god.romushaAvatar border
TS
god.romusha
Tumben! Australia Bela China soal TikTok
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan tidak ada bukti bahwa aplikasi TikTok buatan perusahaan asal China telah menyalahgunakan data ratusan juta penggunanya.

"Kami telah melihat dengan baik hal ini, dan tidak ada bukti bagi kami untuk menyarankan... bahwa ada penyalahgunaan data orang," katanya dalam pertemuan Forum Keamanan Aspen di Aspen, Colorado pada Selasa (4/8/2020), dikutip dari AFP.

Baca: Breaking! AS-China Bakal Ketemuan, Ada Kejutan?



"Ada banyak hal yang ada di TikTok yang cukup memalukan di depan umum, tapi itu (hanya) semacam perangkat media sosial."

"Tidak ada alasan bagi kita untuk membatasi aplikasi-aplikasi itu pada saat ini. Kita akan tetap mengawasi mereka."

Namun, Morrison meminta warga Australia untuk sadar bahwa aplikasi TikTok dan platform media sosial lainnya, termasuk perusahaan milik Amerika Serikat (AS), menuai banyak sekali informasi tentang pengguna dan pelanggannya.

Baca: Microsoft Caplok TikTok, Siapa yang Untung dan Rugi?



Perbedaannya dengan TikTok, katanya, adalah "bahwa informasi dapat diakses di tingkat negara berdaulat". Ini menjadi sebuah referensi terhadap kewajiban hukum perusahaan China yang akan berbagi data dengan badan intelijen negara jika mereka menginginkannya.

"Tapi saya pikir orang harus mengerti, dan ada semacam proses hati-hati pembeli, tidak ada pada titik ini yang akan menunjukkan kepada kita bahwa kepentingan keamanan telah dikompromikan," paparnya.

Pada Senin (3/8/2020) sebelumnya, Presiden AS

ke perusahaan Amerika atau menutupnya.

Baca: Microsoft Mau Caplok TikTok & 2 Syarat Sulit dari Trump


Di sisi lain, Microsoft sedang dalam pembicaraan dengan ByteDance, dan kesepakatan apa pun, termasuk potensi bisnis TikTok di Australia.

Sebelumnya, duta besar China untuk Amerika Serikat, Cui Tiankai, mengatakan kepada Aspen Security Forum bahwa langkah AS untuk memaksa penjualan TikTok melanggar prinsip pasar bebas.

"Ada semacam intervensi politik, intervensi pemerintah, ke pasar, ada diskriminasi terhadap perusahaan China, dan perusahaan-perusahaan ini hanya perusahaan swasta," katanya.

"Untuk menuduh China tidak memberi perusahaan Amerika bidang permainan yang sama sementara pada saat yang sama, mereka sendiri menyangkal perusahaan China melakukan hal yang sama, ini sangat tidak adil."
0
508
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar Negeri
icon
78.8KThread10.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.