elvici
TS
elvici
Alasan Ilmiah Mengapa Kebanyakan Pasangan Kembali Bersatu Setelah Putus
Lebih dari sepertiga pasangan yang berpisah setelah lama hidup bersama mencoba kembali menjalin hubungan. Hal ini memiliki penjelasan ilmiah, dengan pertimbangan dan alasan yang benar, bersatu kembali mungkin bukan ide yang buruk.


Pasangan yang akhirnya berpisah memiliki konflik batin yang rumit.

Kita mungkin merasa gemas melihat bahwa ada pasangan yang sering kali putus, tetapi sesering itu pula kembali bersama. Cukup membuat kita ingin menceramahi mereka agar menghindari siklus aneh itu dengan memilih tetap bersama atau berpisah sama sekali.

Namun, ketidakkonsistenan itu menjadi wajar karena sebuah penelitian menunjukkan bahwa itu disebabkan oleh karena pasangan tersebut ambivalen--merasakan pertentangan tentang putus hubungannya. Perasaan galau antara putus atau tidak, kemudian menjadi putus cinta yang tidak pernah benar-benar putus.


Perasaan ambivalen antara putus atau tidak, kemudian menjadi putus cinta yang tidak pernah benar-benar putus.

Nasihat umum yang kita dengar mengatakan bahwa hal terbaik yang harus dilakukan setelah putus cinta adalah menjauhkan diri dari dia, cintamu. Namun, kenyataan membuktikan bahwa banyak pasangan akan kembali bersama lagi, malah kadang berulang kali. Menurut penelitian yang mengambil sampel pasangan muda-dewasa menikah dan tinggal bersama yang dilakukan oleh Kansas State University, lebih dari sepertiga dari semua pasangan yang putus akan bersatu kembali. Alasan paling populer adalah bahwa mereka pikir pasangannya tersebut mungkin telah berubah.

Menurut serangkaian studi baru yang dimuat pada psikologi sosial dan ilmu kepribadian, menemukan bahwa alasan untuk kembali bersama di antara pasangan muda-dewasa lebih bervariasi. Jawaban berkisar dari optimisme bahwa keadaan mungkin akan berbeda kali ini, keterikatan emosional yang sudah terpupuk dalam hubungan mereka, perasaan tentang tanggung jawab pada anak dalam keluarga, atau ketakutan akan ketidakpastian apa yang akan terjadi selanjutnya tanpa pasangan pascaperpisahan. Dua pertiga responden mengatakan mereka ingin kembali bersama karena keintiman dan ketergantungan yang telah mereka pupuk dan kembangkan bersama pasangan mereka dari waktu ke waktu.

Di sisi lain, beberapa alasan yang dimiliki orang yang memutuskan berpisah antara lain karena jarak emosional yang jauh, pelanggaran kepercayaan, sering cekcok karena berbeda pendapat dan berkelahi, atau perasaan ketidakcocokan umum lainnya. Dan sebanyak 38 persen jawaban —lebih dari sepertiga responden—ingin berpisah dan pergi karena selingkuh. Namun, terlepas dari semua alasan masuk akal ini, setengah dari mereka yang mempertimbangkan untuk pergi masih memiliki perasaan campur aduk tentang keputusan itu, mengingat sekitar 50 persen pasangan yang berpisah akan kembali bersama.

Penelitian ini juga menyimpulkan: perpisahan terasa lebih sulit bagi orang yang 'mencampakkan' daripada yang dicampakkan. Mengapa? Orang yang memulai perpisahan harus berurusan dengan sebagian besar keraguan apakah itu pilihan yang tepat atau tidak.

Dari serangkaian paparan di atas, pertanyaan yang benar-benar penting adalah apakah kembali bersama atau tidak sebenarnya adalah ide yang baik?

Itu tergantung, kata Noelle Nelson, PhD, seorang psikolog hubungan dan penulis buku.
"Selama tidak ada masalah serius seperti perilaku kasar dalam hubungan dan masing-masing pasangan benar-benar peduli satu sama lain, kesempatan kedua pada hubungan bisa berhasil," katanya. “Komunikasi adalah dasar dari hubungan yang baik," lanjutnya lagi.

"Jika kamu mempertimbangkan untuk menjalin hubungan kembali, jujurlah dengan dirimu sendiri. Periksa motif atau motivasimu untuk melakukannya. Jangan kembali bersama karena alasan merasa kesepian. Jangan kembali bersama karena alasan kamu bosan atau takut tidak bisa menemukan orang lain sebagai pengganti."


Jangan jadikan takut kesepian sebagai alasanmu kembali.

Jika kamu akhirnya kembali bersama, pastikan kamu belajar dari kesalahan yang dibuat di periode pertama hubunganmu. Jelas, karena hubunganmu tidak berhasil pada periode pertama, sesuatu harus berubah agar membuatnya bekerja untuk yang kedua kalinya. Kalau tidak, konflik yang sama yang menyebabkan begitu banyak masalah akan muncul kembali. Setiap pasangan harus memahami dan bersedia bekerja sama pada apa pun hal yang menyebabkan putusnya hubungan awal.

Referensi: rujuk | Ilustrasi: Pixabay
Diubah oleh elvici 04-08-2020 16:53
hugomarantien212700NhaBoer
NhaBoer dan 9 lainnya memberi reputasi
10
3K
64
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Wedding & Family
Wedding & Family
icon
8.8KThread9.1KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.