dan 3 lainnya memberi reputasi
4
729
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Cinta Indonesiaku
Cinta Indonesiaku
icon
5.3KThread2.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.