Frasa yang menggentarkan, simbol perlawanan kaum buruh dan kelompok terpinggirkan ketika menyampaikan suara mereka.

Tetapi kali ini bukan mengulas tentang retorika dalam perlawanan kaum marjinal terhadap kelompok status quo yang menyebabkan Wiji Thukul lenyap tanpa diketahui nasibnya (1998). Dengan semangat yang sama ane berusaha melawan penyakit yang sejak bujangan diderita.


Sekitar umur 26 atau 27 tahun ane bermimpi jogging, tiba-tiba merasa terperosok ke dalam selokan kecil, seketika terbangun dan merasakan sedikit nyeri di bagian pergelangan kaki kanan seperti keseleo. Mimpi menjadi nyata? Atau kenyataan merupa mimpi?

Ane segera bangkit, mandi, dan bersiap-siap berangkat kerja seperti biasa. Keseleo di pergelangan kaki terasa tetapi masih bisa menekan pedal gas dan menginjak rem mobil saat tiba di kantor. Menjelang jam sepuluh pagi, sepatu dilepas karena terasa menyempit.Ternyata pergelangan kaki kanan membengkak, tidak bisa menapaki lantai secara sempurna dan sangat nyeri. Keseleo dalam mimpi menjadi kenyataan.

Ane diijinkan pulang cepat mengingat kondisi tidak memungkinkan untuk bekerja normal. Rekan kantor mengantar ke tempat kos, karena ane sudah tidak bisa menginjak pedal gas apalagi pedal rem. Sore hari ane diantar ke klinik. Oleh dokter divonis menderita penyakit asam urat.



Rasanya? Radang dan pembengkakan di sendi pergelangan kaki terasa nyeri yang menyebabkan sakit luar biasa ketika menyentuh lantai, sehingga hanya bisa berjalan dengan satu kaki. Saat tidur, untuk berputar badan rasa nyeri akan menyiksa. Seperti "pelumas" dalam sendi yang mengkristal sehingga menggesek dinding sendi secara kasar. Ibarat ball joint mobil yang terisi pasir menyebabkan pelor/bola besi beradu secara kasar dengan dinding pelindungnya.




Awalnya penyakit ini jarang terjadi, hanya menyerang setahun sekali kemudian enam bulan sekali dan semakin bertambahnya usia --seingat ane empat puluhan-- bisa setiap bulan. Apalagi dipicu cuaca sangat lembab (akibat mendung berat terus menerus, misalnya), makanan mengandung purin, dan beban pikiran.Ketika serangan penyakit asam urat mulai sering, ane berkonsultasi dengan dokter langganan bapak ane. Dokter menyarankan beberapa hal bagi pengidap penyakit asam urat, sebagai berikut.



Untuk itu dokter juga memberikan resep yang terdiri dari, obat penahan nyeri, obat anti inflamasi (radang), obat penurun purin dalam darah dan vitamin.Memperhatikan pantangan di atas, maka asupan yang bisa ane makan tinggal: kentang, wortel, ayam tanpa lemak, sebagian ikan laut dan tawar, serta buah-buahan. Tahu tempe termasuk pantangan, karena berasal dari kacang kedelai.

Bertahun-tahun ane menjalani pola makan berpantang sesuai anjuran dokter. Juga mengonsumsi obat-obatan, karena setiap bulan penyakit ini kambuh. Makanan yang dipantang merupakan impian.

Sampai ketika sering di lapangan yang makan sedapatnya dan seadanya. Makanan pantangan mulai dilanggar, makan gado-gado (sayur hijau, putih dan kacang-kacangan), kadang sate dan gule kambing, kadang makan rendang dan udang di rumah makan Padang, dan seterusnya. Ajaib! Penyakit asam urat jarang kambuh.

Mengapa bisa begitu?

Sebagai orang yang sering di lapangan, makan bisa sembarangan alias senemunya. Ketemu warung nasi Padang, ya makan. Ketemu warung nasi Ampera, ya makan. Ketemu sate dan sop kambing Hadori di Stasiun Bandung, ya makan. Pokoknya pantangan makan sudah dilanggar.
Hampir semua makanan dikonsumsi, kecuali jerohan hewan, dan seafood yang sangat tinggi kandungan purin seperti kepiting, lobster dan semacamnya. Namun makanan seperti sayuran hijau, putih, daging merah, kacang-kacangan dimakan dalam jumlah secukupnya dan tidak berlebihan.

Tidak semua dihantam kromo, makan secukupnya asal perut terisi. Terbukti sampai sekarang penyakit asam urat tidak kambuh lagi.

Dengan demikian, menurut pengalaman ane, "melawan" pantangan makan dengan mengenyampingkan pikiran bersalah tentang pengaruh makanan terhadap penyakit asam urat. Ini adalah perlawana dengan sugesti positif, sepanjang tidak berlebihan mengonsumsi makanan.



Semoga bermanfaat.

Sumber rujukan: halodoc.com