samsol...
TS
samsol...
Dukung Gerakan Kotak Kosong di Solo, Budayawan: Karena Ada yang Salah
Solo - Munculnya gerakan kotak kosong di Solo, salah satunya digencarkan oleh networker kebudayaan, Halim HD. Menurutnya, ada sistem yang salah dalam demokrasi sehingga Pilkada Solo 2020 berpotensi memunculkan calon tunggal.
Halim mengingatkan bahwa kotak kosong bukanlah main-main. Belajar dari Kota Makassar, kotak kosong bisa menjadi momok bagi peserta calon tunggal.

"Saya setahun lalu aktif di Makassar, saya dukung kotak kosong. Di sana beberapa seniman yang saya kenal ikut menyuarakan itu," kata Halim saat ditemui detikcom di Solo, Jumat (7/8/2020).

"Kebetulan di Makassar itu sukses. Gerakan disebarkan lewat WA. Dan bayangkan, calon yang didukung partai-partai itu kalah dengan kotak kosong," ujar dia.

Halim menilai kemenangan kotak kosong bukanlah tujuan utama. Namun kotak kosong disebut sebagai isyarat bahwa ada sistem demokrasi yang salah di Indonesia.

"Tujuannya bukan kemenangan, tetapi adanya gerakan kotak kosong, golput, itu adalah isyarat bagi elite bahwa harus dibenahi. Harus ada aturan tentang dinasti politik," kata dia.

Saat ini gerakan kotak kosong di Solo, kata Halim, memang masih bersifat spontan. Namun Halim berharap sejumlah aktivis dapat mengorganisasi gerakan agar semakin masif.

"Memang pastinya ada yang spontan. Tapi harapan saya teman-teman itu berapapun jumlahnya bisa terus memberi isyarat demokrasi yang salah," ujar Halim.

Halim yang sempat tinggal beberapa tahun di Amerika Serikat, mengaku belajar banyak dari perpolitikan warga di sana. Bahkan gerakan golput di negeri Paman Sam itu dianggap sudah biasa.

"Di negara demokrasi seperti Amerika saja, gerakan golput itu sudah wajar. Karena mereka melihat itu sebagai bentuk demokrasi juga, sebagai isyarat bahwa ada sistem yang tidak beres. Ya harapannya ke depan Indonesia bisa seperti itu," tutupnya.


https://m.detik.com/news/berita-jawa...a-yang-salah/2

Sebenarnya bukan soal gibran tapi lebih ke partai2nya.
Kebiasaan adanya calon vs kotak kosong ini memang tidak baik.
Partai2 tak lagi di anggap mampu melahirkan kader terbaik mereka di setiap wilayahnya.
Terkesan pula ada monopoli power dan itu menggerus roh demokrasi itu sendiri.emoticon-Cool

Koment terbaik....emoticon-Cool
Quote:


Quote:


Quote:
Diubah oleh samsol... 08-08-2020 03:22
nalaadikara777Skyland999muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan 11 lainnya memberi reputasi
8
3.2K
71
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
668.8KThread39.5KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.