Mnsukra
TS
Mnsukra
Kamu! Hujan Yang Kunantikan

sumber : id.4androidapk.com


Kilang langit-langit mataku tertuju pada imaji indah bersamanya. Peluk erat hangat tubuhnya masih kurindukan.

Seraya hidupku kosong penuh pertanyaan mau ku apakan perasaanku ini. Dia Andre Dwi Putra. Mantanku yang aku sendiri tak tau bagaimana kabarnya. Sudah lima tahun sejak kata-kata itu hangat dalam biduk cinta.

Aku mengenalnya sedari pakaian putih abu-abu, masih melekat wajahnya saat kelas 10. Ia menambakku waktu itu. Kaget ku dibuat olehnya. Peluru pertanyaan “Maukah kamu jadi pacarku?” dengan lembut suara bibirnya, hilang irama kaki dan tangannya, serta sepucuk bunga kuning ia petik di depan kelas 10 TKJ 2 tertuju padaku.

Bunga matahari mekar ditangan Andre membuat hatiku bermekaran setiap detik menatap perlakuannya. Bagaimana tidak? Sejak pertama kali mata licik ku tertuju padanya. Terutama saat MOS berlangsung. Takdir menuntunku untuk selalu mengagumi pria muda itu. Ia datang padaku dengan semilir angin riuh dan petir menyambar. Kaget namanya dipanggil bersama diriku yang saat itu menjadi penampil di acara pentas seni MOS.

“Jreng-ting-jreng-jreng” suara intro gitar Andre mulai mengeras. Kutatap matanya dengan malu-malu. Lalur sedikit nakal lirik mata dan tubuh ku mendekat padanya. “ Ohh, kasih dengarkan suara rintihan hati ini, yang menghujam setiap waktu,” lirik asmara keluar begitu saja dari mulut ketus ku.

Sejak saat itulah diriku, si perempuan biasa-biasa ini mulai menaruh hati pada pria bergitar itu. Pria yang selalu kunantikan ada melewati depan kelasku. Walau hanya sesekali menatap ke arah ku. Walau dia hanya melintas sedetik dua detik saja. Walau lintasannya hanya menuju toilet saja. Tapi itu sudah cukup bagiku.

Ku tak pernah berani untuk mengeluarkan nada-nada panggilan untuknya. Meski badai hati ini terus-terusan menghantam jiwa jombloku. Pernah berpapasan saja sudah buatku senang, melihat wujudnya dari kejauhan pun apalagi.

“ Hooy cewe....” suara teriakan memasuki telingaku. Terdengar satu atau dua kali. Aku menoleh kebelakang. Tanaman pot bunga, lapangan hijau, dan dia, toleh kepalaku sembari memalingkan badanku saat aku mau pulang sekolah. Kulihat ia terperangah sambil berlari dari perpustakaan menuju kearah ku. Hela dan tarikan napasnya masih terdengar.

“ Ratih kan....”

“Iya ... ada apa ya?” dag-dig-dig jantungku jelas itu Andre di dekatku, heran.

“Punya mu bukan?” Ditunjukanlah sebuah buku binder berikut fotoku ada halaman pertamannya.

“Mana sini....” Pura-pura ngecek sambil menarik napas panjang untuk menenangkan diriku agar aku dapat berlama-lama berada didekatnya.

“Oooh ini, ini memang punya ku. Dua hari ini aku cari-cari ini buku. Kamu nemunya di perpustakaan ya? Makasih banget ya Ndre udah balikin ini ke orang yang tepat. Sekali lagi terima kasih banyak ya”

“Iya sama-sama”

“Gue nggak tau dah apa jadinya kalo gak ada lo Ndre yang udah balikin ini buku”

“Aaah santai aja kali....” Ujar Andre dengan garukan kepalanya bersamaan simpul senyumannya. 

Namun, semenjak lulus SMK kami jarang berhubungan. Pernah waktu itu dengan coretan pelangi pilok mewarnai bajuku. Di pinggiran hutan kota Andre memegang erat tanganku dan sengaja membawaku menyepi dari khalayak ramai dari teman-teman lainnya. Rintih pepohonan dan sebuah rumah gubuk kayu lalu ada sebuah bangku terbuat dari potongan pohon mahoni. Kami pu duduk berduaan dengan jarak 30 sentimeter.

“Ratih Ayu Ningsih”

“Iya Andre Dwi Putra....”

“Kita sekarang ini pacaran dan kita udah satu tahunan lebih hingga saat ini. Aku cuma mau bilang ke kamu, tapi kamu jangan marah ya”

“... Iya”

“Aku mencintaimu dengan setulus hati ku, Aku menyukaimu untuk sekian waktu berada disampingmu, tapi hari ini aku ingin kamu...”

“ Ingin kamu pergi jauh, karena ku tak ingin membelenggu dirimu” ucap Andre dengan berat hati.

Mendengar ucapan itu aku bertanya “Mengapa, Ndre, Mengapa?” perasaanku tersedak, hanya heran tak percaya mengapa tiba-tiba ia seperti itu. Padahal hubungan kami baik-baik saja.

“ Percayalah” Tangan Andre membelai pipiku mengusap air mataku dengan sapu tanganya.

“Percayalah apanya” Kesalku tak percaya sambil terisak.

“Percayalah jika langit dan bumi dapat dipersatukan kembali ... melalui hujan” Sambil memeluk erat diriku untuk sebuah salam hangat terakhirnya.

Sejak saat itulah tiada kabar Andre yang kuterima. Wajahnya mulai menghilang dari biasan ingatanku. Tapi tetap saja kejadian-kejadian itu semakin kuat merasuki diriku. Entah apa yang telah ku lalui saat ini diriku tak pernah lepas dari kenangan-kenangan itu. Bintang-bintang selalu setia menemani langit malam. Setiap malam selalu kunantikan hujan untuk mengabari bumi yang panas ini. Panas dengan kerusakan-kerusakan yang manusia lakukan. “Oh tuhan kabarkanlah kepada bumi hujan agar selalu hijau dengan rimbunnya spesies-spesies tumbuhan baru. Yang selalu senantiasa memperbanyak oksigen diudara. Seperti katanya ‘Hujan’ aku menantimu”


Sumber : Cerita Fiktif Karangan TS

Terima kasih sudah baca semoga terhibur ya!









 
anton2019827blunardelia.adel
delia.adel dan 9 lainnya memberi reputasi
10
2.4K
20
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.