IwanSeptiAvatar border
TS
IwanSepti
Rajin Menanam di Masa Pandemi

Beras merupakan bahan makanan pokok bagi penduduk Indonesia, sehingga ketahanan pangan di Indonesia identik dengan swasembada beras. Indonesia berhasil mencapai swasembada beras pada tahun 1984 namun pada tahun 1993 laju peningkatan produksi beras mulai menurun sedangkan permintaan terus meningkat, sehingga sejak 1994 Indonesia kembali mengimport beras.

Peningkatan produksi beras di Indonesia selama ini diperoleh sebagian besar dari peningkatan hasil padi. Saat ini hasil padi di Indonesia telah tinggi, tertinggi di wilayah tropis. Semakin tinggi tingkat hasil, semakin mendekati potensi hasil varietas, semakin sulit meningkatkan lagi, dan semakin besar resiko yang dihadapi berupa serangan hama dan penyakit serta banjir dan kekeringan akibat cuaca yang ekstrim.

Ditambah lagi saat ini dunia bertarung dengan pandemi yang melanda, ketahana pangan jelas dibutuhkan demi menunjang ketersediaan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. PT Pupuk Indonesia sebagai produsen pupuk menjamin ketersediaan pupuk bagi petani guna bisa terus menanam di masa Pandemi.

[img]https://miro.S E N S O Rmax/1280/1*W6gX_Fn1j9QDBlkR9p0cUg.jpeg[/img]

PT Pupuk Indonesia (Persero) membukukan kinerja konsolidasi positif meskipun di tengah pandemi COVID-19. Sepanjang Januari-Mei 2020, perseroan membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 32,62 triliun.

Adapun pendapatan tersebut setara 43,2 % dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2020 sebesar Rp 75,5 triliun. Capaian pendapatan ini meningkat dibandingkan dengan pendapatan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 30 triliun.

“Kami pun mencatatkan kenaikan laba tahun berjalan tumbuh 11,7 % menjadi Rp 1,6 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp1,43 triliun,” Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat dalam keterangan tertulis, Selasa (21/7/2020).

“Hal ini sesuai dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir yang berulang kali menyampaikan bahwa BUMN mempunyai peranan vital di masa pandemi, baik dari sisi ekonomi maupun pelayanan publik,” imbuhnya.

Melalui para produsen pupuk, yakni Pupuk Kaltim, Petrokimia Gresik, Pusri Palembang, Pupuk Kujang dan Pupuk Iskandar Muda, Pupuk Indonesia tetap fokus menjalankan tugas Public Service Obligation (PSO) dalam mendistribusikan pupuk bersubsidi bagi petani guna menjaga produksi pangan nasional.

Baca Juga: Ketahanan Pangan dan Upaya Menjaga Pertumbuhan Ekonomi

Hingga saat ini, total distribusi pupuk bersubsidi bagi petani penerima subsidi berdasarkan data e-RDKK sebesar 4.762.673 ton atau setara 59,9% dari target RKAP. Sementara, untuk pupuk non PSO sebesar 2.388.367 ton atau setara 52,2% dari target.

“Sepanjang periode Januari-Mei 2020, perseroan juga mencatatkan pertumbuhan volume penjualan pupuk komersil. Penjualan komersil melonjak 47,45% 1,37 juta ton menjadi 2,01 juta ton dibandingkan kurun waktu yang sama di 2019. Secara pendapatan, penjualan pupuk komersil meningkat 38,35% menjadi Rp 7,54 triliun dari Rp 5,45 triliun. Kemudian pendapatan jasa juga meningkat 34,53% menjadi Rp 4,13 triliun dari Rp 3,07 triliun,” imbuhnya.

Dari segi produksi, volume produksi produk pupuk perseroan sepanjang tahun 2020 tercatat mencapai 6.210.818 ton dengan rincian 4.041.093 ton Urea, 1.484.481 ton NPK, 264.864 ton SP-36, 415.820 ton ZA, dan 4.560 ton ZK.

Adapun total produksi tersebut setara 52% dari target RKAP tahun ini yang sebesar 11.949.500 ton. Total ini meningkat 6,92% dibandingkan produksi periode yang sama tahun lalu sebesar 5.809.063 ton.

“Pertumbuhan tersebut didukung oleh para produsen pupuk yang dapat menjaga keandalan pabrik meski di tengah pandemi. Sehingga dapat beroperasi secara optimal dengan rate yang cukup tinggi, dan produksi setiap tahunnya dapat terus meningkat,” pungkasnya.

Lebih lanjut, Aas menjelaskan selain produk pupuk, produksi produk non pupuk juga mengalami pertumbuhan sebesar 8,85%. Tahun ini, volume produksi produk non pupuk tercatat sebesar 3.584.117 ton, sementara periode sama tahun lalu sebesar 3.292.792 ton.

“Capaian positif di tengah pandemi ini berhasil diraih lantaran efektifitas dari respon dan strategi perusahaan dalam menghadapi pandemi. Dimana sejak dini perusahaan telah menjalankan lima prioritas sikap,” ungkapnya.

Pertama, people first yakni mengutamakan keselamatan dan keamanan karyawan dari risiko penularan virus. Kedua, kontinuitas operasional dengan memperketat pengamanan dan penerapan pengaturan operasional pabrik. Ketiga, prioritas menjaga ketahanan pangan dengan menjamin ketersediaan stok pupuk serta menjaga distribusinya tetap lancar hingga sampai ke tangan petani.
“Keempat dan kelima yakni, menjaga keberlangsungan usaha dan mendukung penuh pemerintah serta masyarakat dalam penanggulangan COVID-19,” katanya.

Pupuk Indonesia bersama anggota holdingnya juga mencatat total realisasi penyaluran dana pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang mencapai Rp 29,07 miliar dengan rincian Program Kemitraan untuk UMKM binaan sebesar Rp 17,82 miliar dan Bina Lingkungan sebesar Rp 11,24 miliar.

Selain itu, Pupuk Indonesia Grup aktif dalam membantu masyarakat di tengah pandemi COVID-19 melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Tercatat, sepanjang periode 1 Maret-26 Juni 2020, Perseroan telah menyalurkan CSR sebesar Rp 52,78 miliar. Adapun bantuan yang disalurkan berupa sembako, APD, masker, hand sanitizer, disinfektan, thermo gun dan vitamin.
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
244
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Bisnis
Bisnis
icon
69.8KThread11.4KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.