Dengan kasus virus korona yang dikonfirmasi di AS mencapai 5 juta, sejauh ini yang tertinggi dari negara mana pun, kegagalan negara paling kuat di dunia untuk menahan momok telah disambut dengan keheranan dan kekhawatiran di Eropa.
Lebih dari empat bulan setelah wabah berkelanjutan, AS mencapai angka 5 juta, menurut hitungan berjalan yang disimpan oleh Universitas Johns Hopkins. Pejabat kesehatan percaya jumlah sebenarnya mungkin 10 kali lebih tinggi, atau mendekati 50 juta, mengingat batasan pengujian dan fakta bahwa sebanyak 40% dari semua orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala.
Di AS, kasus baru berjalan sekitar 54.000 per hari - jumlah yang sangat tinggi bahkan ketika memperhitungkan populasi negara yang besar. Dan sementara itu turun dari puncak lebih dari 70.000 bulan lalu, kasus meningkat di hampir 20 negara bagian, dan kematian meningkat paling banyak.
Ketika virus pertama kali muncul di Amerika Serikat, Trump dan pendukungnya dengan cepat menganggapnya sebagai "tipuan" atau momok yang akan segera hilang begitu cuaca hangat tiba. Pada satu titik, Trump menyarankan bahwa sinar ultraviolet atau disinfektan suntik akan memberantas virus. (Dia kemudian mengatakan dia sedang bercanda).
Larangan AS pada pelancong yang datang dari UE pada 13 Maret datang terlambat untuk mencegah penularan komunitas yang meluas di Kota New York, menurut laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit federal. Peneliti CDC menganalisis kode genetik sampel virus yang dikumpulkan dari tiga lusin warga New York yang terinfeksi pada awal Maret, dan menemukan bahwa sebagian besar kasus awal virus corona dapat ditelusuri kembali ke Eropa. Ini juga menegaskan apa yang telah dikatakan oleh banyak peneliti: Transmisi komunitas yang meluas sedang berlangsung di New York City pada saat langkah-langkah mitigasi, seperti larangan perjalanan, penutupan sekolah dan perintah tinggal di rumah mulai berlaku.