triyuki25Avatar border
TS
triyuki25
KEMBALIKAN JARI TELUNJUKKU


Setelah aku membumihanguskan Rasid dari Nusantara ini, pikiranku jadi tidak tenang. Apakah aku telah kelewat batas? Hanya gara-gara aku tidak suka dengan caranya mengeluh di Facebook, aku membuatnya kehilangan nyawa. Tubuhnya pun tidak akan ada yang bisa menemukan. Daging-daging dan tulang rawan yang ada di badannya pun menjadi santapan lezat kucing-kucing peliharaanku.

Sayangnya, ketenangan batinku sekarang jadi taruhan. Saban malam aku seperti diteror. Mulai dari suara tangisan, teriakan dan ketukan di pintu rumah. Pernah juga bayangan-bayangan sekilas yang seperti mengintaiku dari tempat yang tak bisa kulihat.

Aku menduga, arwah Rasid gentayangan. Mungkin dia tidak terima dengan apa yang aku lakukan. Sehingga kini aku diterornya habis-habisan.

Sehingga malam ini, aku tidak bisa tidur sepicing pun. Di dalam kamar aku mendekam di bawah selimut. Menggigil ketakutan ketika lampu tidak bisa dinyalakan. Suara desahan berat mampir di telinga. Lalu kurasakan ranjang bergoyang kencang.

Aku menjerit. Frustasi dan putus asa. Kusibakkan selimut dan berteriak murka di depan sosok yang sekarang mewujud di hadapanku.

"APA YANG KAU INGINKAN, RASID?" teriakku dengan emosi menggelegak. Hantunya Rasid malah terkejut mendengar bentakanku.

"Kenapa pula Uni teriak-teriak? Pekak telingaku
dibuatnya." tanyanya dengan wajah sedih.

"Habis, kau menggangu saja beberapa malam ini. Kalau mati ya mati saja. Pakai acara neror orang segala kau, Rasid!"

"Aku datang bukan tanpa maksud, Uni. Kematianku tidak sempurna tanpa benda yang sekarang ada sama Uni."

"Benda apa?" Aku melotot marah.

"Jangan melotot gitu, dong, Un. Aku jadi takut, nih."

Kuhempaskan napasku ke udara. Berusaha menenangkan gejolak hati. "Ya sudah. Duduk dulu. Perlu Uni ambilkan minum?"

"Mau, Un. Sirup ABD, ya?"

Cling!

"Makasih, Uni. Segar rasanya. Tadi hampir saja copot jantungku mendengar teriakan Uni."

"Halah, kau masih saja mengigau. Arwah penasaran kayak kau ini, mana pula memiliki jantung."

Dia tertawa. "Jadi di mana Uni simpan benda itu?"

"Benda apa, sih?"

"Jari telunjuk aku, Uni."

Hmmm, jadi gara-gara itu dia menerorku. Baiklah, mending aku kembalikan saja dari pada diteror begini.

"Tunggu sebentar."

Aku pun bergegas ke dapur dan membuka kulkas. Di freezer terlihat sepotong jari. Karena sudah beku, terpaksa kucungkil mengambilnya.

"Hati-hati, Uni!"

Aku terlonjak ketika Rasid tiba-tiba sudah ada di belakangku.

"Setan! Kau mengejutkanku saja, Rasid!"

"Aku 'kan memang setan, Uni." Dia menjawab sambil tertawa terpatah-patah.

"Nih, bawa pulang! Dan jangan ganggu aku lagi!"

Matanya berbinar bahagia melihat potongan jari dengan cincin emas 24 karat yang melingkarinya.

Begitu dia menerima cincin tersebut, sosoknya lenyap tak berbekas.

Batal, deh, aku dapat uang banyak!
bukhoriganAvatar border
indrag057Avatar border
aryanti.storyAvatar border
aryanti.story dan 2 lainnya memberi reputasi
3
706
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.