unievejvongsaAvatar border
TS
unievejvongsa
Rumah Berhantu


Gak kerasa, udah mau dua tahun aja ngontrak di rumah yang gue tempatin ini. Terima kasih sudah menjadi saksi bisu suka duka kami sejak awal meniti usaha, rumah!


Awal datang, masih inget dulu gue ngambek sama laki karena milih rumah ini. Namun, alesannya cukup dimengerti, karena rumah ini yang paling deket ke lapak jualan, terus harga sewanya juga murah, bisa bulanan dulu, pula. 


Secara, duit sisa modal jualan beli ini-itu minim. Namun, keadaan rumahnya itu ... Bulu roma--tanpa irama--langsung meremang saat nyampe. Halaman sekelilingnya luas, rimbun dengan pohon mangga hingga daun-daun kering berserakan banyak banget sampai ke teras. Semua pintu dan jendela pake teralis besi, mungkin karena rumahnya di ujung, jadi sebagai antisipasi  pencurian. Namun, menghadirkan kesan serem, gitu.


Masuk ke dalem, suasana lebih serem. Pertama, terlalu luas untuk ditempati berdua. Terdiri dari; ruang tamu, ruang tengah, tiga kamar tidur, kamar mandi yang luas, tapi masih bersih seperti baru dengan bak air yang sangat besar. Dapurnya yang paling luas. Suasananya temaram dan sarang laba-laba bnyak banget di seluruh langit-langit. 


Butuh waktu seharian beres-beres dan bersih-bersih. Kayaknya udah lama banget kosong.


Malam pertama, suasana bener-bener mencekam. Angin berembus kenceng banget, menguarkan udara dingin menusuk tulang. Setelah solat isya dan ngaji, gue ama laki tidur merepet ke dinding. 


Iya, laki gue ikutan ciut. Vangke! Suara bergedebug keras bersahutan dari arah dapur dan kamar yang kita jadiin gudang. Awalnya berusaha mikir positif, mungkin tikus. Namun, terbantahkan saat suara orang mandi bergejebur dari kamar mandi disusul suara tawa cekikikan serta ... pintu kamar digedor keras berkali-kali!


Esok subuhnya, air sebak abis, lantai kamar mandi basah. Ada beberapa helai rambut yang sangat panjang saat gue nyapu pagi. Jelas bukan rambut gue, karena rambut gue cuma sebahu. Ya Allah ... makin ngeri dah rasanya. Kalau rambut penghuni sebelumnya juga gak mungkin, wong kemarennya udah disapuin dan dipel berkali-kali, gak ada, tuh nemu rambut.


Pas ke warung, sesebapak yang lagi ngopi liat gue dari atas ke bawah. Gue bikin pake bahasa Indonesia, ya, biar gosah translate. Aslinya pake bahasa Jawa.


"Anak siapa kamu, Neng? Kayak baru liat," katanya, kemudian menyeruput kopi di hadapan.


"Saya emang bukan orang sini, Pak. Aslinya dari Tasik, besok mulai jualan es buah rumput laut di toang sana," jawab gue sopan.


Si Bapak manggut-manggut. "Di sini, ngontrak?"


"Iya, di rumah ujung sana," sahut gue sambil nunjuk arah pulang.


Air muka si Bapak seketika berubah, gaes. Ibu warung juga. Mereka pandang-pandangan.


"Beranian. Sama anak suami?" 


"Emh, sama suami, Pak. Belum punya anak saya. Emang kenapa, Pak?" Perasaan gue mulai gak enak.


"Gak pernah ada yang betah di sana mah," katanya sambil menandaskan kopinya yang tinggal setengah.


"Iya, kenapa?" Gue mulai gak sabar.


Si Bapak menghela napas dan mulai bercerita ....


Bersambung, ya, banyak keanehan yang gue temuin. Beberapa kali juga pernah nemu penampakannya. Bahkan, terakhir sempet ada kefoto penampakannya.
agusn6778Avatar border
putrateratai.7Avatar border
meydiariandiAvatar border
meydiariandi dan 4 lainnya memberi reputasi
5
2.4K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
Buku
icon
7.7KThread4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.