• Beranda
  • ...
  • Sista
  • Perlukah Memberitahu Anak Jika Orangtua Memiliki Isu Mental Health?

limone.idAvatar border
TS
limone.id
Perlukah Memberitahu Anak Jika Orangtua Memiliki Isu Mental Health?

Foto: www.gettyimages.com

Ini. Topik. Yang. Tidak. Mudah. Bagaimana menjelaskan kepada anak ketika kamu sebagai orangtua memiliki kondisi kesehatan mental tertentu. Hah. Untuk itu, LIMONE menghubungi  Diah Nurayu, M. Psi, PsikologAssociate Psychologist di Aditi Psychological Center. Mari membaca sampai habis artikel ini untuk mengetahui apa yang sebaiknya dilakukan ketika orangtua memiliki kondisi kesehatan mental —dan ingin mengatakannya kepada anak.

Apa yang Bisa Dilakukan Orangtua saat Menyadari Punya Isu Mental Health?


Foto: www.rawpixel.com

“Hal pertama yang dilakukan adalah menemui seseorang yang memang ahli dalam kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater,” saran Diah. “Berkonsultasilah mengenai gejala yang muncul dan bagaimana gejala-gejala tersebut berdampak terhadap aktivitas sehari-hari,” lanjutnya.

Setelahnya? Jangan lupa untuk menanyakan bagaimana penanganannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai bekal. “Misalnya, apakah membutuhkan obat atau beberapa latihan yang digunakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan psikologis,” tegasnya.

Diah menekankan bahwa konsultasi dengan psikolog atau psikiater dan bagaimana penanganannya adalah hal pertama yang dapat dilakukan ketika orangtua menyadari adanya masalah terhadap kesehatan mentalnya. Tujuannya, “agar orangtua yang memiliki masalah dalam kesehatan mental mendapatkan penanganan secara profesional sehingga orangtua tetap dapat menjalani perannya dalam kesehariannya,” terangnya.

Usai dengan langkah pertama itu, selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah berdiskusi dengan orang-orang yang memang perlu mengetahui kondisi kesehatan mental. Sebut saja anggota keluarga, rekan kerja, teman, atau, “orang-orang lainnya yang memang dirasa perlu untuk tahu masalah kesehatan mental ini,” imbuhnya.

Apakah semua orang perlu tahu?

“Hal yang perlu ditekankan adalah orangtua yang memiliki isu kesehatan mental perlu memastikan kembali siapa saja yang memang perlu mendapatkan informasi mengenai kesehatan mental dirinya agar informasi yang diberikan tepat sasaran. Selain itu, pemberian informasi ini juga bertujuan untuk meminta bantuan kepada mereka jika suatu saat orangtua membutuhkan pertolongan,” jelasnya.

Apakah Anak Harus Diberitahu?



Foto: www.gettyimages.com

Memberitahu anak bahwa orangtua memiliki kondisi kesehatan mental tertentu memang sulit, tapi “diperlukan,” kata Diah.

“Walaupun informasi yang akan disampaikan belum tentu informasi yang menyenangkan untuk anak, kejujuran orangtua dalam menyampaikan kondisi kesehatan mentalnya berdampak terhadap kondisi mental anak,” ujarnya.

Jika anak tidak tahu apa yang terjadi dengan orangtuanya, ini akan menimbulkan banyak pertanyaan di benaknya.

“Mengapa ada hal-hal yang tidak biasanya orangtua lakukan, seperti selalu mengonsumsi obat, sering pergi menemui dokter, dan lainnya. Ini membuat anak bertanya-tanya dan mungkin saja bingung dengan situasi ini. Hal ini membuat pemberian informasi secara jujur kepada anak dapat membantunya memahami situasi yang terjadi di sekitarnya. Tentunya, pemberian informasi ini disesuaikan dengan kondisi anak,” tekannya.

Lebih lanjut, Diah menerangkan bahwa anak, pada dasarnya, bisa mengetahui bahwa orangtuanya memiliki suatu kondisi yang berat. Entah itu dalam bentuk masalah kesehatan mental atau pernyakit terminal illness.

“Dia akan merasakan adanya sesuatu yang tidak biasa, berdasarkan perubahan perilaku orangtuanya yang mungkin tidak pernah dilakukan sebelumnya. Anak yang dekat dengan orangtuanya secara fisik dan emosional akan lebih sering mengamati perilaku dan mengetahui kebiasaan orangtuanya. Dari hasil pengamatannya tersebut, anak pun akan menyadari bahwa perilaku yang ditampilkan oleh orangtuanya tidak seperti biasanya,” paparnya.

Bagaimana Cara Memberitahu Anak bahwa Orangtua Memiliki Masalah Kesehatan Mental?



Foto: www.gettyimages.com

Ini prinsip utama saat ingin memberitahu anak tentang kondisi kesehatan mentalmu. “Lakukan saat sober,” tegas Diah, “agar orangtua dapat memberikan informasi kepada anak secara menyeluruh hingga anak dapat memahami informasi yang diberikan,” lanjutnya.

Jika kamu butuh bantuan atau ‘kisi-kisi’ yang perlu diperhatikan saat menyampaikan kondisi kesehatan mental, panduan sederhana ini mungkin bisa membantu.

Berikan informasi sesuai tahap perkembangan anak

Pemahaman anak mengenai penyakit akan berbeda seiring  bertambahnya usia. Namun, untuk anak yang memiliki usia lebih muda (sekitar di bawah dua belas tahun), orangtua perlu bersabar dalam menyampaikan informasi dikarenakan keterbatasan pengetahuan anak mengenai penyakit.









“Oleh karenanya, orangtua perlu memberikan kesempatan untuk anak bertanya lebih jauh mengenai masalah kesehatan mental dan orangtua juga menyediakan jawaban untuk setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh anak,” paparnya.

Lebih fleksibel dalam membuka pembicaraan kepada anak

Orangtua perlu memperhatikan kenyamanan anak, seperti tempat yang nyaman atau aktivitas yang nyaman bagi anak dalam membuka percakapan. “Apabila anak merasa tidak nyaman dengan pembicaraan secara tatap muka, orangtua dapat meminta anak untuk menuliskannya dalam bentuk surat tentang apa yang anak ingin tanyakan. Kemudian, orangtua juga membalas surat anak sebagai bentuk jawaban dari pertanyaan anak,” sarannya.

Dengarkan anak

Ketika anak mulai bertanya atau mengutarakan kecemasannya isu kesehatan ini, maka orangtua juga perlu hadir dan mendengarkan apa yang anak utarakan dengan penuh seksama.

“Cobalah untuk mendengar secara aktif, memahami lebih dalam apa yang anak takutkan dan khawatirkan saat anak bercerita—dan menerima emosi atau reaksi yang muncul pada anak. Setelah anak merasa lebih tenang, berikan penjelasan secara konkret berdasarkan fakta mengenai masalah kesehatan mental dengan bahasa yang disesuaikan dengan kemampuan anak,” anjurnya.

Yakinkan anak

Diah menambahkan bahwa orangtua perlu meyakinkan anak bahwa mereka sedang melakukan yang terbaik sebagai upaya penyembuhan dengan menunjukkan komitmen untuk berobat secara rutin. “Ini tentunya dapat mengurangi kecemasan anak terhadap kondisi orangtuanya,” ujarnya.

Bagaimana Membantu Anak agar Tetap Bertumbuh dengan Baik dalam Situasi Ini?


Foto: www.gettyimages.com

Diah mengingatkan bahwa orangtua yang memiliki isu kesehatan perlu mempertimbangkan kembali kemampuannya dalam mengasuh dan mendidik anak; apakah cukup mampu untuk melakukannya sendirian atau membutuhkan orang lain.

Pasalnya, “masalah kesehatan mental yang dialami oleh orangtua bisa saja menghambat keberfungsiannya sehari-hari sehingga pertolongan dari orang lain akan membantu peran orangtua yang mungkin terhambat akibat adanya isu kesehatan mental,” jelasnya.

“Namun, orangtua perlu menyepakati terlebih dahulu soal pengasuhan ini sebelumnya agar perkembangan anak tidak terganggu oleh kondisi orangtuanya,” tegasnya. 

Berhubung ini merupakan sesuatu yang krusial, pengambilan keputusan ini perlu dilakukan dengan seksama dan penuh pertimbangan, jelas Diah. 

“Jika orangtua atau salah satunya merasa masih sanggup mengasuh anak dengan baik, orangtua cukup meminta bantuan kepada seseorang yang dipercaya untuk membantunya dalam mengasuh anak,” tambahnya. 

Menurutnya, adanya pengasuh tambahan dapat meringankan beban orangtua yang sedang menjalani pengobatan sehingga orangtua dapat lebih fokus untuk proses penyembuhan. 

“Akan tetapi, jika orangtua merasa sulit untuk mengasuh anak akibat masalah kesehatan mental yang cukup parah dan memerlukan perawatan yang intensif, orangtua sebaiknya menitipkan sementara anak mereka pada sosok yang memang dipercaya dapat mengasuh anak dengan baik,” sarannya. 

Lebih baik lagi, jika orang yang dititipi adalah sosok yang memang mengenal dengan baik orangtua dan juga anak, “sehingga anak tetap merasa nyaman,” anjurnya. 

Oh, satu pertanyaan: perlukah anak juga melakukan konseling atau terapi? 

“Konseling atau terapi dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak,” jawabnya. 

Dia menjelaskan bahwa beberapa anak mungkin mengalami keterkejutan, kecemasan yang berlebihan, dan mengalami penurunan keberfungsian setelah mendengarkan informasi mengenai kondisi kesehatan mental orangtuanya. 

Jika hal ini terjadi, maka “anak butuh bantuan profesional dari psikolog untuk dapat mencerna situasi yang terjadi di sekeliling dirinya. Ini akan membantunya secara perlahan menerima kondisi di sekitarnya dan menemukan strategi yang sesuai agar kecemasannya mereda,” tandasnya. 



kudanil.laAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan kudanil.la memberi reputasi
2
319
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sista
Sista
icon
3.9KThread7.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.